49:fight

959 110 10
                                    

   Keduanya terbaring di lantai, kedua tangan Bella di cengkram erat Luci.

    "Sayang patuhlah!"

     "Siapa sayangmu kita telah putus! lepaskan diriku!"

    Bella memberontak kuat untuk terlepas dari Luci, tapi sekuat apa pun gadis itu memberontak gengaman Luci sama sekali tidak mengendur sedikit pun.

     Disaat inilah Bella tiba tiba berhenti memberontak membut Luci kebinggungan,ia menatap gadis yang terpejam itu dengan ragu.

     "Bisakah kau sedikit melonggarkan genggamanmu kau menyakiti diriku!"

     "Kau janji tidak akan kembali memberonta?"

    "Aku janji!"

   Luci melonggarkan genggaman Bella,tapi tidak menjauh dari tubuh gadis itu ia ingin melihat apakah gadis itu benar benar seperti yang ia ucapkan.

    Tapi Bella tetap tenang bahkan tubuhnya tak bergeming saat tubuh Luci bergerak sedikit menjauh dari tubuhnya.

      Luci menggangap tindakan Bella sebagai peneriman status tawanan sekarang, ia tersenyum tipis sambil menatap jam di pergelangan tanganya.

    "Ayo sayang sudah waktunya kita bersiap untuk acara pernikahan sebentar lagi"

   Luci ingin bergerak menjauh tapi terhenti saat menengar gumamaman pelan Bella.

     "Siapa yang ingin menikah dengan dirimu, bajingan!"

   "Apa?"

  Brak...

   Tubuh Luci tiba tiba di tekan di lantai sedangkan Bella berbalik berada di tubuh atasnya, kedua tangan Luci di tahan lutut Bella sedangkan dirinya mengambil pisau yang terlempar tadi.

      "Kesalahanku mempercayai Daniel sebagai pengawasmu, maaf kau seharusnya tak terlibat sejak dari awal!"

    Bella penuh penyesalan ingin menusuk jantung Luci dengan cepat tapi tiba tiba tubuhnya mengejang kesakitan hingga ia meringkuk di dada lelaki itu.

   Clank...

   Pisau jatuh hampir menusuk leher Luci, beruntungnya lelaki itu sedikit mengerakanya dari titik tumpu kejatuhan.

    Laki laki itu dengan santai melepaskan kedua tanganya dari lutut Bella dan memeluk tubuh lembut itu, tubuh Bella masih bergetar dengan wajah yang semakin memucat serta berkeringat dingin.

      "Ah... Aku benci mendengar kalimat penyesalanmu, seolah olah pertemuan kita tak berarti apa pun!"

    Luci bernada kesal disamping pahanya, layar hp yang menunjukan sesuatu tombol yang telah di tekan menampilkan layar berwarna merah secara keseluruhan.

    Beberapa jam sebelum.

   Luci membuka jahitan luka di perut Bella lalu memasukan sebuah alat pengontrol pada luka gadis itu.

   Selesai memasukan alat ia kembali menjahit penuh kehati hatian.

   Bella pingsan setelah Luci mengatakan kalimat itu, setelah mengetahui tubuh lemah gadis itu Luci tetap berbaring diam menikmati waktunya sejenak.

.....

     Ken menutup layar notebooknya setelah melihat detak jantung yang awalnya melonjak tinggi tiba tiba turun dengan drastis.

    Ia mengalihkan pandanganya ke jendela pesawat dalam diam, jari jarinya memutar cincin di jari manisnya dengan lambat.

    "Si penghianat yang memuluskan pelarian Hatsumi berkali kali apakah sudah mendapatkan titik terang?"

Run Bella!....Run! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang