Pagi hari sebelum seember air di jatuhkan lagi padanya, Raivia sudah membuka mata. Ia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi dan untuk itu ia bangun lebih awal untuk memberi makan ternak bersama dua pelayan.Ia akan mengkonfirmasi jika dirinya sekarang adalah pelayan kerajaan, dan demi cepat keluar dari tempat tersebut ia harus bekerja lebih giat agar tak ada satupun hal yang menjadi batu besar dalam perjalanannya mematahkan kutukan.
Pelayan yang lain tetap menatapnya sebelah mata, masih saja sering membicarakan jelek tentang dirinya. Menjadikan dirinya sebagai bahan pembicaraan disela-sela pekerjaan yang melelahkan.
Tak apa batin Raivia, entah mengapa ia bisa bersifat senaif dan sebodoh ini. Tapi ia tidak akan mungkin melawan mereka yang banyak itu. Jadi diam terkadang pembalasan terbaik untuk mereka.
Selama ia berada di sini, Raivia belum melihat batang hidung dari raja. Itu hal baik semakin ia jauh dari raja semakin beruntung nasibnya.
"Dia sangat beruntung bukan?"
"Nona Louise bukan hanya cantik ia juga pintar, bagaimana mungkin raja tidak menyukainya"
Beberapa pelayan yang sedang memberi makan ayam berdiri saling bersebelahan sambil membicarakan tentang raja.
Raivia hanya terdiam saat mendengar nya. Saat mendengar sesuatu hal yang bersangkutan dengan raja, yang ia rasakan hanya rasa sakit.
Setelah dengan polosnya ia berfikir raja akan menjadi pelindung dirinya, meskipun sebagai hewan peliharaan hatinya tetap terasa sedikit sakit. Raja bisa melukai hewan lemah seperti dirinya walaupun bukan dengan kedua tangan nya.
Lantas bagaimana dengan mereka yang berwujud manusia? Apakah jika mereka melakukan kesalahan akan lebih buruk nanti?
Raivia menggeleng, ia tidak boleh berfikir tentang raja itu malah akan membuat hidupnya semakin sulit.
Entah memang benar atau perasaannya saja nama raja bisa membawa kesialan untuk dirinya.
Ketika waktu makan siang datang Raivia berusaha mengantri paling belakang hanya untuk semangkuk bubur gandum dan sepotong roti.
Menghindari orang-orang yang akan membicarakan dirinya adalah alasannya dan yang ia dapatkan hanya sedikit dari bubur tanpa roti.Nyonya Amy menatap dirinya tajam sambil berkacak pinggang. Raivia hanya menatap mangkuk berisi setengah bubur.
"Apa hanya ini yang tersisa?"
Kata Raivia takut takut."Kenapa, apa kau tidak mau?"
'Tidak, tidak terimakasih aku menginginkannya"
Raivia lalu berbalik badan pergi untuk menikmati makanannya di salah satu sudut ruang.
Saat dapur sudah sepi Raivia masih harus bertugas untuk membersihkan seluruh mangkuk dan meja yang kotor.
Ia hanya menghela nafas lelah.
Dan membatin sedikit jika yang akan dia kerjakan pasti membutuhkan banyak waktu.Raivia memijat tangannya sambil berjalan keluar. Setelah ruang sebesar itu hanya ia yang membersihkannya.
Ia tahu ini tidak adil, dan mereka masih menganggap dirinya penyihir sehingga bisa membersihkan segalanya dengan kekuatan."Hei kau"
Suara nyonya Amy memanggil nya.Raivia mendekat dengan cepat, berfikir nyonya Amy mungkin butuh dirinya sebagai bantuan.
"Jangan mengantri paling belakang lagi besok"
Nyonya Amy memberikan sebuah bungkusan dan saat Raivia buka ternyata ada tiga potong Pai ceri."Terimakasih nyonya Amy terimakasih banyak"
Nyonya Amy tidak merespon dirinya hanya berjalan pergi. Raivia tersenyum lebar, ia tidak pernah menyangka nyonya yang menatapnya dengan mengerikan ternyata berjiwa malaikat.
Dan saat malam datang kembali Raivia sedikit ragu untuk pergi ke ruang istirahat yang dingin. Sehingga yang ia lakukan duduk di depan tungku perapian yang di gunakan untuk memanaskan air mandi Raja.
Berada di sebelah barat dapur, tidak terlalu jauh dan di beberapa langkah dari sana ada pohon delima dan apel.Jarang ada yang datang ke mari sepertinya tempat yang cocok untuk dirinya agar aman dari omongan orang orang.
•••
"Tidak ada yang bisa menjawabnya"
Raja menatap Franco dan Ecxel yang sudah memeriksa seluruh lembar jawab peserta"Aku tidak berfikir bahwa pertanyaan ini begitu sulit"
Franco dan Excel hanya diam. Mereka hanya berusaha mendengarkan Raja dan apa yang ia inginkan.
"Baiklah sebarkan pertanyaan ini ke seluruh kota dan kita lihat siapa yang bisa menjawabnya. Akan ku berikan sebuah hadiah saat mereka bisa menjawabnya"
"Baik yang mulia"
Patuh Ecxel dan Franco bersamaan. Raja akan menebak siapa yang bisa menjawabnya. Apakah dia seorang wanita atau pria.
Ngomong-ngomong soal wanita, Yang mulia tertarik mendengar jawaban dari seorang Louise Chevillotte yang di gadang-gadang wanita paling pandai.
Raja kemudian menulis sebuah surat untuk louise membiarkan wanita itu berfikir secermat yang ia bisa dan tertulis bahwa akan memberikan hadiah istimewa saat Louise dapat menjawabnya.
Bukannya itu sebuah tawaran yang sangat mengiurkan. Louise akan sangat kenyang ketika dapat memakan tawaran tersebut dengan menjawabnya, tentu jawab yang tepat.
.
.
.
Fyi : kenapa gak ada ilustrasi jelas dari seorang Raivia? Karena author gak mau memecah ekspektasi tentang betapa cantiknya Raivia dengan mengirimkan gambar. Jadi kalian bayangkan sendiri sesuai dengan imajinasi oke
Thanks for allll😚😘❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Wolf
FantasySeorang wanita yang meninggal dan hidup lagi dalam sosok yang lain serigala itu bernama Raivia. Hidup menjadi hewan bersama seorang raja sangat lah sulit terutama sang raja sangat lah berjiwa rumit juga kejam dan tidak memiliki rasa toleransi. Akank...