"Well, apa yang bisa kau berikan padaku kalau aku menjawab?" tanya Aria. Mana mau dia kerja tanpa bayaran, sekali sekali dia harus realistis soal bisnis.
Vicente menatap Aria bingung, tapi dia tidak menganggap Aria ancaman. Meski auranya sangat berbahaya untuk Regular kelas D, dia yakin Aria tak akan menyerangnya begitu saja.
"Apa yang kau butuhkan?" tanya Vicente balik.
Aria tersenyum. "Jadi temanku?"
Hening...
Asli, hening banget.
"HAH???? HANYA ITU?" tanya Ehwa dan Wangnan syok, sementara Vicente mengangguk setuju.
Aria melebarkan senyumannya sampai giginya terlihat. "Hehehe. Aku tau dia, dan sekarang dia ada di Kantor Konduktor untuk penjelasan soal tes. Tes nya melalui 3 tahap awal sebelum tahap Final."
Vicente mengangguk mengerti. Informasi itu lebih dari cukup untuk membantunya.
"Dan kurasa, dia akan segera menemukan kloningmu yang satunya." ucap Aria lalu menghilangkan senyuman diwajahnya. "Cepat lambat, dia akan menemukan adik mu, Anna."
"Baiklah, aku mengerti. Ayo, kita pergi." Vicente berjalan sedikit lebih cepat sebelum berhenti dan menoleh. "Tapi, aku lapar. Ada yang bisa kumakan?"
Wangnan berkeringat dingin. dia takut 'Makanan' yang dimaksud oleh Vicente adalah roh manusia. Tentu dia berpikir demikian karena Vicente adalah cloning Hoaqin. Bisa jadi mereka punya selera makan yang sama.
"A-apa maksudmu?" tanya nya gemetaran. Aria menahan tawa melihat Wangnan yang terlihat ketakutan setengah mati.
"Camilan mungkin?"
Ehwa teringat camilan Rak yang dia bawa. Berupa kripik kentang berbentuk seperti pisang. Vicente sempat mengomentari selera makanan Ehwa, walau pada akhirnya dia menerima makanan itu dengan sepenuh hati.
Iyalah, namanya juga lagi laper.
"Dia tidak sebringas Hoaqin ya?" tanya Ehwa pada Wangnan pelan. Wangnan mengangguk. "Dia lebih terlihat seperti anak kecil."
"Ya, karena cloning Hoaqin punya keperibadian masing-masing." balas Aria. "Sejak awal, Hoaqin dan para cloningnya adalah individu yang berbeda satu sama lain."
Ehwa membulatkan mulutnya lalu menatap Aria bingung. "Bagaimana kamu tau, Nona Aria?"
Aria tersenyum lalu berjalan mengikuti Vicente. "Hagipherion sendiri yang bercerita kepadaku."
Lalu beberapa saat setelahnya, sebuah pesan masuk ke pocket Aria. Ia menatap pocketnya dan membuka pesan yang masuk. Rupanya dari Aeden.
Aeden Ha :
Hei. Maaf, kami dilempar Pedro atas izin Administrator ke lantai 39 langsung.
Dan sialnya Nyxeon dan Aven terpecah dari kami dan namanya berhasil direbut Kaiser
DEG!!
"HAH?! APA APAAN?!" jerit Aria kesal yang sontak membuat Wangnan, Ehwa dan Vicente menatapnya terkejut.
"Sial! Bagaimana bisa mereka dilempar ke lantai 39 dan dua dari mereka telah kehilangan namanya?!"
Keributan lain pun muncul dari ujung lorong dimana Vicente berjalan sebelumnya. Setelah berdiskusi sesaat, mereka setuju pergi ke arah suara. Meski Vicente berkali kali meminta Aria tenang, semuanya dihiraukan oleh gadis itu.
Shinsunya saja sudah terkumpul sangat banyak di tangannya, entah kearah mana dia akan melemparkannya nanti.
Di ujung lorong, nampak Angel dkk melawan Rak dkk. Nampaknya mereka terpisah dari Khun dan Bam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...