34 the time

11.5K 2.2K 77
                                    


Bukan hanya Luke dan burung burung yang mengantarkan Raivia menuju perbatasan melainkan hewan hewan yang lain. Rusa hutan, kancil bahkan kelinci.

Meskipun Raivia masih belum tahu apa yang harus ia lakukan saat sudah berada di pedesaan.
Setidaknya berjalan terus tanpa takut adalah pilihannya.

"Kita sudah sampai"
Luke dan semua berhenti masih agak jauh dari jalan yang biasanya terdapat manusia.

"Maaf nona kami hanya bisa mengantar dirimu sampai di sini, jika ada manusia yang melihat kami nyawa kami bisa dalam bahaya"

"Ini sudah sangat cukup tuan Luke, terimakasih"
Kata Raivia tiba-tiba memeluk Luke.
Rakun itu sedikit terkejut namun agak canggung dan sedikit senang membalas pelukan Raivia.

"Sampai jumpa semua terimakasih atas bantuan kalian"
Raivia melangkah menjauh setelah melambaikan tangan.

"Aku tidak akan menangis"
Kata Luke saat Raivia mulai menghilang dari pandangan.
Sedangkan kelinci putih memberikan Luke daun untuk membersihkan ingus yang sudah hampir jatuh.
Ucapan Luke sama sekali tidak terbukti jika melihat dia sudah menangis terlebih dahulu.

•••

Raivia melihat sebuah sungai kecil dan berusaha melewatinya. Di seberang sana ada sebuah jalan yang terlihat seperti. Ia yakin akan ada yang lewat nanti.

Sungai itu tidaklah dalam ataupun memiliki aliran air yang deras, hanya sebatas lututnya saja.

Raivia menjinjing gaunnya sedikit lebih lebih tinggi dan akhirnya sampai meskipun sedikit gaunnya terbasahi oleh air.

Raivia tidak tahu harus mengikuti ke arah mana jalan tersebut. Sebuah dilema untuk beberapa saat hingga akhirnya ia menutup mata dan berjalan ke arah kiri.
Meskipun agak aneh dan belum yakin ia berusaha terus melangkah. Ia berharap harap sebuah kereta yang Ma Dryad katakan.

Dan benar saja tidak lama kemudian ada suara langkah kaki kuda mendekat. Raivia menoleh kebelakang dan melihat kereta kuda yang mengangkut jerami dan di atasnya ada beberapa orang yang naik juga.

Kereta kuda itu lantas berhenti menawarkan tumpangan. Si kusir tidak berkata apapun dan Raivia tidak bertanya apapun. Ia hanya tersenyum saat naik ke atas kereta sedikit di penuhi jerami.
Menyapa orang orang yang terlihat orang dari desa.

Ada dua anak laki-laki lebih muda dari nya dan dua wanita yang lebih tua darinya, salah satu dari wanita itu menggendong anak yang masih bayi.

Bayi yang sedang tertidur dengan nyaman.
Mereka menepuh perjalanan yang cukup lama, Raivia sampai tertidur tanpa sadar.

Saat ia terbangun di saat itu juga kereta sudah berhenti dan langit sudah mulai gelap.

Ia melihat sekitar nya dan mendapati hanya ada dirinya sendiri di atas kereta dan kereta itu berhenti di dalam sebuah bangunan besar berpilar tinggi.

Ia melihat sang kusir berjalan untuk menurunkan beberapa jerami dan agak terkejut saat melihat Raivia masih ada di atas kereta nya.

"Nona? Apa kau memang berhenti di sini?"
Tanya nya.

Raivia menggeleng tidak tahu sedangkan dirinya berusaha mengumpulkan nyawa.

"Apakah ini sudah sampai di desa?"
Tanya Raivia sambil melihat sekitar nya.

"Nona desa yang kau maksud sudah terlewat sejak sore"

"Apa, aku minta maaf soal itu. Apakah kau bisa mengantarkan ku kembali kesana?"
Raivia di buat panik saat ia ternyata telah melewatkan banyak hal.

"Tidak aku sudah lelah, dan waktu kerjaku sudah habis. Maaf nona aku harus pulang menemui istriku dan anak ku di rumah"

Raivia menunjukkan raut sedih.
"Lantas aku ada dimana?"

"Kau sedang berada di istana sekarang"

Mata Raivia membulat lebar sedangkan di dalam hati ia berteriak kencang berkata apa.

"Lebih tepatnya ada di kandang ternak istana"

" APA! "

.

.

.

✨😘.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang