67...

10.1K 1.9K 107
                                    


Raivia terbangun saat merasakan sesuatu yang manis terasa dibibirnya mengalir ke tenggorokannya.
Raivia membuka matanya yang terasa begitu lelah.

"Kau akhirnya bangun juga"

Raivia langsung membuka lebar matanya saat melihat raja sedang menatapnya sambil tersenyum dan memegang buah Ara di tangannya.

Pertama Raivia terdiam sambil berfikir dan disaat itu juga otaknya bergerak cepat seperti putaran film sekejap. Ia langsung tersadar sepenuhnya menarik selimut tinggi dan berusaha duduk.

"Ada apa kau tidak menyukainya?"
Tanya Xavier yang keheranan, saat itu raja sedang duduk dipinggir ranjang dan cukup dekat dengannya.

Sesungguhnya ia tidak bisa berkonsentrasi sekarang, apa yang terjadi ia ingat dengan sadar, mengapa ia bisa melakukannya?
Ini benar-benar perasaan yang aneh, ketika bangun di pagi hari kau langsung menatap laki-laki yang tersenyum kearahmu setelah yang terjadi semalam.
Raivia terdiam layaknya orang gila.

Ia menelan Saliva dan bisa merasakan rasa manis dari buah Ara masih terasa di lidahnya.
Ia mengulum bibir sambil memejamkan mata dan selama itu juga raja masih memperhatikan dirinya penasaran.

Bibirnya? Apa yang sudah ia lakukan dengan bibir itu. Raja mencium nya saat malam dan semuanya sudah di luar kendali setelahnya.
Tubuhnya terasa luluh lantak, terasa nyeri di sekitar dua pahanya. Ia tidak akan mengingatkan tentang hal gila yang telah terjadi.

"Kau baik-baik saja?"
Raivia mengangguk dengan wajahnya yang tertunduk.

"Lalu kenapa kau hanya diam saja dari tadi?"
Raja tidak akan mengerti yang Raivia rasakan sebagai seorang wanita yang belum pernah mengenal pria, ini seperti level teratas dan ini membuat dirinya sedikit terkejut.

Raja lantas berusaha menatap Raivia yang masih tertunduk. Tetapi ia tak berhasil.

"Ayo aku bantu kau membersihkan diri"
Raja sudah mengambil ancang-ancang untuk menggendong Raivia.

Raivia menahan tangan raja dan bergeser sedikit menghindar.

"Mengendongmu, aku tau kau pasti kesulitan berjalan setengah ini"
Ucapan raja yang tanpa batas membuat matanya membelalak dan di saat itu wajahnya menjadi memerah.

Dengan mudahnya raja mengatakan itu tanpa memikirkan efek dari ucapannya.

"Hey mengapa wajahmu jadi merah? Kau yakin baik-baik saja"
Tanya raja lagi kemudian hendak mendekat untuk memeriksa kesehatan istrinya.

"Yang Mulia tolong berikan aku waktu"
Tetapi Raivia malah melemparkan bantal di sekitarnya, beruntung saja raja hebat dalam menghindar sehingga ia tidak terkena bantal tersebut.

"Kau mengusirku?!"

Bugh, suara bantal mengenai tepat di wajah raja membuatnya langsung terdiam seketika.

"Tolong keluarlah!"

Raja tidak bisa mempercayai ini, harusnya setelah malam mereka yang panas dan menyenangkan itu Raivia bersikap baik padanya. Lantas mengapa Raivia bersikap sebaliknya? Apakah yang ia lakukan payah?

"White kau katakan saja jik-"

"Yang Mulia tolonglah! Tolong keluarlah sekarang"

Baiklah batin raja keluar dengan kesal. Ia masih sempat melirik Raivia penasaran tetapi keluar dengan keadaan kebingungan.

Sedangkan Raivia akhirnya bisa bernafas lega. Ia tak bisa menghentikan debaran kencang jantungnya, terus berdegup kencang di keadaan tadi. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menghadapinya.
Tetapi Xavier telah keterlaluan dengan membuat dirinya malu setiap detiknya.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang