28. Raja Yang Adil

13.3K 1.7K 37
                                    

Halo? Di daerah kalian cuacanya bagaimana? Di tempat Muci super panas banget.

______
Anna kembali terbangun dari tidur panjangnya, ia melirik ke samping di mana tempat Pangeran Atlantic berbaring. Anna langsung kaget karena tak mendapati Pangeran Atlantic lagi.

"Jangan-jangan semalam aku ketiduran dan sengaja gak dibangunin?"

Anna langsung panik, bangkit dari tidurnya segera. Saking tidak hati-hati Anna hampir jatuh terjerembab menghantam lantai kayu, untungnya sebuah tangan kekar sigap menopang pingganya.

"Kau ini kenapa suka sekali menjatuhkan tubuhmu dalam bahaya?"

Suara Pangeran Atlantic langsung membuat Anna bernapas lega. Ia langsung menormalkan kembali pijakannya. "Aku pikir kau pergi tanpa membangunkan aku," rengek Anna.

"Pasukan Atlants gagal menyerang, katanya semalam ada badai salju di Kota Selatan. Mungkin malam ini penyerang akan dilangsungkan," jelas Pangeran Atlantic.

"Baguslah, aku harap badai itu tidak berhenti," batin Anna.

"Ayahanda ingin bertemu denganmu, dia ada di penginapan Kerajaan Atlants. Cepat mandi lalu ganti pakaianmu, aku sudah membelinya tadi." Setalah meberikan mantel baru itu pada Anna, Pangeran Atlantic bergegas keluar dari kamar agar memberi Anna waktu untuk mandi dan bersiap-siap.

Jarak penginapan Raja Aklesh dari pasar tradisional Atlants sekitar satu kilometer saja. Tidak begitu memakan banyak waktu, hanya saja Anna sedikit penasaran untuk apa Raja Aklesh ingin bertemu dengannya.

Setelah beberapa menit kemudian Anna segera menyusul Pangeran Atlantic yang sudah menunggunya di luar. Pria itu sedang memberi makan kuda kesayangannya, si merah.

"Aku sudah siap," ucap Anna membuyarkan fokus Pangeran Atlantic.

"Hm, baiklah. Ayo naik." Pangeran Atlantic mengulurkan tangan untuk membantu Anna naik ke kuda.

"Hei, kau pikir aku lemah. Tanpa bantuanmu aku bisa naik sendiri," celetuk Anna.

Pangeran Atlantic langsung mengembuskan napas kasar, kenapa Anna tidak bisa bersikap romantis sedikit saja. Pada akhirnya Atlantic hanya bisa pasrah, lalu setalah Anna naik ia pun menyusul.

Lihatlah, posisi mereka sangat romatis sekali setidaknya dengan ini Pangeran Atlantic senang. Anna duduk di depan, lalu Atlantic di belakangnya seraya memegang kendali kuda. Atlantic bisa menghirup aroma khas tubuh Anna.

Tak ingin berlama-lama lagi, Pangeran Atlantic bergegas memacu laju kudanya meninggalkan pasar menuju penginapan Raja Aklesh. Hanya satu harapan Pangeran Atlantic, ini bukan perihal kejadian yang menimpa Anna.

Atlantic tidak akan sanggup melihat orang yang ia sayangi tersiksa, tetapi Atlantic juga tidak bisa mencegah semua keputusan yang diucapkan Raja sekalipun itu Ayahnya.

"Kira-kira Raja Aklesh ingin membicarakan apa, ya?" tanya Anna.

"Entah, aku harap bukan hal yang mendebarkan," jawab Pangeran Atlantic masih fokus pada jalanan setapak yang berbatu itu.

"Bagaimana jika ini tentang penyiksaan yang dilakukan Ratu Dionne?"

Pangeran Atlantic langsung terkesiap, tak ada jawaban. Pria itu seperti berusaha untuk menghidari topik. Hal itu bagian terus berlanjut beberapa menit sampai mereka tiba di depan sebuah bangunan yang lebih mirip kastil, cukup besar.

Sepertinya itu adalah penginapan Raja Aklesh.

Anna turun dari kuda, dengan bantuan Pangeran Atlantic yang memegang pinggangnya. Hingga kaki mungil itu benar-benar berpijak pada tanah.

"Ayo!" Pangeran Atlantic meraih tangan Anna ke dalam genggaman eratnya, lalu mereka sama-sama melangkah memasuki penginapan.

Langkah Anna langsung terhenti di depan hamparan karpet merah yang memanjang. Matanya menatap dua sosok mengerikan di samping kanan Raja Aklesh, Ratu Dionne dan Putri Zora.

Anna gemetar ketika melihat ada Meir dan Ros juga di sisi kiri Raja Aklesh. Hal itu membuat Anna benar-benar dipenuhi tanya dan rasa takut.

Namun, Pangeran Atlantic mengeratkan genggamnya pada tangan Anna. "Jangan takut, aku di sisimu," bisiknya, lalu memaksa Anna kembali melanjutkan langkah.

Setelah memberi hormat pada  Raja Aklesh, keduanya berdiri pada posisi yang sama. Menatap ke arah Raja Aklesh dengan tenang.

"Aku harap kalian mengerti dengan panggilan ini," ucap Raja Aklesh, suara baritonnya memecah keheningan.

"Dengan semua bukti dan keterangan dari saksi. Demi menjaga nama baik Kerajaan Atlants di mata para rakyat, maka aku putuskan untuk mengasingkan Ratu Dionne bersama Putri Zora ke hutan Lants!"

Tampak Meir dan Ros menghela napas pelan, sedangkan Ratu Dionne dan Putri Zora menatap Anna penuh dendam.

"Aku tau, Ayah adalah sosok pemimpin hebat," bisik Pangeran Atlantic lega, setidaknya ia masih bisa mengunjungi Ibundanya ke hutan Lants yang ada dibagian utara Kota.

"Aku tidak mengerti apa yang terjadi," ucap Anna yang masih kebingungan.

"Aku telah menceritakan semuanya pada Ayah, jadi Ibu harus menerima hukuman," jawab Pangeran Atlantic.

Anna langsung terdiam beku, jantungnya bahkan sekaan ikut terhenti. Ketika Ratu Dionne dan Putri Zora melewatinya. Zora menyunggingkan senyum miring.

"Setelah ini, kisah lo yang bakal kelar."

_______
Hm, ada yang tau maksud Caini?

I am [Not] A Princess | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang