37:Alur novel yang mulai absurd

1.5K 216 37
                                    

Paman Lee menatap sahabat seperjuangnya dengan tatapan khawatir, kakek yang di tatap merasa sedikit terganggu.

"Hentikan tatapan sedih mu itu, aku pergi untuk menangkap jalang itu dan membawa pulang putra ku bukan berperang dan aksi bunuh diri!"

"Tetap saja... Tidak bisakah aku ikut atau menambah pasukan yang ikut! Membawa 30 pengawal rasanya masih kurang walaupun semuanya berpangkat tinggi"

"Lee aku meninggalkanmu untuk meng-handle pekerjaan yang aku tinggalkan!"

Kakek merapikan pakaianya sambil melirik sahabatnya "tidak ada yang menduga hal ini terjadi bukan, aku pikir wanita itu menghilang untuk berubah tapi ternyata... Hm.."

"Anda tahu wanita itu terlalu berambisi bukan!"

"Sayangnya aku lengah, aku pamit titip segalanya selagi aku belum kembali!"

Kakek tersenyum sebelum berlalu memasuki pesawatnya meninggalkan paman Lee yang masih berdiri di samping mobil menatap pesawat itu yang semakin bergerak menjauh sebelum lepas landas.

"Seharunya kau mendengarkanku untuk membunuh putramu saat sedang berada di dalam kandungan wanita itu dahulu!"

Lee berujar pelan sambil mengingat kisah silam di mana untuk pertama kalinya ia mengetahui penghianatan Hatsumi dan rencana kotor untuk mengambil alih organisasi.

Mengingat hal itu ia juga merasa jijik pada dirinya yang terbujuk rayu gadis ular itu dan berakhir ia mencintai gadis itu walaupun sekarang ia sangat benci.

"Semoga keselamatan selalu mengelilingi dirimu Tadashi!"

Lee berbalik dan memasuki mobil.
...

Ruang kamar terlihat suram dengan minim cahaya yang menyinari ruang kamar Bella, gadis yang sedang tertidur itu terlihat resah dan gelisah dengan keringat dingin.

Ia terus beralih kiri dan kanan dengan rintihan pelan, sedangkan rambut panjangnya terlihat lembab serta baju tipisnya yang basah dan melekat di kulit.

Bella melihat kiri dan kanan yang gelap, lalu dirinya tiba tiba berada di kawasan rumahnya saat SMA.

Ia hanya melihat rumahnya dari luar tanpa niat untuk masuk atau sekedar melepas kenangan lalu. Ia terdiam cukup lama sampai seseorang membuka pintu rumahnya lebar.

Dihadapanya seorang gadis yang wajahnya persis sama berdiri di depan pintu dengan ekspresi dingin, ekspresi kaku ini mengingatkan diri dengan keperibadiannya yang toxic.

Pengabaian yang Bella dapatkan di kehidupan pertama membuat dirinya selalu berpikir jika saja ia sehat dan ia bermanfaat bagi keluarganya mungkin ia tidak akan di tinggalkan dan diabaikan.

Apa yang ia rasakan waktu itu ternyata membentuk karakternya dalam melihat dunia di kehidupan kedua, menganggap semua orang yang tidak penting dan bermanfaat harus segera di singkirkan.

Sehingga Bella hidup terkesan terlalu fokus dan berambisi dengan apa yang belum ia miliki, sehingga mengabaikan apa yang sudah ia capai dan miliki pada akhirnya sesuatu itu hilang tanpa di sadari.

Jika saja waktu itu aku sehat dan kuat (dunia pertama)...

Jika saja aku lebih kaya dan lebih di takuti(dunia kedua)...

Ambisi yang secara berlebihan ini sempat membuat Bella terpuruk setelah semua apa yang ia ambisikan tercapai, bukannya bahagia Bella malah merasa kekosongan dan sempat depresi karena kehilangan arah tuju dirinya.

Nyatanya gadis remaja itu tak benar benar dewasa, psikologisnya sudah tergangu sejak masa pertumbuhan. Baik kehidupan satu dan dua Bella tidak benar benar memahaminya apa yang ia butuhkan dalam hidupnya. Tapi untungnya..

Run Bella!....Run! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang