Besoknya seluruh negeri langsung heboh dengan pemberitaan tersebut. Mereka sudah saling menerka-neraka jawaban apa yang benar.
Dan setiap orang sudah memegang jawaban mereka masing-masing untuk dikirim ke raja dan tak lupa juga nama mereka tertulis di sana.
Mereka tergoda oleh hadiah yang tidak main main di balik pertanyaan raja.
Dan hari itu juga sudah banyak surat Jawaban yang terkirim dan hanya raja, Franco serta Ecxel saja yang membuka surat surat tersebut untuk menentukan benar atau salah jawabannya.Sebanyak itu juga belum ada jawaban yang benar, jawaban yang diharap-harap oleh yang mulia. Bahkan jika raja tidak membocorkan jawaban tersebut, Franco tidak akan mengetahuinya.
Hanya Ecxel satu satunya orang yang tahu jawabannya sebelum raja memberitahu. Tidak di ragukan lagi kepandaian Ecxel, meskipun ia seorang yang terlihat begitu misterius dan kaku dihadapan banyak orang.
Para pelayan pun masih di hebohkan oleh sayembara meskipun hal itu tak serta-merta membuat Raivia berhenti menjadi bahan omongan.
Sejak tadi pagi masih ada saja beberapa orang yang menertawai dirinya karena gaunnya yang kotor serta pipinya yang di penuhi abu dari tungku setelah Raivia berada sepanjang malam di depan perapian.
Raivia hanya terus berusaha mengabaikan.
"Semua orang menertawakan dirimu."
Ellen datang dan mengelap wajah Raivia yang kotor."Aku tau"
"Sayembara itu, kau menjawab apa?"
"Aku mendengar para wanita heboh membicarakannya, memang apa isi sayembara itu"
Ellen menepuk jidatnya, ternyata ada salah satu orang yang tidak ikut heboh.
Seseorang memanggil Ellen menandakan ia harus pergi.
"Akan ku beritahu nanti, aku akan pergi dulu mengambil lobak di pasar. Sampai nanti"
Ellen pergi secepat angin. Menjadikan Raivia penasaran dengan pertanyaan tersebut.Raivia bergegas mengerjakan pekerjaan nya.
"Kau, kemari"
Nyonya Marie memanggil dirinya.
"Petik Rosemary di rumah kaca sekarang""Tapi itu bukan tugasku hari ini"
"Apa kau ingin membantah?!"
Raivia menggeleng dan dengan cepat mengambil keranjang untuk wadah Rosemary.
"Tunggu, bawa piring itu dan berikan pada pelayan yang menata ruang makan."
Ada satu lusin piring besar yang cukup berat yang harus angkat menuju ruang makan. Saat ini Raivia memang berjalan sebagaimana manusia bukan empat cakar kecil serigala. Tetapi ia tetap merasa sedikit ngos-ngosan karena piring yang ia bawa cukup berat.
Lorong-lorong terlihat begitu sepi. Mungkin pada pelayan sedang mengurusi hal lain di dapur.
Dan kemudian saat ia berbelok ia menatap sesuatu yang mengejutkan hati.
Xavier berada lima meter darinya berjalan terburu-buru bersama Franco.
Jantungnya langsung berdebar terkejut sehingga ia menjatuhkan seluruh piring di tangannya. Raivia mati rasa, ia membeku dengan mata yang terbelalak.
Dan piring yang jatuh langsung menjadi perhatian raja. Nafasnya tak beraturan matanya memerah dan berkaca.
Kemudian di saat menegangkan itu datang Xavier berhenti tepat di depannya.Mereka saling bertatapan dan dengan cepat Raivia berlutut.
Ia masih tidak bisa mengatakan apapun.
Keberadaan raja masih membuatnya tidak bisa berkutik. Jantungnya sekarang tidak terkontrol sehingga membuat dirinya sesak nafas."Apa yang kau lakukan, bekerjalah dengan benar"
Ucap Franco sedangkan Xavier masih menatapnya.Raivia menunduk dalam, tubuhnya terlihat bergetar.
"Kenapa mereka mempekerjakan orang bodoh ini"
Hanya itu yang di ucapkan Xavier lalu melanjutkan langkahnya.Raivia, masih bergeming di tempat. Ketakutan dan keterkejutan masih menguasainya.
Karena hal itu Raivia bahkan tak sadar kedua telapak tangannya terluka akibat menekan pecahan kaca di lantai.Ia mengangkat tangannya dengan begitu bergetar.
Dan benda hangat mengalir tanpa bisa ia tahan.'Takut, aku sangat takut'
Suaranya dalam hati..
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Wolf
FantasySeorang wanita yang meninggal dan hidup lagi dalam sosok yang lain serigala itu bernama Raivia. Hidup menjadi hewan bersama seorang raja sangat lah sulit terutama sang raja sangat lah berjiwa rumit juga kejam dan tidak memiliki rasa toleransi. Akank...