Bella duduk di kursi samping ranjang rumah sakit, kedua tanganya mengengam tangan Kakek Sio yang masih koma, melihat luka yang di perban dan memar di wajah membuat tatapanya diam diam mengeras.
Ceklek...
Tatapanya melembut dan berubah sedih hanya dalam hitungan detik, saat seseorang di belakang menghampiri dirinya.
"Nona Bella jangan khawatir secepatnya kami akan menemukan keberadaan teman anda"
2 lelaki petugas agak iba melihat wajah cantik itu terlihat sedih dan murung, gadis itu di telepon setelah menemukan kontak dari hp si lelaki yang di culik tadi sore.
Telepon di temukan tak jauh dari tubuh lelaki tua yang pingsan ini, di duga telpon tersebut jatuh saat si korban mencoba melindungi kakeknya dari para penculik.
Bella tetap diam, petugas menduga Bella masih syok dan mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan saat petugas keluar Bella menutup matanya sejenak lalu membukanya lambat.
Ia bangun dan sedikit membungkuk ke kuping kakek dan berkata dengan pelan seolah olah lelaki tua itu bisa mendengar.
"Aku akan kembali secepatnya, dan aku pastikan Luci akan baik baik saja Kakek!"
Cup..
Mengecup pipi yang di baluti perban, tapi tidak ada keenganan di dalam tatapannya.
....
Para polisi dengan perawat dan saksi sedang berbincang bincang di depan pintu ruang kakek Luci di rawat.
Ceklek...
Semua mata menatap ke arah Bella yang keluar dengan wajah lesu tapi berusaha untuk tersenyum ramah dan berlalu dengan sopan.
Bella baru ingin pergi tapi pertanyaan lain menghentikan langkahnya "Apakah dirimu Bella?"
"Iya, saya Bella"
Bella menjawab dengan tenang dan ramah.
"Oh gadis cantik malang, aku harap pacarmu segera di temukan"
"Terimakasih"
Terdengar prihatin, Bella tersenyum tipis dan berlalu pergi.
"Bukankah gadis itu hanya teman dari cucu kakek itu?"
Salah satu polisi menatap ke saksi yang tadi bertanya pada Bella.
"Teman apanya, Kakek Sio sudah mengatakan bahwa Bella adalah calon istri cucunya sejak tahun yang lalu"
"Benar bahkan kakek Ryu selalu mengatakan calon istri cucunya sangat cantik dan baik, benarkan?"
"Benar!"
Keduanya saling berkomentar membuat kedua polisi tersebut mendapat informasi tambahan.
....
Di dalam rumah kosong terbengkalai dan terpencil terlihat ada pergerakan di dalam rumah itu serta motor motor yang terparkir di luar.
Semakin jauh ke dalam semakin terdengar suara para lelaki yang mengobrol dan tertawa.
"Sial, tubuh bocah lelaki itu membuatku terangsang... "
Entah siapa tapi terdengar sangat cabul, lalu yang lainya tertawa mendengar hal itu.
"Benar, kulitnya sangat halus dan bening!"
"Aku tidak sabar mencobanya"
Mereka kembali tertawa dengan semangat, tidak ada rasa salah sedikitpun telah memukul, menculik dan berbicara kotor pada remaja di bawah umur yang mereka culik dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Teen Fiction"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...