Di dalam sebuah gedung, acara pernikahan sedang berlangsung dengan meriah.
Sepasang mempelai yang terlihat telah berumur sedang berciuman dengan mesra setelah menyematkan cincin di jari masing masing.
Di kursi tamu sedang duduk seorang gadis cantik berusia 7 tahun dan disampingnya anak laki laki berusia 10 tahun.
Keduanya mengenakan pakaian putih menandakan bahwa mereka kerabat dekat mempelai, keduanya memiliki ekspresi yang sama yaitu datar saat melihat ibu dan ayah mereka resmi menikah.
Dari awal tepuk tangan hingga menurunkan gerakan keduanya singkron dengan akurat tanpa mereka sadari.
"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!"
Jawab si anak laki laki dengan wajah datar dan ucapan yang sedikit tak memiliki perasaan itu sambil melirik gadis di sampingnya.
"Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'"
Si gadis bukannya merasa down ataupun tersinggung sedikit pun ia malah senyum lebar sambil menjawab lebih pedas sebelum senyuman itu hilang beberapa detik saat kedua orang tuanya memanggil nama mereka.
"Arabella Avyanna... Sini sayang"
"Ezra Leonardo... Ayo sini"
Kedua mempelai memanggil anak kandung masing masing untuk ikut ke atas pentas dan berfoto sebagai momen di hari bahagia ini.
Bella dan Erza menatap kedua orang tuanya dengan wajah salah.
"Pergilah kedepan""Aw!"
Suara kemarahan dan kesal pada seseorang yang tiba tiba mendorongnya kedepan, bukan Erza tapi kekerabat yang lebih dewasa dan tersenyum bahagia.
Tak hanya dirinya, Erza juga di dorong dengan kerabat lain setelah sedetik ia di dorong.
Bella dan Erza yang terdorong dengan kejam menatap ke arah kerabat sambil menyimpan dendam, lalu tatapan mereka bertemu dan smirk seolah olah telepati mereka telah terhubung dengan baik.
"Memikirkan hal yang sama?"
Erza mundur saat kedua bahunya di tarik oleh Ibunya untuk ikut berfoto.
"Aku pikir mungkin!"
Bella juga berdiri di hadapan Ayahnya, seolah olah yang menempatkan posisinya dengan cara alami.
Keempat keluarga baru itu bersiap untuk berfose.
"Mau-"
Erza tersenyum lebar saat flash camera datang menghentikan ucapanya.
"-Mau melakukanya kapan?"
Erza kembali menyambung kalimatnya sambil melirik adik tirinya yang berfose paling normal daripada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Teen Fiction"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...