Missing Control • S2 • 26

101 10 0
                                    

Blam!!!

Dentuman besar terdengar di seluruh penjuru Stasiun Name Hunt. Penyebabnya adalah Karaka yang baru saja melayangkan sebuah tembakan bola shinsu raksaksa ke arah Yuri dan dihindari. Alhasil jalan menuju kereta jadi korbannya.

Jalanan itu hancur, tepat sebelum Aria dkk hendak lewat. Mereka berempat pun mundur.

"Info lighthouse?" Tanya Elanie kepada teman temannya.

"... Barusan aja lighthouse gue rusak." Celetuk Nyxeon dan diangguki Aria.

Senyum penuh paksaan tercetak di wajah Elanie. Urat uratnya nampak menonjol, karena menahan kesal dan amarah. Gini amat punya rekan, beban banget, pikirnya.

Tapi tak lama kemudian Aguero dan kawan kawan pun menyusul. Cukup banyak orang yang mereka bawa bersama.

"Damn... Banyak juga yang ikut." Ucap Aeden kepada Bam.

"Mereka ingin melanjutkan perjalanan hari ini. Jadi... Begitulah." Balas Bam seadanya.

Sementara mereka yang lain membicarakan soal cara pergi ke seberang, Aria sibuk bertukar pesan dengan Evan yang sepertinya sadar akan keberadaanya di ujung jembatan.

Evan Babu Yuri :

Kalian serius mau lewat?!
Ini sangat berbahaya!

Arianna Zahard :

Tidak ada jalan lain.
Kami harus lewat, karena Bam harus ke lantai berikutnya hari ini.
Aku juga ada urusan di lantai lain.

Evan Babu Yuri :

Kalian benar benar bocah nekat!
Baiklah, kuperbaiki jalannya!
Kau dan teman temanmu jagalah Bam, tuan putri akan marah kalau pemuda itu cidera sedikit.

Arianna Zahard :

Dimengerti, Evan.
Kasihan juga kalau bocah imut sepertinya harus terluka.

-

"Abaddon, pinjem kekuatan dikit dong." Batin Aria kepada Abaddon yang ada di dalam dirinya.

Sebenarnya dia bisa saja memakai senjata yang diisi roh Abaddon, tapi lebih efektif menurutnya kalau Abaddon yang langsung merasukinya sedikit.

Kalau udah darurat baru dia pakai senjatanya.

"Akhirnya! Dipakai juga karakter figuran satu ini!" Ucap Abaddon di dalam diri Aria senang.

"BANYAK BACOT! BURUAN!"

Detik berikutnya, muncul beberapa kupu kupu sihir merah yang mengelilingi tubuh Aria sebelum akhirnya mengilang. Menghilangnya serangga cantik itu bersamaan dengan Aria yang memiliki dua buah tanduk di sisi kepalanya, kedua tangan dan terbalut oleh semacam armor dengan ujung tangan meruncing sementara di bagian kaki membentuk sebuah roda tunggal.


*mahkotanya anggap aja tanduknya aria.

"Endorsi, siapkan bong bong. Aku akan mengamankan jalannya." Ucap Aria lalu melirik kebawah dimana Karaka dan Yuri bertarung gila gilaan.

"Vibesnya kaya ngelewatin jembatan siratal mustaqim." Pikir Aria dengan tubuh merinding.

Ia menggerakkan tubuhnya kedepan dan otomatis roda nya pun bergerak maju menyesuaikan kecepatan. Sembari berjalan ia memasang perisai transparan yang setidaknya cukup untuk menahan percikan serangan Yuri dan Karaka. Ia tau ini memang cukup beresiko tapi daripada nggak bisa pergi dan mati konyol disana.

Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang