Sekembalinya Aria ke kerajaan Zahard, dia dapat sambutan yag cukup meriah dari para penjaga.
"Hormat kepada Putri Aria, Sang Dewi Kematian!"
"Dewi gundulmu. Siapa ngasi julukan begitu ke gua, hah?! Wah pasti kerjaan Zahard ni!"
"Terimakasih sambutan hangatnya. Kerja bagus." dengan sedikit senyum, para prajurit itu ikut senang karena merasa dihargai.
Jarang jarang ada keluarga Zahard yang seperti dia.
"Kau akhirnya kembali juga." Aria menatap kedepan, dimana sekarang sudah berdiri Adori Zahard.
"Hai, Adori. Kabarmu baik?" Adori hanya mengangguk lalu mengkode agar Aria mengikutinya.
"Kabar Perdagangan Budak Ilegal sudah sampai kepadamu ya? Kau kembali lebih cepat daripada perkiraan ku." Adori bertanya kepada Aria. Pertanyaan serta penjelasannya terdengar lebih panjang daripada saat mereka bertemu dulu.
"Ya, aku yakin Zahard merindukan sosok yang akan dia permainkan di istana." balas Aria seadanya. Dia selama di kerajaan hanya di kerjai habis habisan oleh Zahard. Entah dia sengaja menggoda atau melakukan sesuatu yang meresahkan.
Yeah, you know what i mean with MERESAHKAN.
Adori tersentum tipis. "Kau sepertinya bisa membuka hati ayah."
"Maksudmu??"
"Kau tau maksudku, Nona Irregular."
• • •
Di ruang kerjanya, Zahard menatap malas tumpukan kertas hasil laporan Hagi dan Maschenny mengenai informasi terbaru mengenai penangkapan si pelaku perdagangan budak ilegal. Dia sudah mengerjakan laporan itu dengan giat, tapi rasanya malah melunjak.
Zahard butuh sandaran.
"Halo, om. Saya pulang."
Ah, suara ini...
Zahard menatap datar sosok Aria yang masuk ke ruang kerjanya tersebut sambil membawakan sesuatu di paper bag. Tentunya makanan. Di dalam hati, dia bersyukur Aria segera kembali untuk menemaninya.
"Nih aku bawain mie instan." alis Zahard auto menukik. "Ha?"
"Jangan bilang kamu nggak pernah makan mie instan?! Iya si, holang kaya."
Aria natap dua cup mie instan. Satu rasa ayam bawang, satu rasa bakso. Ga tau kenapa dia bisa nemu di menaramart. Zahard hanya diam menyimak apa yang akan dibuat oleh gadis itu. Dia diam sejenak sebelum menyeret Zahard keluar ruang kerja. Zahard yang diseret tentu kaget, sejak kapan Aria punya tenaga sebesar ini untuk menariknya?
"Temani aku membuat makanan ini di dapur!"
"Dapur mana?"
"Dapur pelayan, tentu saja. Kau punya dapur pribadi?" Zahard menggeleng polos. Aria tertawa dan mempercepat kakinya menuju dapur pelayan di lantai ini. Males klo ke dapur bawah. Memang lebih lengkap karena dekat ruang makan, tapi dia cuma butuh panci buat masak air, piring sama sendok aja.
"Nah sampai!"
Tepat setelah berkats seperti itu, beberapa pelayan menoleh dengan wajah panik dan kaget. "Y-yang mulia Zahard!" mereka serempak menunduk.
"A-ada yang bisa kami bantu?" tanya mereka pelan. Aria menggeleng sebagai perwakilan.
"Aku hanya ingin memakai seluruh dapur untukku dan untuk Zahard. Boleh?"
Para pelayan langsung menatap Aria terkejut, tapi setelahnya mereka bergerak keluar lalu meninggalkan kedua orang penting tersebut. Dapur akhirnya benar benar sepi. Aria tersenyum lebar lalu memasang apron yang terlihat dan memasak air di panci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...