56:sebuah kabar

10.1K 1.9K 154
                                    

Di pondok hutan ajaib, Luke sudah tersibukkan dengan ulah Ailu yang mengacak-acak seluruh bahan dapur bahkan panda merah kecil itu terlihat kotor karena tepung juga sisa buah buahan yang mengotori mulut tangan hingga perutnya.

Ma Dryad hanya tersenyum melihat kabar ini. Hanya sehari setelah raja di kabari tentang pernikahan berita telah tersebar ke seluruh penjuru.

"Raja mengerikan itu akhirnya akan menikah?"
Kata Luke setelah melihat dari buku catatan ajaib ditangan Ma Dryad.

"Raja juga manusia Luke, setiap manusia memiliki jodohnya masih-masing apakah kau terkejut?"
Balas Ma Dryad dengan ucapan lembut yang bernada.

"Tidak aku hanya ingin tau kabar tentang Raivia, apakah dia baik-baik saja. Apa kau hanya akan diam setelah para hyena itu menyerang? Aku tidak tahu kau begitu tega membiarkan Raivia dalam kesulitan"

Luke teriak dengan menggemaskan tanpa ia sadari akan air mata yang jatuh dan Ailu di gendongannya berusaha menggapai wajah Luke untuk menghapus air mata tersebut, tetapi tidak dengan ingusnya.

"Oh Luke sayang, Yang mulia Raja telah mengurusnya untuk apa aku khawatir"

"Apa!" Luke berhenti teriak sambil menatap kebingungan.

"Apakah Raja mengerikan itu menyukai Raivia?"

"Aku bukan peramal Luke sayang. Hanya Raja yang tau akan hal itu"

Ma Dryad berjalan ke arah jendela pondok yang terbuka luas. Menatap indahnya pagi ini dan sejuknya suasana hutan.

"Sesuatu yang baik pasti akan datang. Karena bagaimanapun cara manusia berusaha menutup arah takdir. Takdir tetap akan menemukan kemana jalannya mengalir"

"Sebenarnya aku tidak mengerti ucapan mu Ma Dryad. Apakah aku tidak bisa ke sana dan membantu Raivia. Ya kau tau menjadi pahlawan yang sesungguhnya"

Luke menekuk tangganya sambil melihat otot lengan di gumpalan bulunya, atau ia salah melihat jika itu hanya sekumpulan lemak. Ailu ikut menekuk tangannya sambil mengeluarkan giginya berusaha tampil kuat seperti Luke.

"Lihat bahkan Ailu menginginkannya juga"

Ma Dryad tertawa renyah, dua gumpalan bulu yang menggemaskan. Bukankah jika sampai di sana mereka yang harusnya di lindungi?

"Oh sayang, jangan berusaha terlalu keras untuk itu. Akan ada waktunya nanti"

Luke semakin menatap lengannya, ia harus siap untuk itu. Menyiapkan sebuah tenaga kecil dan lengan yang di penuhi lemak dan bulu.

.   .   .

Imelda berlari saat melihat Raivia sedang menyiram tanaman, ia langsung memeluk erat tubuh nya dan itu membuat Ellen keheranan.

"Kau benar, ucapan mu benar terimakasih Raivia"
Kata Imelda sambil memeluk Raivia.
Raivia hanya ikut tersenyum tak ia sangka ucapnya adalah do'a yang di kabulkan.

Imelda lantas pergi setelahnya. Ia terlihat begitu ceria seperti seorang gadis kecil yang mendapatkan sebuah permen.

"Ada yang ku lihat ini benar? Seorang bangsawan seperti nya memeluk mu. Dia baru saja memelukmuuu! Apa yang terjadi?"

Raivia hanya terkekeh geli melihat ekspresi dari Ellen
"Mungkin ia terlalu senang dengan pernikahan yang akan ia jalani bersama Raja"

Raivia terkejut saat mendengar kabar tersebut awalnya, akhirnya seorang raja kejam menemukan wanita yang akan ia kasihi. Itu pikir Raivia, terlepas dari hal tersebut ia harus menemui raja setelah ini.

"Akan ku percayai ucapan mu meskipun itu aneh"

Raivia mengangguk setuju akan hal tersebut.

Tidak ada yang pernah bicara soal indahnya waktu siang. Waktu dimana seluruh tempat terlihat begitu cerah dengan sinar sang raja api begitu menyapa lembut.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang