54:kemauan

9.6K 1.9K 59
                                    

.

.

.

  Xavier menarik Raivia menuju tempat yang sepi, rumah kaca sudah cukup dari tempat lainnya yang mulia bahkan mengusir tukang kebun yang sedang bekerja membersihkan daun-daun yang jatuh.

Raja membawanya ke dekat jendela besar dengan siluet matahari yang tidak terik. Di situ raja baru melepaskan genggaman tangan Raivia dan mundur beberapa langkah untuk menatapnya.

Tatapnya tetap sama, tidak pernah berubah. Raivia bertanya-tanya pernahkah raja menatap dengan tatapan biasa saja.

Raivia hanya bisa menahan tatapannya di lantai, ia bisa melihat ada serangga kecil terbang dan itu yang ia jadikan titik fokus.

"Kau benar hewan istimewa?"

Raivia mengangguk setelah menghela nafas lamun, bagaimana bisa raja tahu tentang hal itu?

Xavier diam kembali, memikirkan segala kebingungan yang perlu ia hapuskan dengan bertanya pada White.

"Untuk apa kau ada di istana ku?"

Cukup rumit sebenarnya untuk menjawab hal tersebut dan Raivia berusaha merangkai kata mudah yang bisa dipahami raja. Karena ia sudah mengerti raja sering salah paham dalam menanggapi kata katanya.

"Aku tidak sengaja terjebak di sini Yang Mulia. Aku tidak bermaksud untuk membahayakan siapapun"

Di saat itu jantung Raivia berdebar tak beraturan, meskipun raja tak menduga banyak hal tentang dirinya saat ini. Tetap saja ia masih dianggap penjahat.

"Aku ingin melihatmu berubah sekali lagi"

"Apa!"
Raivia langsung mengangkat wajahnya menatap Raja dengan wajah terkejut.

"Kau berani menatap ku?"

Raivia kembali menurunkan pandangannya saat itu juga.

"Berubahlah, sekarang"
Perintah Xavier tegas dan memaksa.

"Yang mulia aku tidak bisa berubah semauku"

"Ini kemauan ku"

"Bukan begitu maksudku. Aku hanya berubah di waktu yang sudah di tentukan. Aku tidak bisa berubah hanya jika aku menginginkannya"

Xavier menatap Raivia, itu tatapan meragukan. Wanita di depannya adalah sebuah rahasia yang misterius.

Raja hendak membuka suara lagi tetapi seseorang datang lalu mendekat.
"Yang mulia maafkan hamba, tetapi Anda sedang dibutuhkan sekarang"
Franco datang menatap penasaran siapa wanita itu sambil menatap ke arah raja juga. Pemandangan yang sungguh di pertanyakan.

"Aku belum selesai dengan mu"
Kata raja lalu melangkah pergi.

Raivia memegang dadanya sambil menghela nafas berat. Tadi seperti habis menghadapi hempasan badai, tubuhnya hampir saja jatuh melemas.

Raja berjalan menuju ke ruang rapat, di sana sudah berdiri tuan Gandolf dan Excel serta dua petinggi keamanan kerajaan.

"Apa yang terjadi?"
Tanya raja sambil berjalan mendekat di samping Ecxel.

"Ada sebuah penyerangan dari arah timur kerajaan. Tuan Gandolf mengatakan itu adalah serangan dari la Tia Casca"

"Apa barier melemah kembali?"
Tuan Gandolf terdiam, ini sebenarnya sebuah rahasia yang tak ingin ia katakan secara gamblang karena bisa saja membuat kemurakan pada raja.
Bahwa ada satu sumber yang membuat barier sihir melemah dan itu berasal dari raja.

"Aku akan meminta tolong pada saudaraku untuk membantu melapisi barier, tapi sebelum itu keamanan fisik Istana adalah perintah kepada kami yang mulia"

Raja berfikir sejenak sebelum memutuskan untuk menambah penjaga di malam juga di siang hari.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang