69...

8.9K 1.6K 38
                                    

Helooo my lovely reader
.

.

.
Suara musik dan tawa masih terdengar tetapi yang terjadi Raivia dan Xavier meninggalkan pesta karena raja malah mabuk berat.
Ini akan berbeda cerita ketika malah Raivia sebagai wanita membantu raja yang sempoyongan berjalan menuju kamar.

Jacob dan Franco sedang sibuk mengurusi hal lain sehingga ia terpaksa membawa raja yang berat ini.
Raja benar-benar mengeratkan pelukannya pada pinggang Raivia sambil kepalanya di letakkan pada ceruk leher wanitanya.

Dan karena ini Raivia jadi kesulitan berjalan.

"Yang mulai tolong berjalanlah dengan benar"
Kata Raivia sedikit tenaga karena sebelum itu tenaganya sudah terkuras habis membawa raja berjalan dengan susah.

Entah apa yang di pikirkan raja sehingga meminum banyak anggur, baiknya saja ia tak meminum apapun.
Dan ia cukup beruntung tidak mabuk, jika dirinya yang mabuk akan ada cerita baru besoknya.
Yang Raivia tidak tahu raja sedang berlomba minum tanpa ada perjanjian sebelumnya karena ada satu pemuda yang menatap Raivia begitu lama.

Entah apa yang di pikirkan raja sehingga malah menggendong Raivia.

"Yang mulia turunan aku! Kau ingin kita jatuh bersamaan?"

Protesnya karena raja masih berjalan dengan sempoyongan. Entah sudah berapa botol di tenggak olehnya sehingga sampai tidak sadarkan diri.

Raja tetap tak menurunkan Raivia berjalan menuju kamar mereka. Tak berhenti di kamar raja malah masuk ke dalam kamar mandi dan menjeburkan Raivia ke kolam.
Raivia berteriak saat itu.
Dan raja menyusul masuk ke dalamnya.

"Oh serigala kecil ku harus bersih dulu sebelum tidur"
Kata raja dengan wajah tetap datar yang memerah.

"Yang mulia, sadarlah!"
Kata Raivia sambil memegang pipi raja dengan kedua tangannya.
Raja menarik Raivia ke dekatnya sambil mengelus rambutnya.

"Aku kira White ku yang cantik benci air"
Katanya sambil mulai melepaskan pakaiannya.

Melihat itu Raivia hendak pergi dari kolam tetapi raja menahannya.

"Tidak tidak tidak, white tidak boleh pergi dulu."
Tak perduli siapa yang mabuk itu menjadi kondisi yang sama berbahaya untuk dirinya.

"Yang mulia sadarlah, yang mulia!"
Raivia menyiram air ke wajah raja berharap orang di depannya kembali mengambil kendali otaknya. Tetapi raja malah menyembur wajah Raivia dengan sisa air yang mengalir di mulutnya, membuat yang di sembur berteriak kesal.

"Ssssstttt jangan berisik"
Raja menutup mulut Raivia sambil menatapnya dengan mata sayu.

"Sttss jangan, jangan berisik."
Bisiknya sambil mendekatkan wajahnya.

Raivia sudah hendak menghindar tetapi wajah raja malah jatuh pada ceruk lehernya.
Memeluknya sambil menggerakkan kepalanya mencari posisi yang nyaman membuat Raivia bergidik karena geli. Ia merinding seluruh tubuh, membuat nafasnya tak beraturan.

"Hmm, aku bisa mendengarnya."
Sambil mengeratkan pelukannya.
Suaranya yang terasa serak membuat akalnya hampir hilang. Suaranya yang parau terasa candu di pendengaran.

"Detak jantung mu berisik"
Raja masih mengatakan itu dengan suara yang berbisik.

Suara nya kemudian menghilang, digantikan oleh suara nafas yang teratur dan Raivia bisa merasakan tubuh raja semakin berat.

Oh yang benar saja, apakah tidak ada tempat yang lebih baik untuk tidur? Apakah raja ingin mati dengan tidur di kolam di saat cuacanya sedingin ini.
Meskipun airnya terasa hangat mereka akan tetap kedinginan jika di teruskan sampai besok pagi.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang