Takdir

314 34 4
                                    

"Bagaimana bisa aku memerankan karakter Somang?ah...tidak."gumamku sambil menyeka air mataku. Seseorang memberikanku sebuah sapu tangan berwarna biru dongker dengan segera aku  menerimanya dan menyeka air mataku dengan sapu tangan itu.

"Ter-KAU!?."teriakku dan tanpa sadar aku berdiri membuat bianglala itu bergoyang. Karena aku tak mau jati diketinggian 250m aku segera duduk kembali.

     Dihadapan ku saat ini ada seorang pria dengan jas hitamnya menatapku datar. Aku hanya bisa menghela nafas mencoba menenangkan diri. Tiba-tiba sesuatu terlintas diotakku dan aku langsung berdiri dengan spontan. Hal itu membuat bianglala yg kunaiki berguncang dan hampir saja aku jatuh jika tidak ditari oleh pria dihadapanku.

"Aku tidak mau mati."

"Aku tidak mau mati."

"Aku tidak mau mati."

"Aku tidak mau mati."

      Itulah yang aku gumamkan. Aku tidak peduli bagaimana posisiku dengan orang dihadapanku saat ini. Saat ini aku hanya bisa menutup mataku karena sepertinya bianglala ini akan jatuh.

"Pakai masker dan topimu."ujarnya padaku. Dengan perlahan aku berdiri dan duduk dihadapannya dengan tenang. Tak lupa aku memakai masker dan topi untuk menutupi identitasku.

      Pintu bianglalapun terbuka dengan segera aku keluar dan menelpon Ayumi tapi tidak diangkat. Aku mencoba menghubungi ponsel Soo Eun tapi diluar jangkauan.

"Mau kerumah hantu? mungkin saja temanmu ada disana."ucap seorang pria yg tepat dibelakangku. "Tidak perlu."tolakku tapi ia menarik tanganku dan pergi menuju rumah hantu.

"Tuan Tokitou. Apa yg Anda lakukan dengan menyeret seorang gadis."

"Tidak bisakah kau memanggil namaku dengan benar?."

"Hubungan kita tidak sedekat itu mengingat Anda yg sudah menyakiti dan meninggalkan saya. Oh,tentu saja Anda tidak lupa dengan pembakaran yg Anda lakukan pada pabrik paman saya."

"Aku sudah ganti rugi kepada pamanmu itu dan minta maaf."mendengar itu aku menatap punggung Tokitou tak percaya.

"Kita sampai."aku menatap rumah hantu seperti rumah hantu pada umumnya. Aku berjalan masuk mendahului Tokitou dan ia segera menyusul ku dari belakang.

"Ha....."aku menghela nafas gusar. Bagaimana tidak gusar saat ini kau sedang bersama cinta pertamamu dan beberapa hari yang lalu kalian melakukan 'itu'.

"Apa kau pulang dengan aman waktu itu?."tanya Tokitou. "Hmmm."jawabku singkat. Jujur saja aku masih sangat kesal bagaimana dia membiarkanku pergi sendiri tanpa ada niat mengantarku.

"Haisshhh...shibal!!."gumamku tanpa sadar.

"Apakah aku cantik?."sesosok hantu cantik dengan luka dimulutnya menyentuh tanganku.

"YAK!!!JANGAN MEMYENTUHKU."teriakku takut dan berlindung dipunggung Tokitou. Hantu itu mencoba menyentuhku beberapa kali. Tangannya yg dingin mengingatkanku pada tangan okaa-san saat meninggalkanku.

"MUI!!LAKUKAN SESUATU!!."teriakku menarik tangan Tokitou menghindari hantu sialan itu.

"Heh...aku akan melindungimu tapi kau harus memanggil namaku dengan benar."

"Iya iya!!cepat bawa aku keluar dari sini sialan!!."umpatku tak tahan karena hantu itu terus mengrayaiku.

       Muichirou menarikku dan berjalan dengan cepat meninggalkan hantu itu. Aku merasa lega sesaat sebelum hantu-hantu yang lain datang menjalankan tugasnya. Beberapa kali aku berteriak dan memukul Muichirou sampai akhirnya kami berdua keluar dari rumah terkutuk itu. Hantu dirumah hantu Korean tidak semenakutkam dirumah hantu Jepang. Oh...mungkin saja sama menakutkannya hanya saja aku memang tau asal muasal hantu jepang itu.

[Muichirou x readers] musim dan memori 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang