5. Mungkin?

1.5K 78 1
                                    

Setelah kejadian di lapangan tadi-tepatnya saat jam istirahat, kini semua siswa memperbincangkan dua couple baru. Dengar-dengar kejadian tadi membawa mereka sampai ke guru bk, bagaimana tidak? Semua guru pun jelas ikut menyaksikannya.

"Zay, lo tau nggak? Gue sempet videoin mereka waktu diomelin sama guru"

Dea datang entah dari mana, yang pada intinya dia bicara tiba-tiba.

"Lo ngintipin mereka di ruang bk?"

"Ya enggak lah! Mana berani gue"

Dea bilang saat semua murid dibubarkan dia masih berada di sana dengan kondisi ponsel yang masih on cam, kedua sejoli sempat dapat omelan dari guru sebelum di bawa ke ruang bk.

"Gila nggak sih tu bocil? Selama kita di sini belum pernah ada kejadian kayak tadi"

"Emang tadi lo nggak liat?," melihat reaksi datar Zay, Dea bertanya yang membuat si empu tentu mengangguk sebagai jawaban.

"Tadi sebelum ke sini gue juga sempet liat orang tua mereka baru dateng, mampus dah tuh! Bucin nggak tau tempat"

Dea mengoceh banyak hal tapi tidak semua cerita darinya dipahami oleh Zay, tatapan Zay terlihat kosong ke depan. Sepertinya Dea tidak menyadari itu, Zay keterlaluan.

"... Gue abis dikenalin orang tuanya, baik banget lagi, sekeluarga so sweet semua massa? Nggak kayak yang tadi, apaan begitu? Mau pamer? Duh! Enggak banget, amit-amit .. pasti mereka bangga jadi viral"

Sudah sampai mana cerita Dea? Untung Zay bisa nyambung dengan ceritanya meskipun tidak paham bagaimana alur pastinya.

"Iya, orang tuanya pasti bangga anak-anaknya viral," lanjut Zay asal yang membuat Dea makin terpingkal.

Dea sudah menjalin hubungan sejak kelas delapan dengan pacarnya, dulu keduanya memang satu sekolah sekaligus satu kelas, cinta monyet seberuntung itu untuk Dea.

Sangat jauh berbeda dengan Zay yang setiap dia suka, pasti rasa sukanya hanya sepihak. Dia belum pernah disukai tapi dia yang menyukai, kasihan.

"Yaudah, abis lulus langsung nikah," ungkap Zay asbun.

"Ngaco! Cari duit dulu yang banyak"

Dea tipe orang yang tidak suka ribet, sejak dulu dia ingin cepat lulus agar bisa cepat bekerja. Berbeda dengan Zay yang sangat ingin kuliah, meski Zay sendiri tidak tau akan dapat biaya darimana.

"Elo kali yang nikah dulu"

"Ngadi-ngadi," Zay menggeleng tak sampai berpikir ke sana.

"Ya siapa tau ada yang ngelamar lo habis wisuda kan?"

Mana mungkin? Bahkan itu sangat amat jauh dari kata mungkin. Tapi yang namanya Dea, dia pasti tak ada habisnya mengejek Zay, apa nasib Zay seburuk itu? Hingga orang lain bisa bebas menjadikannya lelucon? Oh, ayolah! Zay mengerti Dea tidak serius, tapi di luar itu kan-

Tidak perlu kau pikir berat Zay, bukankah hanya figuran?

Tbc.

𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang