Bella ingin menarik kepalanya dari ceruk leher Luci tapi lelaki itu menahan belakang kepalanya dengan erat dan mendorongnya untuk tetap berdekatan sehingga bibir dan nafas gadis selalu saja menerpa atau menyentuh kulit leher remaja lelaki itu.
"Pergi!... Kalian semua pergi!"
Luci berteriak marah, jelas emosinya masih belum mereda.
"Pasien Ryu, tolong tenang... Kami hanya ingin mengobati anda bukan ingin menyakiti"
Pujuk salah satu petugas medis wanita paruh baya, tapi Luci tetap menodongkan tongkat impus sebagai senjata di satu tanganya sedangkan tangan lainya berada di tengkuk Bella menahan gadis itu supaya tidak berjauhan dari dirinya.
"Tidak!... Kalian pergi!... Tinggalkan kami berdua!"
Luci mundur saat semua staf medis maupun polisi kembali maju untuk menenangkan dirinya.
Yang tidak di duga oleh Luci, tangan ramping Bella membuka tutup injeksi berisi cairan penenang yang ia ambil dari meja khusus, yang selalu di bawa perawat saat waktunya pasien mendapat obat.
Bella memeluk pinggan Luci dan langsung menyuntik sambil menahan tubuh lelaki itu supaya tidak langsung jatuh di tumpukan kaca pecah yang berserakan di lantai.
Sebelum kesadaran Luci hilang ia menatap Bella seakan akan tidak percaya dengan tindakan gadis itu barusan.
"Apa pun yang kau pikirkan saat ini tentang tindakanku, anggap saja itu benar"
Bella terlihat tersenyum lembut pada dirinya sebelum segalanya menjadi gelap dan sunyi.
.....
Luci mengalami kejutan yang hebat membuat tubuhnya langsung duduk setelah 1 detik membuka matanya.
"Sssttt... Semua akan baik baik saja... Semua akan baik baik saja.. "
Bisikan lembut tepat di samping kupingnya dan dekapan hangat serta tepukan dan usapan pelan menyadarkan Luci bahwa ia sedang memeluk seorang gadis dengan erat.
Tak perlu menebak siapa yang ia peluk, busana seragam sekolah serta parfum familiar cukup untuk menjelaskan siapa yang ia peluk dengan erat.
Bella menyentuh kedua bahu Luci bermaksud untuk melepaskan
pelukan tapi Luci semakin mengeratkan lilitan tanganya di punggung gadis itu, melihat penolakan diam ini Bella tak lagi berjuang hanya terus mengusap punggung lelaki itu."Aku sangat cemas saat mengetahui kau di culik..."
Bella berbisik pelan dengan menyedihkan, Luci yang mendengarnya tertegun dan menatap gadis itu yang berada di ceruk lehernya.
Bella sedikit memundurkan wajahnya dan menatap balik wajah Luci.
"Aku kira aku akan kehilangan dirimu untuk selama lamanya"
Bella menatap Luci dengan lembut, tatapan lelaki itu bergetar dan air mata yang sudah mengenang di pelupuk matanya.
Hiks... Hiks...
Luci sebisa mungkin menahan tangisannya tapi tetap saja air mata itu mengalir saat rasa kesal dan marah atas kejadian kemarin terulang kembali di benaknya.
"Ssttt... Aku bersama dirimu... Aku selalu berada di sisimu.. "
Bella menenangkan lelaki uke yang sedang mengalami trauma pasca kejadian yang memilukan.
Luci terus menangis dengan keras melampiaskan amarahnya, Bella juga tidak bertanya lebih lanjut hanya membiarkan lelaki itu bersandar di bawah dagunya sambil terus menangis pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Novela Juvenil"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...