10. Rahasia Kita

22.5K 2.7K 93
                                    

____
"Apa yang terjadi?" tanya Pangeran Atlantic cemas ketika baru memasuki kamar. Ia terpaksa tidak mengantar Pangeran Ansel lagi untuk pulang.

Tabib Yen tersenyum simpul, menatap Anna sekilas lalu Pangeran Atlantic. "Dia tidak apa-apa," jawab Tabib Yen.

Anna menahan napasnya beberapa saat, ia benar-benar takut Tabib Yen akan mengatakan pada Pangeran Atlantic bahwa dirinya bukan Putri Anna asli.

"Anakku?" tanya Pangeran Atlantic lagi.

Kini, Tabib Yen terdiam. Sebagai seorang Tabib Besar di Kerajaan Atlants, ia paling anti dengan namanya berbohong apalagi sampai menutupi hal sekecil apapun. Itu semua bentuk penghormatan pada Pangeran Atlantic dan juga Raja Aklesh--Ayah Pangeran Atlantic.

Ia sudah diberi kepercayaan sebagai seorang Tabib Besar, akan sangat kurang ajar jika dirinya berani menipu Pangeran Atlantic. Namun, di sisi lain Tabib Yen juga takut melukai hati Pangeran.

"Tabib Yen, apa yang terjadi?" tanya Pangeran Atlantic, ia menatap Tabib Yen gelisah. Lalu, netranya menatap ke arah Anna. "Sayang, ada apa?"

"Aku bu--"

"Dia kehilangan bayinya," ucap Tabib Yen cepat, dia mencegah Anna jujur.

Anna tertegun, tak menyangka pria tua itu menolongnya.

"Apa?!"

Atlantic benar-benar shok, pria itu langsung naik ke ranjang. Refleks menarik tubuh mungil Anna ke dalam pelukannya. "Maafkan aku," bisiknya serak, seraya berulang kali mengecup lama pucuk kepala Anna.

Tabib Yen undur diri, bergegas meninggalkan keduanya. Namun, sekilas ia menatap pada Anna lalu mengangguk pelan. Seakan beliau mengatakan bahwa ini 'rahasia kita' jangan beri tahu sampai waktunya tepat.

"Maafkan aku, seharusnya aku lebih peduli lagi padamu. Di saat kau hamil muda aku malah sibuk dengan urusan kerajaan, maafkan aku, Sayang." Entah sudah berapa kali kecupan itu menyerang pucuk kepala Anna, anehnya Anna tidak memberontak sepeti biasa.

"A--aku tidak apa-apa," sanggah Anna.

Pangeran Atlantic menggeleng, menangkup kedua pipi Anna. "Bagaimana bisa kau bilang tidak apa-apa, Anna? Ini anak pertama kita," imbuh Pangeran Atlantic.

Anna hanya mendengus pelan saat Pangeran Atlantic kembali menariknya ke dalam pelukan hangat itu. Anna tak bisa memberontak, ia sedikit bersyukur si pria tua berjenggot itu ternyata masih peduli pada gadis malang sepertinya.

Masalahnya, kenapa Anna sampai detik ini tidak pulang ke dunia asli?

"Apa yang harus kukatakan pada Ibunda jika dia tau tentang ini," lirih Pangeran Atlantic tampak cemas.

"Ibu kamu?" tanya Anna memastikan.

"Iya, Anna. Ibunda Ratu Dionne, besok dia akan datang ke kastil kita bersama Ayah," jelas Pangeran Atlantic.

Anna hanya cengo, toh itu bukan urusannya juga. "Ya sudah, biarkan saja," celetuk Anna.

"Entah apa yang akan Ibunda Ratu katakan, padahal mereka ke sini untuk merayakan kehamilan pertama mu," ujar Pangeran Atlantic, ia melepas pelukannya. Bergerak gelisah tak menentu.

Anna berpikir sejenak, jika Ratu Dionne dan Raja Aklesh tau.

"Rakyat Atlants pasti akan sangat sedih jika tau kabar ini," ujar Pangeran Atlantic lagi.

Anna mendengus sebal, menatap Pria itu memelas. Kenapa dia harus frustasi berlebihan begitu, apa susahnya tinggal jujur pada kedua orang tuanya.

"Aku harus segera mengirimkan surat, dan meminta Ibunda dan Ayahanda untuk tidak datang besok. Bantu aku membuat alasan yang meyakinkan," mohon Pangeran, menggenggam erat tangan Anna.

"Terus?" Anna menaikkan alis kirinya.

"Kita buat lagi," imbuhnya dengan santai tanpa merasa berdosa sama sekali.

Anna kembali mengerutkan dahi, sedikit melototkan mata. "Buat apa?"

"Anaknya," jawab Pangeran Atlantic begitu yakin dan sangat antusias.

Plak!

Pukulan langsung mendarat di jidat Atlantic, membuat sang empunya kaget dan langsung melotot. "Kenapa kau menamparku?" tanyanya.

"Lo pikir bikin anak instan, bego lo! Sinting!" gerutu Anna benar-benar marah. "Gue tuh perawan, gak bakal seenaknya kasih lo ijin buat rusak itu!"

Atlantic langsung terdiam, kedua alisnya mengerut. "Kau mengatakan apa?" tanyanya dengan polos.

"Bodo! Terserah, gue gak peduli!" teriak Anna semakin frustrasi.

____
Anna kan masih perawan, ya kali. Mikir dong, Pangeran Atlantic!😌

I am [Not] A Princess | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang