Missing Control • S2 • 00

447 76 7
                                    

Lantai 134 terlihat cukup padat dari atas gedung gedung. Para penghuni lantai ada yang sibuk bekerja, ada yang hanya sekedar berjalan atau memancing keributan.

Contohnya saja sosok sandra yang tengah bertekuk lutut di hadapan Raja menara dan di tonton beberapa putri zahard serta petinggi lainnya.

Salah satunya adalah Aria yang resmi menyandang marga Zahard.

"Kerja bagus, Maschenny, Aria. Kalian berhasil menangkap otak perdagangan budak ilegal."

Maschenny hanya mengangguk sementara Aria menatap sekilas lalu kembali ke sandra itu. Dia hanya wanita paruh baya yang terbuang dari keluarga Poe Bidau. Ini menjelaskan bagaimana caranya dia bisa lolos berkali kali dari kejaran para putri.

"Menara itu kejam... " ceteluk wanita itu.

"Orang lemah, hanya akan tertindas oleh yang lebih kuat. Sampai sampai harus saling memanfaatkan hanya untuk bertahan hidup."

"Menara ini tidak akan berubah dengan sistem pemerintahan seperti ini. Beberapa mendukung opini penggantian tatanan Menara, namun sebagian besar menerima menara ini apa adanya."

"Hanya karena Raja Menara mengendalikan Takdir?"

Aria melirik ke arah Zahard yang ampaknya tidak peduli apapun yang dikatakan wanita malang itu. Sungguh, dia benar benar nampak tak mau tau.

"Bahkan kami terikat aturan, dimana kami tidak bisa membunuh raja menara atau kepala keluarga, selain orang dari luar menara." wanita itu menatap Aria.

"Harusnya kau berpihak kepada Enryu, kau harusnya memusnahkan Raja tak berhati itu! Hanya karena Irregular, kau bisa melakukan apapun?! Banyak orang yang mati karena--!"

"Apa hanya karena kau bernasib malang, kau berhak menentukan nasib orang lain?" tanya Aria balik. "Aku punya hak menentukan siapa yang akan ku dukung."

"Siapapun itu."

"LIHAT?! HANYA KARENA KAU DI ANAK-EMASKAN OLEH ZAHARD, KAU SEMENA MENA?!"

Para putri, petinggi dan Zahard menatap Aria dengan berbagai tatapan. Mereka ingat kejadian yang baru terjadi beberapa hari lalu dimana Aria berkelahi dengan brutal melawan Khun Edahn sampai Kepala Keluarga Khun itu hampir saja tewas ditempat.

"Teruskan."

Wanita itu bungkam ketika Aria mendekat lalu mencekik dirinya erat lalu mengangkatnya. "Aku ingin mendengar suara seorang anggota FUG yang terlibat pembunuhan Arie Avensite."

Hagi terkejut. Saudaranya tersebut dan berkaitan dengan wanita ini. Terlebih, Aven memiliki hubungan kuat dengan Aria. "Maksudmu?"

"Tanyakan itu pada dewanya, kakak." Aria mengeratkan cengkeramannya sampai darah terlihat mengalir dari leher wanita itu.

"Hei, kau pernah dengar suatu pepatah?"

Aria menatap datar wanita yang tengah dia cekik sampai nafas saja ia kesusahan.

"Darah dibalas Darah... " Aria menurunkan wanita itu dengan kasar lalu melayangkan tendangan berputar tepat di kepala wanita itu sampai terlepas dengan kaki terbalut besi beroda miliknya.

Splash!!!

Pluk...

Seisi ruanga hanya bisa menerima pemandangan sadis Aria yang tega memenggal wanita tersebut bahkan ketika Zahard belum memberi ultimatum. Zahard sendiri kelihatan menikmati pertujukan solo Aria.

Iris merah darah Aria berkilat tajam, menatap potongan kepala wanita yang menggelinding mendekati singgasana Zahard. "Nyawa dibalas Nyawa."

•  •  •

Missing Control Season 2 - Start

Surpriseee, Aven telah tewass~

Aria : Gue cekek lo, anjing!
Aeden : Kalem lur, kalem!
Author : Idih, dasar.

Pengen tau kenapa Aria semarah itu? Sampai  jadi korban amukan?

Stay tuned, hehehe.

Bonus :

Arianna Zahard (New Visual) :

Arianna Zahard (New Visual) :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang