Halo? Selama siang, Jangan lupa makan ya:^ eh lagi puasa.
_____
"Terima kasih, kalian bisa kembali," titah Anna pada dua orang pengawal yang ia ajak untuk mengantarnya ke taman. Sebab, Anna tidak tau di mana letak taman Kerajaan Selatan.Kini, Anna sudah berada di jalan setapak yang dihiasi banyak bunga Galanthus atau lebih tepatnya bunga Tetesan Salju dan Anggrek Phalaenopsis. Anna mengernyitkan dahi ketika tidak menyadari ada tanda-tanda Putri Zora akan datang.
"Anna?"
Suara dingin nan serak itu sukses membuat Anna beku di tempatnya. Anna benar-benar tak bisa berbalik badan untuk melihat si pemilik suara itu.
"Aku tau itu kau, Anna."
Greb!
Anna semakin mengejang saat dua tangan kekar itu kini telah melingkar di perutnya. Bulu kuduk Anna bahkan meremang saat lehernya diendus begitu lama.
Sadar hal itu salah, refleks Anna langsung melepas kedua tangan kekar itu dari perutnya. Lantas, berbalik badan dan langsung melototkan mata.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau bisa di sini?" tanya Anna panik. Jadi, ini alasan mengapa Pangeran Atlantic mencegahnya untuk jauh-jauh.
"Tidak peduli siapa yang menyuruhku datang, tetapi izinkan aku sekali saja memelukmu," pinta Pangeran Ansel memohon.
Anna mengerutkan dahi, menatap Pangeran Ansel heran. "Kau tidak waras kah? Jangan gila! Lo bentar lagi tunangan sama Putri Zora!" hardik Anna kelepasan.
Walau Ansel sedikit bingung dengan ucapan Anna, tetapi pria itu acuh. Rasa cintanya terlalu menggebu pada Anna. "Kau seharusnya tidak lupa, ini adalah malam bahagia kita."
Anna semakin pusing. Malam bahagia apa?
"Kau malam ini akan bertunangan dengan Putri Zora, cepat tinggalkan aku!" titah Anna. "Jangan coba-coba merusak semuanya!"
Pangeran Ansel menatap Anna sendu, sorot matanya benar-benar membuat Anna ketakutan. "Aku bahkan jauh lebih mencintaimu dibanding Pangeran Atlantic, tetapi kenapa kau justru lebih memilih dia?"
"Cukup, Pangeran Ansel! Aku tidak ingat apapun tentang kita, yang aku tau akan segera menikah dengan Putri Zora. Jadi, tolong pergi sebelum ada yang salah paham melihat kita berdua di sini!" Sekali lagi Anna memerintahkan pria itu agar pergi, ia bahkan tak segan membentak.
Bukannya menurut, Pangeran Ansel justru bergerak dan langsung menarik tubuh mungil Anna ke dalam dekapan hangatnya. Berulang kali Anna memberontak tetapi, nihil. Pria itu justru semakin mengeratkan lengannya pada pinggang Anna. Mengunci pergerakan gadis itu agar tidak berontak lagi.
Sial, ini pasti jebakan Putri Zora.
"Tolong lepaskan aku, Pangeran Ansel. Kita bisa dalam bahaya besar jika terus dalam posisi tidak wajar ini, aku sudah menikah dan kau akan segera menikah. Tolong pahami itu," peringat Anna, berharap kali ini saja Pangeran Ansel memberinya kebebasan.
"Aku tidak ingin menikah dengan Putri Zora, asal kau tau itu. Sebab, aku sudah berjanji pada bulan purnama di masa lalu bahwa kita akan menikah di bulan purnama mendatang, malam ini," tegas Pangeran Ansel.
Anna langsung terhenyak, sekali lagi ia menemukan satu fakta mengejutkan. Jadi, Putri Anna dan Pangeran Ansel adalah sepasang kekasih yang harusnya menikah malam ini.
"Aku sangat merindukanmu, Anna," lirihnya.
Perlahan Pangeran Ansel mengendurkan pelukannya, membuat Anna sedikit lebih lega. Netra keduanya segaris, saling tatap dalam waktu yang cukup lama.
"Aku tau, kau juga mencintaiku. Iya, kan?" tanya Pangeran Ansel dengan senyum getir.
Anna jadi teringat Exel, jika saat ini yang bicara adalah Exel mungkin Anna akan sangat bahagia. Namun, Anna harus kembali sadar Exel dan dirinya ibarat Bumi dan Matahari. Sangat jauh.
Di tengah lamunan itu, Anna tersentak kaget ketika tangan besar Pangeran Ansel meraih tengkuknya. Membuat jarak mereka begitu intens.
"Aku tau, kau masih mencintaiku," lirih Pangeran Ansel sangat yakin.
Tanpa bisa diprediksi, Pangeran Ansel langsung mencium bibir Anna dengan paksa. Sekuat tenaga Anna berusaha memberontak, mendorong dada Pangeran Ansel.
"Apa yang kalian lakukan?!"
_____
Terciduk!Para pembaca gelap TERCIDUK. Wkwkwk bercanda sayang😂
KAMU SEDANG MEMBACA
I am [Not] A Princess | End
RomanceBagaimana jika kau terbangun di dunia lain, lalu menjadi seorang Putri dan Istri Pangeran tampan dalam sebuah Novel Romance? Itulah yang Anna rasakan sekarang, tertidur pulas di sebuah perpustakaan sekolah dan justru terbangun di dunia lain. "Kau Is...