4. Pangeran Fiksi

40.3K 4.2K 121
                                    

____
Anna benar-benar tidak tau harus bergerak bagaimana. Meraka memakaikan gaun super big pada Anna. Walaupun seumur hidup ia belum pernah menyentuh pakaian seperti sekarang ini.

"Pangeran sebentar lagi akan datang," ucap Pelayan.

"Lho, katanya tadi mau ke ... kutub selatan?"

"Kerajaan Selatan, Tuan Putri," sahut salah satu Pelayan membenarkan.

"Terserah saja, mau dia ke Selatan, Timur, Tenggara, Barat, Utara, gue gak peduli," timpal Anna. Dia benar-benar lebih sering marah di dunia lain ini. "Intinya gue pengen ini semua segera berlalu," lanjut Anna dalam batin.

Mumpung Pangeran Atlantic belum datang, mungkin ini kesempatan Anna untuk bertanya. "Em, kalau boleh tau sosok Putri Anna itu seperti apa sih?"

Jangan tanyakan raut wajah lima Pelayan itu, sudah pasti meraka tercengang. "Maksud Tuan Putri?"

Anna mencebik, kenapa orang-orang di sini selalu mempunyai otak lemot. Anna paling gampang marah jadinya. "Oke, gak jadi. Mending kalian semua keluar."

Kontan, lima pelayan itu langsung buru-buru mundur lalu meninggalkan Anna sendirian di kamar.

Anna langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu, kalau di kos sudah pasti Anna tidur di kasur keras yang membuat tulang bengkok. Hitung-hitung sekarang Anna meluruskan tulang yang bengkok itu.

"Kau mengusir pelayan?"

Suara bariton itu sukses membuat Anna lansung bangun, ia ingin tersenyum tetapi tidak bisa. Ketampanan Atlantic sangat menyihir pertahanannya.

"Apa kita harus mencari pelayan baru? Katakan jika kau tidak suka pada mereka, aku bisa mencarikan pelayan yang jauh lebih baik dari seluruh penjuru Atlants."

Anna mengerutkan dahi. "Atlants?"

"Ya, kau ini bagaimana, Sayang. Atlants adalah kerajaan kita, wilayah kekuasaan kita. Kau ini sebenarnya kenapa?" Atlantic balik bertanya, seraya mengambil duduk di sisi Anna.

Anna benar-benar tak bisa membendung perasaan aneh yang menggelitik perutnya, ketika tangan kekar berotot itu menyentuh perutnya. Ya Tuhan, ujian apa lagi ini.

"Entah ini pengaruh anak kita atau tidak, tetapi jika kau merasa kurang enak badan atau ada yang tidak menyenangkan. Katakanlah, kebahagiaanmu adalah hal utama di atas segalanya," goda Atlantic.

Sial, Anna merasakan pipinya panas sekali. Beginilah jika terlalu lama jomlo, godaan receh begitu saja Anna langsung baper.

"Bisa singkirkan tanganmu? Perutku panas sekali jangan sampai anak ini meleleh," ucap Anna ketus, ia mencoba menyembunyikan rasa malu itu.

Atlantic menghela napas pelan, ia menarik tangannya dari sana. Namun, tangan itu justru berpindah ke pipi kanan Anna. Atlantic mengelus lembut pipi tirus itu.

"Jangan bersikap begini, usia anak kita baru dua bulan tapi kau sudah menunjukkan efek aneh. Aku jauh lebih suka Anna yang manja daripada Anna yang suka marah," ucap Atlantic pelan, hampir terdengar seperti bisikan.

Anna benar-benar merasa sesak di dada. Apa ia benar-benar istri seorang Pangeran?

"Ayolah, Anna. Kau juga lebih banyak diam juga," omel Atlantic, lalu mencubit gemas pipi Anna. "Cobalah untuk bercerita, seperti di malam pertama kita. Kau benar-benar terlihat antusias."

"A--aku, mau istirahat," ucap Anna canggung dan langsung mengalihkan pandangan dari Atlantic.

Napas Anna tampak tak beraturan, ia benar-benar merasakan jantungnya berdebar sangat kencang.

"Tidak masalah, malam nanti kita akan makan bersama. Pangeran Ansel dari Selatan akan datang bersama keluarganya, jangan tidur cepat, Sayang," bisik Atlantic, lalu dengan tidak sopannya mengecup kening Anna.

Anna langsung melotot, tak percaya menatap kepergian Atlantic tanpa rasa berdosa sedikit pun. "G--gue kenapa sih, masa iya gue beneran hamil," lirih Anna gemetar seraya memegang perutnya.

Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan, bagaimana jika semuanya nyata. Bisa-bisa Anna akan diusir dari kos sekaligus sekolah karena sudah mencoreng nama baik sekolah.

"Enggak boleh, itu gak boleh terjadi. Gue mesti cari cara biar gak masuk ke dunia konyol ini. Gue yakin ini semua cuma bunga mimpi gue," batin Anna.

______
Halu dulu, siapa tau bisa punya calon suami kaya Pangeran Atlantic.

I am [Not] A Princess | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang