Missing Control • S2 • 04

423 61 17
                                    

Enryu hanya menatap datar Aria yang bingung atas penuturannya. Dia sendiri menyesal karena tidak menyadari keanehan di dalam pocket yang sempat dia baca sebelum ia tinggalkan begitu saja.

"Aku tidak yakin Gustang pelakunya. Tapi, beberapa bahasa asing di pocket itu, aku temukan maknanya di perpustakaan keluarga Poe Bidau." Jelas Enryu.

"Jangan bercanda! Jadi, Gustang berpotensi menjadi pelaku?! Apa motifnya sampai membuat kerusuhan berkepanjangan seperti ini?!" Aria menaikkan nada suaranya tanpa sadar, karena ia tak habis pikir.

Apa motif Gustang sampai membuat masalah sebesar, seheboh, selama dan separah ini?

Enryu tersenyum masam sambil menghela nafas. "Aku belum ada bukti, tapi aku rasa... Gustang juga terobsesi pada Arlene."

Sedetik kemudian, keheningan menyelimuti atmosfer diantara kedua orang tersebut.

•   •   •

Zahard POV.

Sudah larut malam, tapi Aria tak kunjung kembali. Aku tidak peduli jika dia diculik, dia bisa selamat sampai rumah walau sedikit menodai pakaiannya dengan darah. Tapi entah kenapa, kali ini ada perasaan aneh.

Seolah, Aria tidak baik baik saja di suatu tempat.

"Apa tidak sebaiknya ayah cari saja Aria? Aku yakin dia tidak jauh dari sini." celetuk Adori yang duduk di sofa ruang kerja untuk menamaniku yang mulai bertingkah aneh.

Bukan aneh, lebih tepatnya khawatir.

Khawatir dengan seorang gadis.

Aku bisa melihat ekspresi kaget Adori meskipun sedikit. Ketika aku menanyan keberadaan Aria kepadanya, dia nampak terkejut dengan mata sedikit melebar dan mulut terbuka. Aku akui, aku memang pernah berhubungan dengan wanita, tapi aku tidak sampai menghawatirkan seseorang sampai seperti ini.

"Baik baik, aku akan cari dia." Adori berdiri dari sofa, bersamaan dengan pintu ruang kerja ku yang terbanting kecang.

"ARGHH GA TAU LAH! CAPE AKU, CAPEK!" Aria berteriak kesal sambil memukul mukul pintu yang tak bersalah. Amarah nya tentu membuatku dan Adori bingung.

Ada apa?

"Ada apa Aria? Kenapa marah?" tanya Adori sembari mendekati gadis 20 tahun tersebut. Aria yang semulanya nampak emosi langsung memasang wajah melas dan memeluk Adori erat. Adori yang dipeluk tiba tiba jelas kaget. "Woah!? Ada apa?!"

"Aku capeeeee! Tadi dapat informasi mengenai Pocket Arlene..."

Aku terdiam, Adori pun sama.

"Apa... Yang kau dapat?" Aria yang semulanya menenggelamkan wajahnya di perut langsing Adori pun mendongak. "Aku berpikir, pocket Arlene itu direkayasa oleh Gustang. Enryu bilang, beberapa bahasa asing di dalam pocket, ia temukan di perpustakaan raksaksa keluarga Poe Bidau."

'Bajingan itu... Apa lagi rencananya?' batin ku di dalam hati seraya berdiri mendekati Aria juga. Aku melemparkan sinyal kontak mata kepada Adori. "Aria, aku pergi dulu. Aku ada janji dengan Hagi."

Segera Adori mengambil langkah menjauhi ruang kerja ku.

Aku duduk di sofa dan menepuk bagian di sisi kananku. "Lebih baik kau bercerita sambil duduk."

Segera Aria duduk di sebelah ku dan tanpa permisi bersandar padaku. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. "Ketika aku kembali setelah bertemu Enne, aku kepergok Enryu di depan pintu masuk labirin. Auranya memang tidak se mengintimidasi itu, tapi tetap saja namanya juga Irregular." Aku tetap mendengarkan walau terkejut kalau Enryu berhubungan dengan Enne.

Asmara?

Mungkin.

#KAPALENNEXENRYU

"Lalu?" Aria semakin mendekatkan badannya ke badanku. Itu terasa aneh, mengingat Aria bilang tidak mau skinship denganku. "Dia mengatakan hal hal mengenai Pocket Arlene yang kemungkinan direkayasa oleh Gustang dan kejadian kejadian yang menyebabkan Arlene-V berkudeta."

'... Aku ingat jelas seberapa kesal V dan Arlena padaku ketika itu... Sialan... ' memori pahit terputar bagaikan video di kepalaku. Bagaimana Arlene berteriak tidak setuju atas berhentinya pendakian, bagaimana V mulai membangun FUG untuk menentangku sebagai raja, juga...

Bagaimana kehancuran keluarga kecil tersebut setelah aku membunuh bayi Arlene.

Kau tau sesuatu?. Aku terpaksa melakukannya. Aku pikir, lebih baik bayi itu tewas sebelum kekasih Blossom itu menculiknya dan melakukan sesuatu yang lebih buruk. Meski aku yang disalahkan atas depresinya Arlene, aku hanya menjauhkannya dari segala tindak tanduk tak bermoral Gustang dibalik layar.

Gustang tidak sebaik tampangnya.

"Kau... Percaya V-Arlene ada?" aku bertanya untuk memastikan. Aria mengangguk. "Di duniaku, aku fans yang 100% yakin Arlene-V nyata, dan Bam adalah putra mereka berdua."

"Kau tau akhir cerita menara?" aku berharap dia menjawab 'Iya', tapi balasan yang kudapat adalah gelengan. "Drama panjang akibat cinta segitiga mu belum tamat. AYOLAH, 50% ALUR AJA NGGAK ADA!"

"Kok bisa?"

"Bayangkan, 10 kepala keluarga agung. 28 putri zahard entah yang tewas, bersembunyi, atau hilang. Yang  debut duluan adalah Gustang dan Trumerei. Lalu kalau versi data, adalah dirimu dan Edahn."

"Kalau putri, Endorsi, Anaak palsu, Yuri, Maschenny, Repelista, Garaam Shilial, Lilial dan Maria walaupun hanya sekilas. Padahal authornya berjanji, seluruh putri Zahard pemegang senjata 13 bulan akan did debutkan. Adori hanya spoiler rambut emasnya, lalu Enne hanya penampakan ketika disegel. Ugh... Aku yakin 700 bab pun belum cukup untuk menamatkan Tower Of God... "

Mendengarkan cerita Aria mengenai menara di dunia lain, aku tertarik. Kehidupan ribuan tahun yang aku jalani, adalah sebuah komik di dunianya dulu. Dimana belum semua kehidupan ku dan teman temanku terekspos.

Gadis ini, benar benar membuatku tertarik.

"Jadi, apa kau bisa memperkirakan jalan cerita disini?" Aria mengangguk. Last chapter yang dia baca adalah Bam yang menemukan Khodam baru di dalam Suspendium, dan akan dia bawa keluar sesuai perintah Putri Maschenny.

"Tunggu saja, setelah kedatangan beberapa Regular ke lantai kematian, kau akan menemui Putra Arlene itu di Lantai Rahasia. Dia bertarung melawan data muda mu, dibantu oleh Edahn. Dan kau, akan menemui nya dan merebut gelang ciptaanmu."

Dia sangat yakin dengan perkataanya. Aku tidak akan meragukannya lagi.

Tanpa sadar aku terkekeh. "Kau benar benar menarik. Aku semakin suka denganmu."

Suka dalam artian sumber info dan partner kerja. Aku tak sadar dengan wajah Aria yang memerah sempurna di sampingku.

"ZAHARD BODOH! JANGAN MEMUJI KU SEPERTI ITU!!" Tinjuan berbalut shinsu menghantam perutku dengan kuat sampai sampai aku terdorong mundur.

Wajahnya merah sempurna, aku jadi ingin menggodanya.

"Kau yakin menolak kasih sayang Raja Menara? Kau akan menyesalinya loh~" wajahnya makin memerah dan itu benar benar lucu.

"MATI AJA LO, ANJING! ZAHARD SIALAN!!!!"

•   •   •

[A/N]

Piww double up~~~

Bonus :

Aeden Ha Visual :

Aeden Ha Visual :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang