15:Daniel✔️

5.5K 755 44
                                    

Lalu tatapanya kembali ke arah Bella, Bella mengigit bawah bibirnya dengan kesal karena ia kalah dari lelaki itu.

Melihat godaan halus ini membuat Ken menudukan kepalanya dan tertawa pelan.

"Apa yang kau tertawakan!"

Bella yang terlanjur kesal langsung cepat tersinggung. Ken menaikan kepalanya dan mengisap rokoknya sambil menghembuskan asap ke arah Bella.

Bau tembakau dan harum mint samar samar memasuki indra perciuman Bella, gadis itu mengusir asap mengunakan tangannya sambil berusaha untuk berdiri walaupun energinya telah terpakai secara keseluruhan untuk bertarung tadi.

Gadis itu merapikan kacing bajunya sambil bersandar di punggung sofa samping Ken yang terduduk di lantai.

"Mantan tetaplah mantan, kau tidak memiliki hak untuk mengatur hidup ku"

Menatap Ken dengan senyum tipis, Ken membuang puntung rokoknya di sembarangan tempat, bangun dan menghadang tubuh Bella di punggung Sofa.

"Kau tau, aku tidak masalah dengan kisah percintaanmu. Dari pada kekhawatiran dari seorang teman aku lebih ke khawatirkan seorang anggota keluarga, tapi entah kenapa saat melihat si lemah itu aku merasakan bahwa dirinya tidak sebaik kelihatannya"

Ucapan Ken mengejutkan Bella.

'Apa... Apakah ini kekuataan plot bahwa pemeran utama yang masih amnesia tetap akan tertarik pada pasangan pemeran utama? Omg...'

"Dirinya yang mana tidak pantas untuk ku?"

Bella tersenyum indah, Ken berubah dingin terhadap godaan ini. Ia mengangkat tubuh Bella untuk duduk di badan sofa dan gadis itu melingkarkan tanganya di leher Ken agar tidak terjatuh ke belakang.

"Aku tidak tahu, setiap aku melihat wajahnya ada kenangan buruk yang muncul secara samar di pikiranku... Apa pun itu menjaulah darinya dan carilah lelaki yang lain"

Ingat Ken dengan serius sebelum melepaskan tangan Bella dan berlalu pergi dengan cepat.

Bella merasa aneh, tak mungkin peringatan tegas itu ia abaikan dengan mudah dan sosok Ken tidak akan menciptakan sebuah kekhawatiran yang salah hanya karena perasaanya.

....

Bella berwajah dingin di hadapanya, gadis itu berdiri di bawah cahaya lampu malam terlihat sangat dingin mengalahkan dingin malam hari.

'Ayo putus, aku bosan!'

Ucapnya tanpa perasaan, Luci terlihat sangat terluka. Ia mengengam kedua tangan Bella erat seakan-akan mencegah dirinya untuk pergi.

Tapi gadis itu tetap berhati dingin, melepaskan tangan Luci dengan kasar dan tersenyum tipis.

"Aku harap kita tidak bertemu kembali di masa depan, jika tidak aku pasti... "

Terdiam lalu gadis itu berbalik dan melangkah menjauh meninggalkan dirinya yang menangis sedih.

Luci terbangun dari tidurnya saat jam tepat di angka 12 malam, ia melirik ke sekitar ruangan yang minim cahaya mencari sosok yang menemaninya.

Ia bangun dan hampir turun dari rajang jika saja suara pintu kamar mandi di balik punggungnya tidak terbuka dan mengeluarkan cahaya yang terang dengan sosok kecil berdiri di pintu.

"Kau ingin kemana?"

Bella keluar dengan kemeja putih selutut sambil mengusap rambutnya yang masih basah, Luci hanya diam memperhatikan gadis itu yang berjalan mendekat ke arahnya.

Run Bella!....Run! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang