Missing Control • S2 • 20

127 19 0
                                    

"Bagaimana kau tau ini semua, Erzen?" tanya Aven terkejut.

Cerita singkat yang dilontarkan oleh Erzen benar benar menamparnya. Selama beberapa tahun di dunia ini ia menjaga identitas aslinya, bahkan dari Arie Hon sekalipun. Dengan mudahnya diketahui Erzen.

"Entahlah? Gustang yang memberi tau." jawab Erzen asal asalan.

Lagi lagi Gustang, pikir Aven kesal.

Erzen berhenti memasang wajah acuhnya dan kembali serius. "Kalau adik tercintamu kemari, itu akan sangat bagus."

"Aku akan menyegel kekuatannya, dan membawa nya kepada Gustang." kekeh Erzen.

Aven menanggapinya dengan dengusan. "Dan bukan hal sulit bagi Zahard untuk menemukannya. Dimatanya, Aria lebih spesial. Bahkan dari Adori sekalipun."

"Tapi Aria lebih rapuh dari Putri Adori, bukan?"

Aven terdiam. Memang, Zahard memberikan perhatian lebih kepada Aria yang 90% mampu menjamin keamanannya dimanapun.

Tapi apakah penjagaan itu juga berlaku untuk mentalnya yang masih begitu muda itu?

Usianya sekarang kurang lebih baru 22 tahun!

Tidak sepertinya yang ketika terlempar ke dunia ini telah menginjak usia kurang lebih 500 tahun, seperti hal nya sikembar keluarga Ha.

"Oh, aku hampir lupa." celetuk Erzen setelah sekian lama diam. Ia duduk di kursi sembari menyilangkan kakinya.

"Apa?" tanya Aven judes. Mood nya mendadak buruk ketika Erzen menyinggung soal Aria.

"Kira kira kapan dia akan mengeluarkan monster-Nya secara keseluruhan?"

•   •   •

Nyxeon dan Elanie kini memasuki kediaman pelelang dan mengawasi jalan yang nantinya akan dilewati oleh Bam.

"Aku masih terkejut kita bisa menjalani skenario sebagai 'sepasang kekasih' selama ini, Elanie." celetuk Nyxeon tanpa menatap Elanie sedikitpun.

Elanie hanya menghela nafas. "Ini demi rencana utama kita, Nyxeon. Kita perlu skenario palsu ini mengingat kita sudah lama bersama."

"Aku tau." balas Nyxeon lalu meletakkan kedua tangannua di belakang kepala. "Kapan kita memulai rencana utama?"

Namun pertanyaanya hanya dibalas angkatan bahu oleh Elanie. "Kita lihat kemana Erzen melangkah."

"Lagipula, tujuan kita untuk saat ini adalah melepaskan monster nya, bukan?"

Nyxeon menatap kekasihnya itu dan tertawa renyah. "Ya, kau benar. Sangkarnya itu terlalu kecil untuk monster sebesar dia."

Keduanya melanjutkan perbincangan sampai seseorang menarik perhatian Nyxeon. Jauh di depan, ada seorang gadis berambut biru pastel dengan pakaian khas keluarga Khun tengah berbincang dengan seseorang. Nyxeon mengenalnya.

"Nyxea!"

Si gadis berambut biru pun menoleh ketika namanya terpanggil dan ia terkejut ketika melihat Nyxeon ada di hadapannya. Iapun menghentikan percakapan dengan lawan bicara dan mendekati Nyxeon sembari berlari kecil.

"Kakak? Kamu ngapain disini?" tanya Nyxea dengan wajah polos.

"Yah, aku sedang mendaki menara seperti kemauanku. Kau sendiri?" tanya Nyxeon balik. Karena seingatnya, Nyxea tak berkeinginan mendaki menara.

Ia tersenyum. "Ayah memintaku menonton pertandingannya. Lagipula tidak hanya aku yang disini." ucap Nyxea lalu menoleh ke belakang, bersamaan dengan sebuah suara yang menginterupsi.

Missing Control • TOG FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang