32. Figuran

11.9K 1.6K 144
                                    

Bantu Anna doa, ya. Semoga dia gak diusir dari Kota Atlants. Wkwkw.

_____
"Aku Putri Anna asli, lihatlah. Lihat! Anak kita akan segera lahir!" tegasnya, menatap Atlantic dan Anna secara bergantian. "Aku tidak tau dia siapa, tapi satu yang pasti dia bukan aku."

Anna langsung terdiam, menunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Putri Anna asli. Anna sadar, ternyata di sini dia hanyalah figuran bukan tokoh utama.

"Iya, aku sudah jujur perihal ini pada Pangeran Atlantic," sahut Anna, suaranya bergetar. Kedua tangannya bertaut.

"Tapi aku tidak menganggap itu serius," ujar Pangeran Atlantic, aura sedih terpancar dari kedua sorot mata yang sayu.

"Tapi aku istri aslimu, Pangeran!" tegas Putri Anna, seraya memegang perutnya. "Tabib Yen bisa menjelaskan semuanya."

"Tabib Yen telah meninggal," sanggah Atlantic.

Putri Anna menggeleng, air mata lolos di pipi tirus nan mulus itu. Sepertinya ia memiliki hubungan erat dengan Bapak tua itu. Ia lantas menatap ke arah Anna. "Kau sendiri siapa? Kenapa wajahmu begitu mirip denganku?"

Anna langsung terdiam, hanya menatap Pangeran Atlantic dan Putri Anna bergantian. Ia juga bingung harus menjawab seperti apa.

"Dia istriku," jawab Pangeran Atlantic angkat suara, entah apa yang sudah merasuki otak pria itu.

"Aku istri aslimu, jangan lupakan itu," tekan Putri Anna, ada kebencian yang terpancar di kedua bola matanya ketika melihat wajah Anna yang mirip sekali dengannya.

Tak lama Meir tiba bersama Panglima Poloen, kedua kontan tersentak kaget.

"Kenapa Putri Anna tiba-tiba menjadi dua?" tanya Meir kaget, ia menatap Anna lebih dulu lalu Putri Anna. Sama sekali tidak ada perbedaan.

"Apa Tuan Putri memiliki kembaran?" tanya Poloen mengerjap, memastikan ia tidak salah lihat.

Atlantic lantas menarik napas panjang. "Ros, tolong bawa Putri Anna ke kamarnya," titah Atlantic.

Ros langsung meringis. "Tuan Putri mana, yang Pangeran maksud?"

"Dia yang sedang hamil, aku harus membicarakan hal penting dengan Anna yang satunya," paparnya, lalu menarik tangan Anna. Membawa gadis itu meninggalkan ruang tunggu.

"Pangeran! Aku istri aslimu, bukan wanita peniru itu!" teriak Putri Anna, wajahnya benar-benar memerah menatap kepergian Pangeran Atlantic dan Anna.

"Mari, Tuan Putri harus istirahat," ajak Ros.

Di taman kerajaan, Pangeran Atlantic tengah duduk bersama Anna. Sesaat suasana hening, hanya terdengar suara kicauan burung dan dedaunan yang diterpa angin.

"Aku kan sudah bilang dari awal, aku bukan Putri Anna asli," jelas Anna, menatap jauh ke hutan di depan mereka. Perlahan, Anna mulai sadar. Bahwa dunia yang ia tempati sekarang bukan dunianya.

Atlantic menoleh, menatap gadis itu penuh arti. "Tetapi aku tidak percaya akan hal itu, aku ragu," sanggahnya.

"Apanya yang harus kau ragukan? Jelas-jelas yang memiliki perut besar itu Putri Anna asli, aku bahkan sama sekali tidak pernah hamil. Aku datang dari dunia lain," jelas Anna, sedikit membentak Pangeran Atlantic.

Hening. Pangeran Atlantic memilih diam, raut kebingungan terpancar di wajah tampan itu. Padahal ini bukan pilihan yang rumit. Cukup percaya saja dan usir Anna dari Atlants.

"Aku akan pergi," ucap Anna pasrah.

Atlantic lantas menoleh, menatap gadis itu dnegan alis yang terangkat. "Ke mana? Tidak ada yang boleh pergi," cegahnya.

"Harusnya Pangeran Atlantic itu sadar, aku ini bukan istri aslimu. Aku hanyalah orang asing, bahkan bukan penduduk asli Kota Atlants," tegas Anna.

Atmosfer di sekeliling keduanya sepertinya mulai memanas.

"Dan aku tidak peduli itu, Anna. Yang aku tau selama ini kau telah menemaniku," sergah Atlantic tak ingin mengalah.

Anna tak ragu mengacak rambutnya frustasi. "Apa kata penduduk Atlants nanti, jika seorang calon raja menyimpan wanita yang sama sekali tidak punya ikatan denganmu?!"

Pangeran Atlantic menggeleng, ia langsung meraih tangan Anna. Menggenggam dengan erat, bahkan beberapa kali mengecup punggung tangan itu.

Tindakan Pangeran Atlantic membuat Anna semakin sakit hati, tetapi Anna tidak bisa terus bertahan. Walau ia bingung akan ke mana setelah ini. Anna yakin penduduk Atlants pasti akan mencemooh Pangeran Atlantic jika tau kebenaran tak masuk akal ini.

"Istrimu sebentar lagi akan melahirkan calon penerus Pangeran Atlants, tolong pertimbangkan ini. Biarkan aku pergi," mohon Anna, suaranya mulai bergetar.

Pangeran Atlantic menggeleng cepat, meraih Anna ke dalam pelukannya. "Tidak ada yang boleh pergi, aku akan menikahimu," ucap Atlantic mutlak.

"Kau sudah hilang akal? Itu tidak mungkin!" bentak Anna, refleks melepas pelukan Pangeran Atlantic.

"Aku akan menikahimu, kau akan menjadi selirku," tegas Pangeran Atlantic.

_____
Aku ragu, Putri Anna asli ada apa-apanya.:/

I am [Not] A Princess | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang