Di pukul 11 siang, Aria dengan bantuan teleport nya tiba di salah satu pantai yang terkenal di menara. View bagus, banyak persewaan speadboat, alat surfing dan alat selam. Buru buru Aria menduduki salah satu gazebo sambil menunggu Aven dan Aeden datang.
Tadi di tengah jalan pas mau ke pantai, sendal mahal Aeden copot. Dia ditawarin beli sendal pantai biasa yang karet itu trus ada bunga nya karena emang sisa itu di toko. Yang lain kekecilan. Dengan wajah frustasi, Aeden mengiyakan daripada kakinya kebakar pasir pantai yang panas.
"Aria, gue nemu es kelapa muda. Mau ga?" Aven datang bersama Aeden yang nampak murung. Di tangannya dia membawa 2 kelapa muda. Aria dengan antusias mengambil dalah satunya.
"Makasi bro. Btw Aeden, jangan murung gitu dong. Tetap heppi kiyowo~" Aria dan Aven berusaha menghibur Aeden tapi Aeden makin murung dan akhirnya ngelepas sandal dia.
Mending kepanasan daripada malu dilihat pake sendal cewe motif bunga.
Bunga higanbana lagi.
"Berisik." Aeden dengan bodo amat melepas kaos abu abu tanpa lengannya dan terpampang lah kotak kotak di perutnya yang berjumlah 6 biji. Mana keringat dia mengalir di celah celah sixpack nya lagi.
Aria rasanya mau mampus.
Aven yang tau respon Aria ikut ikut buka kaos dan terpanpanglah duo cogan ber sixpack padat berisi. Aven kelihatan lebih ke cewe kalau dari wajah, tapi kalau tau gini ga bakal ragu dia cowo tulen.
"GA TAU AH, JNCK! BNGST! BJGN! MLYD AK!" Segala umpatan Aria keluarkan dalam hati.
Udah cukup dia ga sengaja lihat abs Zahard sekilas, jangan disuguhin 2 orang langsung.
Masi fresh pula.
Apa tidak modar?
Tanpa sepengetahuan Aria, hidungnya mengeluarkan darah segar. Aven dan Aeden yang tau langsung panik kesana kesini nyari kain. Akhirnya pake kaos Aeden yang disobek buat menghentikan pendarahannya.
"Klo ga kuat disuguhin abs, bilang! Parah ini!" seru Aeden panik, emosi, takut, kesel campur aduk.
"Kapan kapan suguhin sampe bawah aja." balas Aven. Aeden melotot lalu menjitak kepala Aven kenceng.
"Otak tu bersihin. Ngeres banget pikiran lo." Aeden kembali fokus membersihkan darah dari hidung Aria. Sangking telatennya, para pengunjung yang nonton ikutan baper.
Beberapa orang memotretnya entah dijadikan apa nantinya.
A few moments later...
Setelah insiden Aria mimisan, korban segera ke kamar mandi untuk ganti baju. Ya masa dia renang pake kaos sama celana panjang. Dia mau balas dendam ke Aven sama Aeden biar impas.
Alhasil dia sengaja pake crop top hitam dan celana pendek ketat hitam pula. Entar klo ada yang genit tinggal tendang aja ke laut. Dengan santuy, Aria keluar kamar mandi sambil bawa tas yang dia isi sama baju ganti alias baju yang dipake berangkat, alat mandi, sisir, dll.
Pas sampai di gazebo, Aeden dan Aven udah ilang entah kemana. Pas dicari kesana kesini, ternyata mereka nyewa papan surfing. Aria naruh tas dia di antara tas dua cowo itu dan pergi ke persewaat speadboat. Bodo amat ama berapa puluh ribu poin yang harus dia bayar, yang penting heppi.
Entar juga di isi ulang ama Zahard:)
Dari sekian speadboat, dia milih yang warnanya hitam legam. Aria segera memakai pelampung yang udah sepaket sama kendaraanya dan naek. Aria diberi arahan oleh pemilik persewaan beberapa menit sebelum melajukan kendaraan tersebut.
Dengan kecepatan tinggi, dia langsung melesat menuju tengah ke batas pantai. Beberapa ombak menerjang speadboat nya, namun dengan mudah dia lewati begitu saja.
Maklum, dia di dunia sebelumnya pro user speadboat.
Aeden dan Aven sudah dapat papan surfing dan pergi menuju tengah laut dimana ombak besar mulai terbentuk. Perlahan mereka berdiri di atas papan dan berseluncur bersama ketika ombak membesar.
"WOOOHOOOO!!!!" seru keduanya dengan penuh energi.
Jauh di belakang, Aria cuma menatap speechless. "Bocah banget... "
Ketika hendak melajukan kendaraanya, sesuatu menempel kuat di kaki Aria. Perlahan membelitnya dengan erat dan semakin erat.
'BENDA LEMBEK APA YANG NEMPEL DI KAKI GUE ANJINK?! GELI BANGSAT!!!' Umpat Aria dalam hati. Perlahan dia menoleh ke kaki kanannya, dan dia menemukan kakinya ditempeli gurita merah yang membelit kakinya.
"Oalah, gurita. Turun bang, klo saya bawa ke pantai, dijadiin bahan takoyaki loh." Aria melepaskan tentakel gurita itu satu persatu dan akhirnya bisa lepas. Perlahan Aria memasukannya ke air lalu pergi ke sisi lain pantai.
"GELI WOY! ARGH!!!"
• • •
Langit yang semulanya berwarna biru berubah warna menjadi merah gradasi orange yang menandakan waktu telah beranjak ke sore hari. Beberapa pengunjung sudah pulang, beberapa pula masih tinggal untuk menonton sunset.
Contohnya saja Trio A yang asik duduk di gazebo ditemani kelapa muda yang mereka beli untuk kesekian kali. Di belakang udah ada 6 biji yang kosong melompong sampe daging kelapanya juga.
"Sunset nya bagus bro." ujar Aeden menatap matahari yang mulai terbenam.
"Yoi, bro. Bener." Aven membalas lalu menyeruput minumanya.
Aria yang ada di tengah kedua cogan cuma mengiyakan dan diam lagi. Dia masih trauma sama kaki dia yang ditempelin gurita. Ukurannya nggak nangung nanggung, gurita jumbo yang perkiraan sebesar satu bola basket ukuran 7 atau 8.
Parah...
Mana tentakelnya berlendir...
'GUE GA BAKAL MAEN KE PANTAI LAGI! GUE KAPOK!'
Aven menoleh ke arah Aria yang dari tadi cuma diam. "Lo yakin balik malem? Sugar daddy lo entar nyari."
Mendengar ucapan Aven, Aeden malah ketawa terbahak bahak sampai tersedak air kelapanya. "AHAHAHAHA SUGAR DADDY KATANYA!"
"Jnck, diem lo. Zahard lagi hibernasi noh, seminggu. Tugas dia sementara di handle sama para putri, Arie Hon, Ha Yurin ama Edahn. Walau gue tau yang paling bisa diandalkan cuma Hon."
"Bapak gue gitu loh~" Aven menyombongkan ayahnya yang bahkan dulu sempat nggak dia akui sebagai ayah.
"Dih, mentan mentang. Btw Aria, kaki lo kenapa? Merah gitu." aria menunduk. "Ditempelin gurita anjink. Geli gue, sumpah."
Setelahnya, Aven dan Aeden malah ngetawain Aria. Dengan kesal, Aria memukul kepala mereka sama kelapa di belakang badan dia sampai kepala mereka benjol.
• • •
Bonus :
Arie Avensite Visual :
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanficKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...