Missing Control • 12

418 63 3
                                    

Endorsi berlari bersama kedua fisherman beserta Bam menuju jalur keluar. Dua spear bearer dan Hatz berjalan di tangga untuk menghadang Quant nantinya. Serena dan Hoh mengawasi di lantai bawah. Rachel bersana satu light bearer mengawasi dari dalam light house.

Sementara MC kita, Aria sedang berjongkok di posisi mereka berkumpul sebelumnya dengan pocket yang terhubung ke Aeden.

"Adoh, lelah! Gini amat bagian gue!" seru Aria tidak terima. Niatnya pengen baku hantam sama Quant, tapi dia malah disuruh berjaga di sini.

Sendirian.

"Habisnya, lo kan gesit."

"Ga gitu. Maksud gue, sendirian amat. Pengen di temenin Hatz tau. Berduaan sama mas samurai ikemen." membayangkan dia berjaga bersama Hatz disini, Aria auto salting. Hatz walau dingin kek kulkas gitu, malah bikin Aria klepek klepek.

"Idih, idih! Maen embat bae lu. Inget umur! Lo di dunia nyata hampir 22 tahun! Lah disini bocah nya masi 17-18 an."

"Suka suka Aria dong. Toh beda 4 tahun doang."

"Zahard dilupain, gitu?"

"Oh, tidak dong. Entar lolos ujian lantai 1, gue panggilan ke kerajaan Zahard."

"NGE-CHEAT LO! GA ADIL! ENAK BAE LANGSUNG KE LANTAI 134!"

"Iri? Bilang."

"Syalan."

"Tapi, lo ama Aven bakal ikut sama gue. Zahard ngasi kesempatan lo.loncat lantai. Tapi ikut gue dulu ke kerajaan dia. Baru ke lantai 20."

"Gue merasa beruntung bisa kenal sama lo. Sumpah."

"Serah dah serah. Gue matiin. Noh udah nongol orangnya."

Panggilan terputus, bersamaan dengan Quant yang keluar dari kegelapan. Dia menyunggingkan senyuman ke arah Aria.

"Selamat pagi, pak Quant." sapa Aria.

Quant menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke kanan dan kiri.

"Kau sendirian?" tanya nya ketika hanya mendapati aura keberadaan Aria di sana. Sisanya hampa.

"Begitulah. Sisanya berpencar. Lewati saja aku. Aku malas bertarung." balas Aria lalu lanjut duduk tapi tetap menghadap Quant.

"Kau bukan keturunan Eurasia kan? Sifat malas mu sedikit mirip." Aria menggeleng. Quant mendengkus lalu melewati Aria begitu saja. Aria sendiri cuma menatapi Quant yang menjauh.

"Sumpah, Endorsi ga niat amat ngasi gue bagian tim."

Dia berdiri lalu menrpuk nepuk celana ketat hitam yang dia kenakan. Dengan malas, dia berjalan menuju lift untuk pergi menemui Aeden yang bergabung bersama Endorsi dan Bam.
•••

Tim A, yang menonton bagian Aria pun terheran heran. Masa iya, dia membiarkan Quant lewat begitu saja. Tanpa perlawanan apapun.

"Yang benar saja? Aria tidak mengajak Quant duel?" tanya Shibisu heran.

"Aku tau Aria memang Fisherman hebat, tapi tak ku sangka dia menolak bertarung dan membiarkan Quant melewati nya." ucap salah satu peserta lain.

"Karena dia tau, tanpa bertarung, dia akan tetap lolos."

Mereka semua menatap Aguero yang nampak sedikit antusias dengan topik ini.

"Melihat data nilai Aria selama ujian, dia dikategorikan peserta dengan nilai tertinggi. Diikuti Aven, dan Aeden." Aven yang disebut, otomatis menoleh.

"Tapi tetap saja... Dia... Seperti bukan regular biasa."

Aven menghela nafas. "Memang iya."

Aguero menoleh. "Maksud mu?"

"Aria itu... Duh, gimana ya ngomongnya?" Aven menggaruk nggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Dia hampir saja keceplosan bilang kalau Aria irregular yang diasuj oleh Zahard selama beberapa bulan.

Bahaya kalau Hansung tau.

Aria bisa jadi kacung FUG nanti.

Walau incaran mereka Bam, kalau dapat Aria kan ibarat sekali kayuh, dua tiga pulau terlampaui.

"Well... Intinya, Aria pernah dilatih langsung oleh beberapa Kepala Keluarga Agung."

Mereka yang ada di ruangan itu terkejut bukan main. Kepala Keluarga Agung bukan sosok yang bisa ditemui sembarangan. Aguero dan Lauroe pasti mengerti, karena mereka bagian dari keluarga agung. Walau Aguero masih kerap bertemu dengan Edahn, tapi tetap saja tidak setiap hari.

"Siapa?" tanya Anaak tiba tiba.

"Ha Yurin, Arie Hon dan... Zahard."

"ZAHARD KATAMU?!"

"Iya."

Dan ruangan itu menjadi hening.

•••

Rencana Hoh mulai berjalan. Dia menyeret Rachel seorang diri menuju area yang sepi sembari memegang sebuah pisau. Rachel berusaha untuk melepaskan diri, tapi dia tidak ingin tubuhnya terluka.

Ditengah percakapan menegangkan, Quant muncul.

"Lepaskan gadis itu!" seru Quant

"Kenapa?! Harusnya kau mengejar Endorsi kan?!" tanya Hoh berteriak.

"Diam kau! Argh, omongan bocah itu dan dia ternyata benar..." Quant menggerutu. Hoh terkejut. Rencana nya diketahui.

"Bocah itu? Dia?" rancau Hoh bingung.

"Lepaskan gadis itu!" Quant berteriak.

"Diamlah! Kalau dia tiada, aku bisa mendaki menara!"

Quant yang mendengar hal itu, mendengkus kesal. "Sampah."

Hoh masih linglung dan syok mendengar perkataan sadia dari mulut Quant, sampai tak sadar Bam sudah ada di sana. Sama hal nya Aeden dan Aria yang bersembunyi di balik pilar, untuk mengawasi pertikaian kecil Bam vs Hoh.

"Tuan, hoh... Apa yang kamu lakukan?"

Hoh mendencih. "Sial, kenapa seperti ini?"

Ditengah pikirannya yang kacau, Hoh tersadar akan kejanggalan di dalam rencananya. Perintah yang simpel, Aria yang memberinya peringatan dan Quant yang mengetahui rencananya, semuanya sudah dibocorkan seseorang.

"Aku... Tertipu?!"

Di sisi lain, Hansung tersenyum tipis ketika meminum teh nya, Hwaryun menatap kejadian itu dari balik pilar, Aguero menatap puas monitor dan Aria tersenyum lebar di perjalanan menjemput Endorsi.

"Berjalan sesuai rencana..."

•  •  •

A/N : Because mendekati ending, aku bakal up 1 minggu 2 kali, harinya random. Sesuai Mood Author.

Stay tuned, di ending ada pary tambahan yang mungkin readers idam idamkan.

See you~

Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang