Pabrik Kebakaran

239 33 4
                                    

          Y/n menerobos masuk kedalam kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan kebakaran. Ia menatap tak percaya salah satu pabrik pamannya terbakar. Seorang gadis kecil menangis dan meraung-raung ingin masuk kedalam.

"Otou-san!!!huaa.... OTOU-SAN!!!SIAPAPUN SELAMATKAN OTOU-SAN HIKS."gadis itu meminta pertolongan pada orang lain tapi yang didapatnya hanya tatapan kasihan.

"Hei nak,apa ayahmu ada didalam?."tanya y/n berjongkok agar sejajar dengan gadis itu. Gadis itu mengangguk dengan mata yang sembap.

     Tanpa menunggu lama Y/n masuk kedalam pabrik.

"NONA JANGAN MASUK KESANA!!."

"TUAN BESAR AKAN MARAH NANTI."

     Y/n menulikan pendengarannya dan masuk kedalam pabrik. Ia tak tau harus pergi kemana dan ia hanya mengikuti kata hatinya.

"Uhuk uhuk."

      Ia menatap sekitar dan masuk lebih dalam lagi. Asap semakin pekat didalam. Ia semakin menutup hidungnya dengan kanan kirinya. Ia tersandung sesuatu dan saat ia melihat kebawah ternyata ada seorang pria paruh baya yang tertimpa rak kayu. Dengan hati-hati y/n menyingkirkan rak itu. Untung saja raknya tidak terlalu besar.

       Dengan segera ia memapah pria itu. Matanya terasa panas karena asap dan ia seringkali terbatuk karena bau asapnya. Tak hanya itu y/n juga berusaha menghindari reruntuhan kebakaran.

'sedikit lagi y/n.' batin y/n yang merasa sudah diambang batasnya. Ia mempercepat langkahnya meskipun beberapa kali hampir saja terkena puing bangunan.

"OTOU-SAN!!!."teriak gadis itu setelah melihat y/n memapah keluar ayahnya. Gadis itu menangis dan memeluk ayahnya yang mungkin pingsan.

"Nona, syukurlah anda selamat."

"Terimakasih Nona."

"Apa masih ada yang didalam?."tanya y/n membaringkan orang yang dipapahnya tadi.

"Bagus kalau begitu."kata y/n dan menjauh dari kerumunan dengan langkah gontai.

         Matanya terasa berat dan ia batuk beberapa kali. Hampir saja ia jatuh ketanah jika tidak ditangkap oleh Akaza. Dengan sigap Akaza menyuruh bawahannya untuk mengevakuasi orang-orang agar menjauhi pabrik. Sementara ia menggendong tubuh y/n dan membawanya kerumah sakit.

"North...cari tau siapa dalang dari kejadian ini."perintah Akaza dan diangguki oleh pria berjas hitam dibelakangnya.

     Matanya menatap keponakan satu-satunya yg terbaring dengan nanar. Tangannya tak berhenti mengelus lembut kepala sang ponakan.

"Bagaimana keadaannya?."tanya Koyuki yang baru saja tiba. "Dia baik-baik saja. Dia terlalu banyak menghirup asap hingga akhirnya dia pingsan."jawab Akaza.

"Syukurlah tidak ada korban jiwa dalam hal ini."

"Kau benar, jika aku menemukan pelakunya aku akan membuat hidupnya menderita."

"Jangan begitu,jika pelakunya orang terdekatmu apa kau tega menghukumnya?."ucap Koyuki membuat Akaza terdiam.

"Engghh...."erang y/n yg perlahan mulai membuka matanya.

"Y/n sayang...apa kau baik-baik saja?."tanya Koyuki cemas. Y/n tersenyum tipis dan menganggu bahwa dia memang baik-baik saja.

"Aku tau pelakunya."ucap Kei membuat semua atensi diruwngan ini menatapnya.

"Siapa?."tanya y/n menatap adik sepupunya itu.

"Saingan bisnis ayah dan tamu dirumah hari ini."mendengar itu y/n menatap tak percaya. Sementara Akaza sudah mengepalkan tangannya dan wajahnya merah padam seakan siap meledak. Hanya Koyuki yang menatap mereka bingung.

[Muichirou x readers] musim dan memori 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang