Luci saat itu sedang mengobrol bersama temannya di samping jendela tingkat 3.
Pemandangan ini bisa Bella lihat dari bawah gedung, gadis itu menatap ke atas dengan wajah datar.
'Ah... Mengapa kalimat 'seorang
pacar' memenuhi pikiranku dan membuat tidak nyaman sama sekali seolah-olah kebebasanku terbatas'Ia menatap ke bawah sambil mengigit jarinya.
'Apakah aku sudah mulai bosan memiliki seorang pacar yang harus aku rawat?'
"Kelulusan tinggal 6 bulan lagi!"
"Apa, kau sudah tidak sabar menanti kelulusan?"
Sebuah suara menyeletuk ucapan Bella yang tanpa sadar terucap.
Bella menatap Yuta yang baru saja duduk di kursi taman sampingnya, Bella tersenyum lembut.
"Aku dengar kau dan Ryu berpacaran, apakah itu rumor?"
"Bagaimana pendapat mu?"
Bella balik bertanya dengan senyum manisnya cukup menyimpulkan bahwa gadis cantik ini sedang menggoda Yuta, diam diam memprovokasi pacarnya yang sedang menatap ke arah keduanya dari jarak yang jauh.
"Aku pikir itu masih rumor ternyata benar!"
Yuta berkata dengan sedikit keenganan, lelaki polos ini ternyata menunjukan sisi sedihnya secara nyata tampaknya laki laki ini siap untuk menjadi pihak ke tiga
"Mengapa kau kecewa!?"
Bella tersenyum semakin lebar hatinya gatal karna rayuan dari murid polos satu ini, kapan terakhir ia menggoda pria ya? Mungkin tidak pernah setelah masa SMP berakhir.
"Kecewa? Mungkin itu yang aku rasa sekarang"
Yuta menatap Bella serius, lewat lensa kacamatanya ada ketegasan yang semakin membuat Bella senang.
"Kau mau menjadi simpanan?"
Walau ia memahami situasi ini dengan baik, Bella masih bertanya dengan nada ragu tapi munafik. Yuta yang kendengar ini merasa tercerahkan dan hampir menjawab 'iya' tapi suara dingin dari belakang terdengar menakutkan.
"Tidak ada peluang untuk simpanan!"
Keduanya menatap ke belakang dan sedikit mendongak, sosok tampan Luci berdiri tepat di bawah cahaya matahari membuat sosok itu keren dan penuh penindasan.
"Enyahlah sebelum aku mengila di sini!"
Tak ada aura bersahabat sedikitpun dari Luci di saat ini, Yuta merasakan ketakutan yang teramat dari lubuk hatinya tapi jika ia pergi bagaimana dengan Bella sendiri.
Padahal ia yang memulai tidak mungkin melimpahkan masalah ini pada gadis cantik itu.
"Pergilah, jangan khawatirkan aku!"
Bella berkata dengan lembut dan seolah olah menjawab kekhawatiran Yuta. Lelaki itu pergi setelah tersenyum ke arah Bella jelas tindakan itu memprovokasi Luci yang sedang cemburu.
Lelaki itu meloncat melewati badan bangku dan langsung duduk di samping Bella, menjepit tubuh gadis itu di sisi kursi yang ada pembatasnya.
Lelaki itu melingkarkan kedua tanganya di pinggang gadis itu dan menatapnya tajam dalam jarak sangat dekat, Bella tak bisa menyembunyikan perasaan gelinya lagi.
"Haha..haha.."
Tawa renyah itu mengetarkan hati Luci, dan kemarahanya lenyap saat melihat gadis itu tertawa sambil mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Novela Juvenil"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...