Missing Control • S2 • 13

251 46 6
                                    

Aeden tertawa. Tentu saja, Irregular adalah orang yang sangat terlarang untuk memasuki Menara. Karena Zahard telah membuat sebuah perjanjian, dimana hanya Irregular yang mampu membunuhnya.

Enryu dan Phentaminum hampir saja membunuh Zahard jika saja tidak terhalang oleh "Ramalan Arlene".

Lalu beberapa tahun kemudian, Urek Mazino muncul. Tapi dia tidak berkeinginan membunuh Zahard dan memutuskan bergabung ke Wol Ha Ik Song bersama Baek ryun, pemilik organisasi tersebut.

Lalu ada Arianna yang tiba tiba muncul di kamar Zahard dan kini menjadi anggota keluarganya. Maka Aria tidak dianggap sebagai ancaman, Adori pun menerima keberadaannya.

Tapi kali ini sedikit berbeda, Bam ini muncul tanpa diketahui. Dari mana dia berasal, siapakah dia, dan apa dirinya.

"Semoga saja bocah itu bisa merubah menara." batin Yurin lalu menatap Aeden lagi.

"Baiklah. Omong omong, kau tidak mau menjenguk kembaranmu?" tanya Yurin.

Aeden menatap ibunya itu datar lalu mendengkus. Kembaran, dia saja hampir lupa kalau dia punya saudara kandung.

Sudah berapa lama dia tidak mengunjungi kembarannya yang kini terbaring di kamarnya dalam keadaan koma?

Lupakan, Aeden tidak peduli dengannya. Karena dialah, ia kehilangan orang kesayangannya karena dia.

Ah, sudah berapa lama sejak kematian gadis itu?

50 tahun? Kurang lebih...

"Apa karena cinta pertama mu dibunuh oleh Erzen, kembaranmu itu? Dan kau menjadikan Aria sebagai pelampiasan karena kemiripan mereka?"

Aeden mengepalkan tangannya. "Jangan bicara apapun lagi, ibu."

"Kenapa? Aku hanya berbicara kenyataan, Aeden. Kalau Aria tau, apa yang akan terjadi padamu?"

"Kubilang, berhenti."

"Dia akan membencimu, menjauhimu, dan kemungkian dia akan memburumu karena dendam."

"KUBILANG DIAM!!"

Gelombang energi kutukan menguar dari tubuh Aeden dam menghancurkan beberapa bagian dinding dan interior yang ada di ruangan itu. Namun Yurin tidak terancam sama sekali oleh shinsu putranya itu.

"Ck, sama saja. Ku kira kau memperlakukanku sebaik Erzen. Nyatanya, kau lebih menyayanginya."

Aeden turun dari sofa dan pergi menjauh, sebelum perkataan Yurin menghentikannya.

"Itu karena kau adalah jiwa yang diberi kesempatan hidup di tubuh putraku."

Aeden berbalik dengan tatapan terkejut. "Aku berhak memperlakukanmu berbeda."

Dibalik pintu raksaksa ruangan Kepala Keluarga, Yuri mendengar segala percakapan antara paman dan neneknya itu. Iris merahnya nampak bergetar karena terkejut.

"... Kematiannya dan paman puluhan tahun lalu... Berarti bukan sebuah kebohongan nenek..."

Yuri ingat, seperti apa Aeden dulu ketika mengenal cinta pertamanya.

Gadis cantik, bertubuh mungil dan nampak imut. Cukup bertentangan dengan Aeden yang dulu berwajah kalem namun dingin dan sangat kasar. Sifatnya yang bertolak belakang itu langsung berubah 180° ketika bersama gadis itu.

Dia mengubah segalanya tentang Aeden.

Dan dia jugalah yang membuat Aeden bunuh diri karena depresi.

•  •  •

Pembawa acara yang semulanya menunggu percakapan di setiap tim selesai pun membuka Pertandingan Tahap 4. Pertandingan kali ini bernama "Pertunjukan Dallar".

Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang