Abaddon POV.
Dulu sekali, ketika 13 Great Warrior belum memasuki menara, aku hidup dalam satu kesatuan dengan 4 roh leluhur lainnya.
Kami tinggal di salah satu lantai di menara guna menjaga kestabilan lantai tersebut. Selain itu, kami berlima memiliki julukan masing masing.
Aku, Abaddon, disebut Dewi Kematian. Karena tugasku adalah membunuh mereka yang telah habis waktunya dan membawa jiwa mereka ketempat yang seharusnya.
Lalu Chartasis, dia adalah Dewi Kehidupan. Sesuai namanya, dia bisa menghidupkan siapapun yang ia kehendaki. Baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Ada lagi Vlad, Dewa Pembela. Dia selalu maju paling depan ketika ada perselisihan diantara dua golongan. Orang orang di lantai menyebutnya sebagai 'Penengah Paling Bijaksana'.
Terakhir ada sikembar, Lien dan Luan. Lien Dewi Musik, dan Luan adalah Dewi Penari. Karena keserasian itulah yang membuat mereka selalu bersama. Menyanyi dan menari bersama.
Awalnya, aku mengira ini adalah ketenangan abadi untuk kami sebagai penguasa lantai ini.
Tapi semenjak 13 orang itu datang, semuanya kacau.
Pemimpin dari mereka, pemuda berambut pirang yang ku kenal sebagai Zahard tiba tiba datang ke kastil kami dan mengajak duel. Luan dan Lien sangat antusias dengan hal itu.
Namun aku, Chartasis dan Vlad tak bergeming dan kami mengabaikan tantangan tersebut. Karena kami bertiga akan terpecah belah karena tantangan tak jelas itu.
Awalnya begitu. Nyatanya ada sesuatu yang membuat kami bertiga terpaksa menerima tantangan tersebut.
5 vs 13.
Untuk ukuran Regular Kelas B, kekuatan mereka sudah diatas kata normal. Tekhnik manipulasi shinsu yang sangat terlatih itu membuat kami kewalahan. Tapi mengingat kami adalah administrator dalam satu kesatuan, kami memutuskan bergabung menjadi satu.
Kami bukan lagi Abaddon, Chartasis, Vlad, Lien maupun Luan.
Ketika 5 kekuatan digabungkan, terlahirlah kekuatan baru yang ditakuti para penghuni lantai ini.
"Rebellion"
Barulah ketika Rebellion tercipta, 13 orang itu kewalahan dan nyaris kalah. 12 orang telah tumbang, dan tak lagi mengangkat senjatanya. Namun Zahard masih berusaha berdiri dengan tubuh penuh darah.
Tangannya yang penuh luka, berusaha mengangkat pedang dan berkata...
"Aku tak akan mati, sebelum aku mencapai puncak menara dan menjadi raja!"
Lalu kekuatannya meledak begitu saja dan ia menjadi sosok yang mengerikan. Dalam sekejap mata, Rebellion terkalahkan dan kami berlima terpisah kembali.
Dengan kemenangan tak terduga itu, Zahard lah yang menguasai lantai ini.
Ia menyegelku di sebuah senjata setelah melakukan perjanjian dan menyerahksn senjata itu kepada temannya. Aku ingat, kalau tak ealah namanya Edahn.
Chartasis diminta olehnya untuk menjaga Lantai Rahasia di kereta neraka. Atas kekuatan yang tersisa, Chartasis masuk ke Lantai Rahasia melalui cermin yang dibawa oleh Zahard.
Vlad... Ia disegel oleh Zahard entah dimana. Aku sampai sekarang pun tak tau dimanakan ia disegel.
Sementara Lien dan Luan... Keduanya dibunuh karena selalu memberontak kepada Zahard. Roh dari mereka berdua dikurung di salah satu lantai yang telah ia daki.
Selama kami terpisah, tak ada hal yang menarik bagiku selepas insiden V-Arlene dan FUG. Ribuan tahun kulalui dengan menjadi senjata yang Edahn berikan kepada anak anaknya. Tapi karena kekuatanku yang terkalu hebat, aku sengaja merasuki mereka dan membuat mereka bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...