29...

12.2K 2.1K 31
                                    


  Perjamuan telah siap, begitu juga dengan raja. Laki-laki itu menatap datar wajahnya di depan kaca.
Sejujurnya ia tak melihat sesuatu yang menarik melainkan hanya menatap kosong di dalam pikiran yang entah kemana seperti musafir yang kehilangan arah.

Entah apa lagi yang ia harus lakukan setelah perjamuan berlalu, mungkin berlatih pedang atau panah. Mungkin ia harus menjadwalkan berburu ke hutan.
Sudah lama ia tidak melakukannya dan ia harus melatih lagi segala keahliannya meskipun ia memang sudah hebat di segala bidang adu fisik.

"Yang mulia semua sudah hadir"
Jacob datang dengan sopan seperti biasa.

"Turunlah dulu menyambut mereka, aku akan ke sana sebentar lagi"

Saat Jacob sudah pergi Xavier baru melangkah menuju ke ruang perjamuan.
Ia sebenarnya masih bertanya-tanya mengapa sering sekali ada pertemuan dan perjamuan.

Ia terlalu malas untuk berbasa-basi dalam setiap perjamuan tidak terlalu penting sehingga itulah alasan mengapa sang raja terkesan dingin dan susah di ajak bicara.

Saat ia datang dari tangga seluruh orang langsung berdiri untuk menyambut dan menghormati dirinya.
Raja hanya menatap setiap potongan marmer bercorak yang terpasang rapih.

Tetapi ia tidak menunduk seperti seorang laki laki bodoh yang penakut, ia hanya tidak tertarik menatap mereka terutama ia bisa menyadari ada wanita yang turut hadir dalam jamuan itu.

"Franco belum menyerah juga ternyata"
Ia berbicara sengit di dalam hati saat bisa menebak ini ulah siapa.

Raja hanya tersenyum sinis setelah duduk dan tahu bahwa apa yang ia pikirkan memang benar adanya.

Ia mulai membuka acara tersebut dengan bicara seadanya seperti yang biasa ia lakukan dan mempersilahkan semua untuk menikmati hidangan.

Raja, ia memilih meneguk anggur dari gelas. Selera makannya langsung turun beberapa hari ini karena yang banyak orang tau kejadian datang tak di harapkan.

Seisi dapur sampai di buat bingung bukan kepalang karena selera makan Raja yang berkurang drastis.
Mereka bahkan sampai membuat lebih dari 30 puluh jenis makanan yang berbeda dalam satu kali waktu makan siang raja.

"Bagiamana keadaan Anda yang mulia? Kerajaan sempat menghadapi sebuah musibah. Tapi kami sangat beruntung memiliki penguasaan kuat seperti anda"

Antonio chevillotte, bisa di tebak dari namanya. Ayah dari louise si wanita penakluk hati semua laki-laki, ia juga turut hadir tentu nya.

Dan di sana louise terus menjadi perhatian utama itu bukan hal yang mengherankan lagi baginya.

Saat semua laki-laki menatap ke arah Louise maka wanita lain akan menatap ke arah raja. Tidak mungkin sosok laki- laki yang mempesona di biarkan begitu saja.

"Keadaan ku sangat buruk jika ingin tahu kenyataannya"
Raja menjawab begitu ketus sehingga membuat Antonio tersenyum canggung.
Seharusnya menjadi salah satu anggota
Selamat 6 tahun membuat Antonio paham akan tabiat raja yang begitu unik.

Perjamuan berakhir dan semua orang di persilahkan untuk meninggalkan perjamuan jika berkenan.
Sang raja juga berbaik hati para tamu untuk melihat lihat isi istana tanpa terkecuali tempat yang memang pribadi.

Raja masih dia sambil memainkan gelas anggur yang sudah bersih.

Franco datang seperti yang ia duga untuk menanyakan hal yang sama.

"Bagaimana? Apakah anda sudah bisa merasakan aura nona Louise yang mempesona yang mulia?"

Raja hanya menyeringai memikirkan hal yang bisa di jadikan bahan untuk menjahili Franco Oľhová.

"Anggur ini sangat manis aku tidak menyukainya"
Raja mengangkat botol anggur yang masih bersisa sedikit lalu menuangkan nya ke lantai.
Raja mengalihkan pembicaraan dengan begitu menyebalkan.

Franco menatap dengan penuh pertanyaan apa yang di lakukan dan di maksud oleh raja.

"Yang mulia aku-"

"Berusaha lah semampu mu Oľhová, kau bisa membawa semua wanita di seluruh dunia untuk membuat ku tertarik mungkin aku berubah pikiran dan mau menikah."

Kata raja lalu berdiri dan melemparkan botol tersebut, dan mulai melangkah untuk pergi meninggalkan ruangan.

"Benarkah yang mulia?"
Franco hampir tidak percaya raja mau melakukan hal itu. Ia seperti memiliki harapan lagi untuk membuat Xavier menikah.

"Jika kau bisa, mungkin sebelum itu kau sudah mati penasaran"

Mulut Franco di buat menganga, ia harusnya tidak langsung berharap pada ucapan raja yang jelas-jelas sering membuatnya kesulitan demi kesenangan raja sendiri.

"Bukan hanya kejam pada kehidupan bahkan saat bercanda ia lebih kejam"
Franco sampai menggeleng karena pusing akan segala beban ini.
Ia lantas melangkah untuk meninggalkan ruang perjamuan namun, suara benda jatuh terdengar begitu nyaring di ruangan yang sunyi.

Franco terpeleset anggur yang ditumpahkan raja dengan sengaja membuat Franco makin di buat kesal.

"Aku yakin semua ini sudah ia rencanakan"
Geramnya sambil menahan rasa sakit di punggung dan bokong nya.

"Anda baik baik saja tua? Apa yang terjadi?"
Saat itu para pelayan masuk hendak membersihkan ruangan menatap kebingungan keadaan Franco.
Mereka mengulurkan tangan hendak membantu.

"Jangan jangan sentuh aku, aku rasa tulang ku tergeser"
Ia sudah tidak muda dan makin di persingkat hidupnya dengan hal tersebut.

. . .

Musim hujan masih bertahan untuk beberapa bulan di kerajaannya.
Xavier sudah mempersiapkan sebuah talang air yang mengalir ke sebuah danau buatan, agar bisa di jadikan persediaan air saat musim kemarau datang dan rencananya berhasil dengan sangat lancar.

Kerajaan dan rakyatnya tidak pernah kekeringan selama ia menjabat sebagai seorang pemimpin.

"Pemikiran Anda sangat luar biasa Yang mulia"
Pujian yang keluar dari mulut wanita yang kecantikannya tidak perlu di pertanyakan.

Untuk?"

Entah bagaimana bisa ia ada di tempat yang sama dengan Louise, semakin lama raja bisa menuduh wanita itu mengikuti dirinya.

"Untuk segala penyelesaian yang kau lakukan, banyak dari rakyat yang hidupnya semakin mudah dan baik setelah kerajaan ini di pimpin olehmu"

Raja hanya menanggapi ini sebagai hal biasa, semua pujian pernah ia dengar dan ia muak dengan pujian itu, Ia sama sekali tidak tersanjung.

"Aku tau, memang itu niatku"

Louise tersenyum mempesona. Ia kemudian memberikan hormat lalu melangkah pergi.
Raja menatap punggung louise sampai ia tak terlihat.
Tatapan ingin tahu tentunya tentang wanita itu.

"Apakah dia hanya ingin bicara hal tak berguna seperti itu?"
Ujar Raja dengan raut kesal.

.

.

.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang