"Kaichou...apa kau yakin menyerahkan tugas itu kepada junior kita?."tanya Hana ragu. Aku meliriknya dan diwajahnya terpatri sedikit kecemasan.
"Aku paham kau khawatir dengan keselamatan junior kita tapi percayalah junior kita tak sebodoh ataupun ceroboh sehingga membahayakan yang lainnya."ucapku berusaha menenangkan Hana.
"Benar kata Kaichou jika kita membagi tugasnya itu akan membuat tujuan kita akan cepat berhasil sebelum masa periode kaichou habis"ucap Ryo.
"Dari tugas itu kita bisa melihat kecakapan mereka "ucap Myamura yang fokus dengan ponselnya.
"Jika kau khawatir dengan mereka kau bisa mengawasi mereka aku tak akan mengikutsertakan dirimu dalam mencari pelaku yang mengeroyok Tanjiro senpai dan juga Sabito senpai."ucapku memandang Hana yang mengangguk mantap.
"Ryo,Zura kalian akan membantu siswa-siswi yang bermasalah disekolah ini."ucapku menatap Zura lalu menatap Ryo.
"Siswa yang bermasalah?maksudmu tugasku tidak ada bedanya dengan junior kita?."tanya Ryo menatapku tak percaya.
"Haahh...."aku menghela nafas sesbentar lalu berkata "maksudku kalian berdua akan menerima keluhan siswa SMA Gakuen dan berusaha mencari solusinya. Entah itu masalah keluarga,cinta,pembullyan atau yang lainnya."jelasku pada mereka.
"Oh...jadi Kaichou dan Myamura yang akan mencari pelaku yang mengeroyok Tanjiro senpai dan juga Sabito senpai?."
"Yup...tepat sekali."
"Kaichou...kau tak menjadikan dirimu sebagai umpankan?."tanya Hana menatapku.
Ruangan menjadi hening untuk beberapa saat. Semua pandangan mengarah padaku dan menunggu jawaban dariku. Aku menatap mereka satu persatu kemudian tersenyum lebar.
"Kita akan tau nanti setelah kita semua mulai bekerja."jawabku membuat mereke sedikit kecewa.
"Kaichou...ayo kita pulang bibi pasti sendirian dirumah."ucap Zura mengambil tasnya. Aku mengangguk dan mengambil tasku kemudian berpamitan kepada mereka.
"Haa.... kehamilan bibi udah masuk sembilan bulan akhir-akhir ini paman juga sering pulang telat dan juga kadang kalau hari libur jarang dirumah."ucapku sembari berjalan dan menatap langit sore.
"Apa jangan-jangan paman punya sel."
"HEH!! amit-amit jangan sampek paman akaza selingkuh jaga omonganmu entar jadi fitnah lho."
"Yaelah cuman bercanda."
"Hmmm."
Tidak ada perbincangan setelah itu. Aku dan Zura sibuk dengan pikirannya masing-masing. Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah.
"Tadaima..."ucap kami bersamaan. "Okaeri."suara seorang lelaki dengan lirih. aku masuk kedalam dan mendapati paman akaza bersama bibi koyuki yang tengah tertidur dibahu paman. Paman Akaza menatap kami dan menaruh telunjuknya didepan bibirnya 'jangan berisik' seperti itulah yang diisyaratkan paman. Aku mengangguk mengerti dan Zura malah mengacungkan jempolnya antusias.
Kami dengan perlahan menaiki tangga setelah itu membersihkan diri. Setelah mandi aku melihat Zura yang tengah tersenyum diatas kasur sambil menaruh ponselnya didepan dada lalu berguling-guling. Aku menatapnya dengan tatapan yang aneh.
'kenapa dah tuh anak?kerasukan? .'pikirku dan berjalan mendekat.
"Siapa kau!?keluar dari tubuh Zura sekarang!!."ucapku sedikit keras dan menyentuh dahi Zura dengan tangan kananku sementara tangan kiri untuk mengunci tubuhnya.
"Apaan sih!?amjir lah!!aku nggak kerasukan ya please."ucapnya dengan tenang. Aku terdiam sebentar dan berpikir bahwa orang yang kerasukan tidak mungkin setenang ini. Dengan perlahan aku melepas kuncianku pada Zura dan ia bernafas lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Muichirou x readers] musim dan memori 2 (END)
SachbücherKelanjutan dari yang pertama baca yang pertama dulu ya gaess makasih ^^