______
"Tidak bisa, Tuan Putri dilarang meninggalkan Kastil. Apalagi jika tidak didampingi oleh Pangeran," cegah Ros, Anna sudah menyiapkan segala macam. Mulai dari sapu tangan tebal, mantel, juga sepatu dan kaus kaki."Tuan Putri bisa dalam bahaya, banyak musuh yang mengincar nyawa Tuan Putri," peringat Ros tak menyerah.
"Aku bakal nyamar jadi orang biasa, jadi gak bakal ada yang tau. Lo cukup bantuin gue keluar dari Kastil super gede ini," titah Anna
"Aduh, Tuan Putri tolong jangan ceroboh. Di Kerajaan Selatan juga dingin sekali, Tuan Putri memangnya mau mati kedinginan?" Ros semakin membuat cerita ngelantur.
Anna berdecak, memutar bola mata memelas menatap ke arah Ros. "Es batu aja gue makan, apalagi salju. Gue angkut, gue bawa ke dunia nyata!" sungut Anna dongkol.
Ros hanya menggaruk tengkuknya bingung, apapun caranya Putri Anna tidak boleh keluar dari area Kerajaan Atlants. Bisa-bisa semua musuh dari penjuru Kerajaan akan tertawa puas melihat gadis itu berkeliaran.
"Tuan Putri sudah pernah mati sekali!"
Anna tersentak kaget dan langsung menatap Ros melotot. "Mati suri? Jangan ngawur lo!" bentak Anna tak terima dirinya dikatai mati suri.
"Tuan Putri diserang oleh penyusup yang sampai saat ini tidak diketahui, dan Putri meninggal. Tapi Tuan Putri kembali hidup lagi," jelas Ros.
Anna mengerjap, menatap Kepala Pelayan itu ngeri. Apa mungkin saat Putri Anna itu meninggal, bertepatan dengan pertama kali Anna masuk ke dunia Novel ini?
"Jadi tolong, jangan pergi ke Selatan. Kepala saya taruhannya, Tuan Putri," mohon Ros.
Sayangnya Anna sudah kepalang nekat, ia langsung menarik lengan Ros. "Kalau gitu kamu ikut saya juga," putus Anna pada akhirnya.
Hal itu tentu semakin membuat Ros kelabakan, bingung harus bertindak seperti apa. Di samping itu Anna sudah siap dengan segala macam penyamaran.
Ia hanya memakai mantel coklat yang tampak kusut, serta wajah sengaja diberi sedikit polesan make up gelap dan berantakan agar telihat seperti orang tidak terurus. Tak lupa rambut panjang sepunggung itu dicepol asal.
"Mirip Putri Anna, gak?" tanyanya meminta mendapat pada Ros.
Ros menggeleng, ia bergidik. "Tuan Putri lebih mirip pasukan pelindung kerajaan," jawab Ros kocak.
Anna langsung berdecak, untuk ke sekian kalinya ia ingin sekali mencakar muka Kepala Pelayan itu. "Buruan, lo harus bawa gue ke sana. Sebelum matahari terbenam kita bakal balik lagi," perintah Anna.
Ros pasrah, wanita separuh baya itu tidak bisa menolak. Ia hanya berharap semoga saat kembali ke Kerajaan kepalanya masih utuh. Pun dengan keselamatan Putri Anna.
"Tuan Putri, kita tidak akan bisa sampai secepat itu. Kita akan melewati Pusat Kota Atlants, kecuali jika kita melewati hutan," papar Ros.
Eh, tunggu.
Sial, kenapa Ros mengatakan jalan rahasia itu pada Anna.
"Bagus, kita lewat jalan itu aja."
"Di sana banyak hewan buas, Tuan Putri. Kita bisa jadi santapan hewan-hewan yang kelaparan." Ros terus meronta sepanjang jalan menuju kandang kuda.
Langkah Anna langsung terhenti, tubuhnya membeku melihat tubuh jangkung yang berdiri di pintu masuk kandang hewan itu.
"Anna? Kenapa kau berpenampilan seperti ini?" tanya Pangeran Atlantic kaget.
Anna langsung menengok kaku ke arah Ros. Sedangkan Kepala Pelayan itu hanya nyengir merasa tak bersalah.
"Seharusnya kau sudah berangkat ke Kota, kan?" tanya Anna, diakhiri tawa paksaan.
"Iya, tetapi aku harus memilih kuda terbaik dulu. Agar tidak ada hambatan di jalanan," jawab Pangeran Atlantic.
Anna langsung lesu, hancur sudah harapannya hendak ke Kerajaan Selatan.
"Kau sendiri kenapa berpenampilan seperti ini?" tanya Pangeran Atlantic mengerutkan dahi.
Anna menghela napas pelan, jujur jauh lebih terpuji daripada harus menutupi semuanya. "Rencananya, aku hendak pergi ke Kerajaan Pangeran Ansel," jawab Anna terlalu santai.
"Untuk apa?!"
"Untuk melepas penat saja, di sini sangat membosankan dan panas. Aku butuh udara dingin seperti kerajaan Pangeran Ansel," jawab Anna.
Sejenak Pangeran Atlantic diam, ia mendongak menatap Anna datar. Tatapannya sangat beda dari biasanya. "Tidak, kau tidak boleh ke sana tanpa aku," cegah Pangeran Atlantic.
"Kenapa? Bukannya kau dan Pangeran Ansel bersahabat?" Anna benar-benar heran dengan respon pria itu.
"Sekali aku bilang tidak, tetap tidak!" tegasnya, kontan membuat Anna dan Ros tersentak kaget.
______
Hayooo? Kurang baik apa aku?
Kalau gak dukung Pangeran Atlantic dan Putri Anna, tega kalian. Ckckck😂
KAMU SEDANG MEMBACA
I am [Not] A Princess | End
RomanceBagaimana jika kau terbangun di dunia lain, lalu menjadi seorang Putri dan Istri Pangeran tampan dalam sebuah Novel Romance? Itulah yang Anna rasakan sekarang, tertidur pulas di sebuah perpustakaan sekolah dan justru terbangun di dunia lain. "Kau Is...