Ujian Administrator telah dimulai.
Aguero segera membagi tugas kepada rekan rekannya. Aeden akhirnya terseret untuk membantu para spear bearrer, sementara Aven dan Aria membantu Narae serta Lauroe.
"Kerja bagus, Lauroe-san." ucap Narae ketika Lauroe meruntuhkan atap gus dari atas. Sementara Lauroe menatap kesal ke arah gadis itu.
"Dasar kau..."
"Sabar bang. Saya bantu kok." Aria melompat lalu meninju atap atap gua di hadapan Lauroe.
"Jangan sembarangan memukul bodoh. Guanya bisa runtuh semua kalau kau yang memukul."
Aguero mengomeli Aria melalui pocket yang selalu terhubung agar memudahkan komunikasi. Aria cuma tersenyum tanpa dosa. "Aku bantu Endorsi sama Anaak aja gimana?"
"Kau ini susah sekali diatur... Baik baik. Kau bantu saja dua putri itu. Shibisu juga."
Setelah dapat lampu hijau dari Aguero, Aria menggunakan kekuatan sakti ajaran Zahard untuk teleportasi. Ketika teknik teleport nya mulus, dia telah mendapati dirinya berada di belakang Shibisu yang sepertinya mencari putri. Aria menepuk bahu Shibisu pelan.
"Hei, kenapa?" tanya Aria. Shibisu yang tiba tiba di pegang langsung terlonjak kaget dan menjauhi Aria.
Rasanya jantung kaya mau kekuar dari mulut...
"Aria! Jangan muncul dadakan gitu dong!" Aria cuma senyum tipis lalu mendekati Shibisu.
"Kita cari Anaak dan Endorsi. Akan jadi masalah kalau mereka... Terkena musibah."
Shibisu menaikkan sebelah alis. "Musibah? Musibah apa yang akan menimpa gadis itu?"
Aria hanya tersenyum penuh arti. "Kau akan tau nanti."
• • •
"Baiklah Yang Mulia, saya akan bawa Green April kembali."
"..."
"Apa? Bujuk nona Aria untuk kembali segera?"
"..."
"Kenapa seperti itu? Dia nampak menikmati ujian di lantai ini."
"..."
"B-baiklah! S-saya akan bawa dia kembali sesegera mungkin!"
"..."
Sambungan terputus. Sosok yang menerima telepon hanya bisa meneguk ludah kasar ketika yang mulia nya, Zahard dengan tegas meminta Aria untuk dibawa kembali bersama Green April.
Sosok itu -Lo Po Bia Ren- pasrah dengan perintah tersebut. Ia tau Aria sosok regular yang kuat. Tapi ada satu hal yang entah kenapa membuatnya berkeringat ketika menatap sepasang iris mata merah milikknya.
Tatapannya memang santai, tapi entah kenapa terlihat sangat mengancan dan mengintimidasi. Beberapa high ranker saja berpikir dua kali untuk menemui 'Regular Kesayangan Zahard' itu.
"Sepenting itukah Aria dimata Yang Mulia?"
• • •
Ke sisi Bam dan Rachel, nampak keduanya berbincang sedikit mengenai impian mereka seandainya berhasil mencapai menara bersama. Bam mengatakan dia ingin mencapai menara bersama rekan rekannya, lalu mendirikan cafe(?) dimana mereka bisa berkumpul dan bersenang senang.
Rachel menyimak ocehan konyol Bam. Meski di dalam hati ia menimbang nimbang. Apa ia menaiki menara bersama Bam, atau.. menyingkirkannya.
"Ah, Rachel kau merasakannya?" Bam mendekat lalu menggenggam erat tangan Rachel.
"Eeh? Iya..."
Apa yang Bam lihat, adalah tangannya juga tangan Rachel yang bersinar. Nampak sangat indah. Tapi Rachel, ia tidak melihat apapun.
Tidak ada cahaya.
Tidak ada keajaiban.
Tidak ada pula kehangatan.
Dia benar benar tidak melihat apapun yang Bam katakan.
"Bam... Shinsu sepertinya sangat menyukaimu... Sampai aku tak mampu melihat keajaiban yang kau lihat... "
"Aku... Iri..."
• • •
Brakk!!
"Akh! Banteng bego! Hormat dikit sama gue! Udah tau Yowai mo, masi nantangin gue."
Aria mengeluarkan segala sumpah serapah karena Banteng memisahkan dirinya dengan Shibisu dan ia diserang dengan brutal. Lihatlah, banteng itu sekarang menggeram layaknya predator lapar.
"Ooh?! Nak lawan ye?! Meh meh!!" Aria melompat ke depan dan ke belakang ala ala petarung handal yang tengah. memasang kuda kuda.
Padahal dia taunya asal tonjok.
Tonjok, tendang, tonjok, tendang.
Ya gitu aja.
Aria mengumpulkan shinsu di tangannya hingga membentuk panah ala ala milik Bam di perang Sarang. Hanya saja warnanya hitam dan mengeluarkan sinar merah. Perlahan, ia menarik tali busur, bersamaan dengan terciptanya anak panah dengan warna yang sama.
𝕊𝕙𝕚𝕟𝕤𝕦 𝔸𝕥𝕥𝕒𝕔𝕜, 𝔸𝕣𝕚𝕒 𝕊𝕥𝕪𝕝𝕖 : ℂ𝕦𝕣𝕤𝕖𝕕 𝔸𝕣𝕣𝕠𝕨
Aria melepaskan anak panah itu, tepat ke arah mata sang Banteng. Ia sedikit memodifikasi tekhnik ajaran Edahn. Dia menambahkan kekuatan grafitasi di shinsunya, sehingga seranganya akan menghasilkan efek ledakan yang cukup besar. Untung kalau jalur gua ini tidak dilalui para babi. Jadi kalau roboh pun aman.
Syutt!!
"LAH EH?! BANGSUL JANGAN KABUR WOYYYY!!"
Banteng bermata satu itu berhasil kabur dari serangan sakti Aria dan berlari ke arah yang dia duga arah dimana Anaak melawan Ren. Endorsi entah dimana sekarang.
"SIALANNNN BALIK WE---Eh--?!" teriakan nyaring Aria berheti ketika ia merasakan aura lain yang mengintimidasi. Dia tidak terdampak, hanya saja aura ini tidak asing untuknya.
Ini...
"Aria! Akhirnya aku menemukanmuuuu!"
"YAK YURI! JANGAN MEMELUKKU SEMBARANGAN!"
• • •
Anaak terkapar di atas tanah setelah perutnya berhasil ditusuk dengan senjata Ren. Dia berusaha mengambil Green April miliknya, namun Ren menginjak luka Anaak tanpa belas kasihan. Otomatis Anaak berteriak kencang dengan mata berkaca kaca, Endorsi yang masih terduduk dibtumpukan batu hanya bisa memohon agar Ren berhenti.
Kakinya tak sanggup berdiri menopang badannya. Jika saja bisa, dia ingin menghajar Ren sampai babak belur. Apalah daya dia kehilangan energi, terlebih dia hanyalah regular.
Ditengah teriakan Anaak dan tawa gila Ren, sebuah kerikil terlempar ke kepalanya.
Awalnya hanya satu. Tapi lama kelamaan, batu yang terlempar makin banyak juga makin besar walaubtidak sebesar kepalan tangan.
"Hei! Berhenti! Siapa yang melemparkan batu ini kepadaku?!"
Hening sesaat, sebelum...
"Siapa katamu? Asal kau tau... Dua gadis yang terkapar disana... " dari kegelapan, sosok Yuri Zahard muncul sambil tersenyum.
"... Adalah adik adikku loh."
• • •
A/N : Debut-in visual Aeden sama Aven gak nieh?
Sekalian si Aria ganti visual juga. Kalau iya, eps berikutnya bonus visual mereka bertiga.
Oh yap, karena kurang dikit lagi buat end, aku coba pake sistem vote aja. Wkwkwkw, klo sampe/lewat target, aku update.
Target chapter ini : 15 vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...