"Eh? Ayah? Kenapa kesini?"
Aria berbalik ketika Zahard muncul di belakangnya sambil membawa sebuah map cokelat. Mendengar sebutan 'Ayah', dahi Zahard berkerut tak suka.
"Aku bukan ayahmu." balas Zahard. Aria tersenyum. "Lebih tepatnya kau ayah dari anak anakku nanti."
Kau tau bung? Zahard rasanya ingin segera melahap gadis yang sekarang berusia 20 tahun di hadapannya ini.
Tapi dia tidak mau di cap sebagai pedofil seperti si biru, teman seperjuangannya.
Akhirnya dia cuma bisa menghela nafas. "Tolong, jangan bercanda berlebihan. Kau tau, meski aku pendiam, aku tetap laki laki."
"Iya, aku tau. Maaf. Ada apa?"
Zahard menyerahkan map cokelat di tangannya kepada Aria. "Aku dapat laporan tentang Calon Slayer FUG tengah berada di Archimedes. Beberapa mata mata kiriman Adori mendapatkan fotonya."
'Oh? Udah waktunya ya? Samperin Rachel ga nih? Gue mau bikin dia kapok karena bikin Bam mokad.'
"Calon Slayer FUG? Jangan jangan---" ucapan Aria terpotong oleh Zahard. "Harusnya Putra Arlene sudah ku bunuh ribuan tahun lalu."
"Arlene menghilang dari menara, dan pocket miliknya ia tinggalkan di menara hingga kekacauan terjadi setelah tragedi lantai 43 dan Phentaminum. Entah apa yang dia lakukan di luar sana." Aria menjeda ucapannya. "Pertanyaanku adalah, siapa yang memberi pocket Arlene kepada Enne? Dan dimana pocket itu di tinggalkan?"
Zahard diam sejenak mencerna ucapan Aria sebelum menjawab. "Enne bilang, Gustang yang memberikannya."
'Tunggu--Gustang?' teori random fans TOG pun menyerang kepalanya. Bahkan teori di salah satu fanfict TOG juga membuat dirinya menjadikan sosok agung Poe Bidau Gustang sebagai dalang semua kerusuhan tentang 'Ramalan Arlene'.
Selama hampir 3 menit, Aria hanya bengong memikirkan teori yang dia yakini benar. Sementara Zahard menatap bingung Aria yang terdiam setelah dia menyebut nama kepala keluarga Poe Bidau. Tanpa sadar, Zahard memiringkan sedikit kepalanya. 'Apa aku salah bicara? Kenapa dia diam saja?'
"Hei." Roh Aria tertarik kembali ke realita. Ia pun segera menoleh ke arah Zahard. "Ah! Maaf! Aku malah melamun..."
"Tidak apa apa. Tapi, apa yang kau pikirkan sampai 3 menit lamanya?"
Aria tidak menjawab tapi hanya mencengkeram lengan Zahard erat. "Zahard, izinkan aku untuk melakukan sesuatu."
"Apa?"
"Izinkan aku menemui Eurasia Enne Zahard!"
"KAU WARAS?!"
Sejak Aria diserang teori 'Gustang Villain TOG', otaknya jadi rada rada. Maklumilah hamba tidak waras mu itu.
• • •
Arianna POV.
Setelah perdebatan panjang dengan Zahard, aku mendapat izin menemui Enne di semacam labirin rahasia tepat dia disegel. Aku cukup terkejut mengetahui area penyegelan Enne masih ada di ligkup Kerajaan Zahard. Ya, mungkin antisipasi kalau segel Enne tiba tiba rusak.
Kan nggak lucu kalau Putri Zahard Rank 7 mengacau.
Ya, walau Adori berpotensi menghentikannya.
Tapi saat Enne ditangkap oleh Maschenny, Adori saja menghilang entah kemana. Batang hidungnya pun tidak tampak di area penangkapan.
Oke, anggap saja Adori sayang sama Enne sebagai kakak adik dan nggak mau menangkap adik kesayangannya.
Kembali ke cerita, setelah macam macam perangkap ku lalui, aku tiba di depan jeruji besi raksaksa dengan Enne di dalamnya. Surai pink semi jingga miliknya nampak membelit tubuhnya yang tak mengenakan sehelai kainpun. Seperti di webtoon, penampilan Enne agak mengerikan.
Menyadari sosok lain di area itu, Enne membu mata dan menatapku. "Siapa lagi yang berkunjung?"
"Lagi? Seseorang sepertinya datang sebelum aku." perlahan aku membuka pintu kecil di sudut jeruji dan masuk tanpa ragu.
Mon maap, saya MC ke 2, saya Irregular, saya kesayangan Zahard sama Arie Hon, dan saya dilatih sama beberapa kepala keluarga agung.
Walaupun masih Regular kelas C, saya harusnya udah jadi High Ranker. Tapi mending seru seruan bunuhin Regular, ya kan?
Enne tertawa kecil. "Ya, pria tampan bersurai merah itu menemuiku setiap sebulan sekali. Entah apa motifnya. Lalu, kau dari kekaisaran Zahard? Apa maumu?"
Aku mendengkus. "Apa semua putri memang begini? Adori memang tidak parah, tapi sama saja." gumamku pelan.
"Ah, aku datang ingin menanyakan sesuatu. Mengenai Diary Arlene yang kau dapat dari Gustang."
Iris emerald Enne nampak bergetar karena terkejut. Tapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya. Benar benar keturunan Poe Bidau.
"Ayah memberi tau mu? Ayah masih saja tergila gila dengan Arlene. Padahal tindakannya terhadap wanita malang sungguh tidak manusiawi. Ya, aku mendapatkan nya dari ayah." jawaban memuaskan.
"Darimana Gustang mendapatkannya?" tanyaku to the poin. 'DI MANHWA BELOM SAMPE SINI SOALNYA! GUE BUKAN HWARYUN YANG BISA MELIHAT MASA DEPAN, OGHEY?!' Lanjutku dalam hati.
Enne diam. "Dia tidak bilang. Dia hanya memintaku membaca nya."
'Dahlah, gue bunuh Gustang sekarang gapapa kan? Perang sarang dia juga yang bikin. Gue takutnya Garam malah dikhianati ama Gustang, karena...'
Aku mendunduk sambil tertawa. Entah kenapa aku ingin menertawakan drama yang hampir sempurna ini. Bayangkan, 2 putri Zahard pun terlena oleh Diary Arlene yang bahkan masih diragukan 10 kepala keluarga agung selain Gustang.
"Eurasia Enne Zahard, apa kamu tidak sadar maksud ku?" Enne menaikkan sebelah alisnya lalu mengangkat sedikit kepalanya. "Apa?"
Tawa kerasku berhenti. Sebelah tanganku bergerak mengangkat poni rambut yang sedikit menutupi mata. "Apa kamu tidak kepikiran... ". Tatapan santai Enne berubah menjadi tajam ketika dia mengetahui iris merah milikku sedikit bercahaya.
"Kalau pocket itu adalah mahakarya ciptaan Gustang sendiri?"
• • •
'DENGAN INI SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MENGUNJUNGI EURASIA ENNE ZAHARD LAGI!!!'
"Apa yang kamu lakukan di labirin ini, Nona Arianna Zahard?"
Sosok tampan bersurai merah berdiri gagah di hadapan Aria. Surai merah tebalnya cukup panjang sampai iris ruby nya sedikit tertutup. Pakaian ala ala bangsawan nya juga menambah kesan elegan padanya.
Yap, Aria sekarang tengah berhadapan dengan Sang Pembunuh Administrator lantai 43, Enryu.
"Aku hanya menanyakan beberapa informasi mengenai Gustang kepada Enne." jawab Aria santai.
Aslinya ketar ketir. Antara takut sama aura Enryu dan salting luar biasa sama wajah tampannya.
Aura Sugar Daddy nya lebih kental daripada Edahn sama Zahard woy!
Mlyd ak mz...
"Informasi apa?" Aria ingin segera kabur, jika tidak sayang nyawa. Suara deep kalm milik Enryu benar benar membuat ketahanannya goyah.
"Soal Diary Arlene, ku rasa?" sudut mata Enryu sedikit berkedut. "Pocket Rekayasa Gustang maksudmu?"
Aria yang semulanya menatap ke arah lain tak peduli langsung memusatkan perhatiannya kepada Enryu.
"Kok?!"
• • •
[A/N]
Ya, seperti cerita di atas, book ini aku selipkan teori "Gustang Villain". Dari beberapa book TOG di wattpad, ada yang beranggapan Gustang itu juga terobsesi sama Arlene.
Atau bahkan lebih parah.
Jadi ya, semoga sehat setelah baca teori random di book ini:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...