28. Tantangan

472 29 0
                                    

Hembusan angin menerpa rambut hitam yang tergerai bebas, sejuknya terasa sampai kulit. Zay berdiri tidak jauh dari laut, menikmati pasir yang dipijaknya tanpa alas.

Ramai dan damai, keadaan yang tepat untuk menggambarkan pantai siang ini. Tapi cuacanya cukup membingungkan, kadang awan nampak gelap tapi tak lama akan kembali terik.

Bola mata Zay terfokus pada dua orang yang berlarian di tepi laut, bermain air. Zay masih belum ingin ke sana, tapi tanpa diduga percikan air menghantam wajahnya.

"Zay, ayo! Seru tau," ajak gadis berdress putih selutut lengkap dengan topi pantainya–dia Anya pacar dari teman Zaam.

"Nunggu apa sih? Ayo ah," Anya menarik Zay tanpa diminta, lalu mencipratinya air membuat Zay otomatis membalasnya.

"ZAAM SINI!"

Hilman memberi isyarat dengan tangannya, Zaam yang duduk manis ditikar bawah pohon kelapa tetap diam tak beranjak, Hilman berdecak melihat temannya yang kini malah fokus pada layar ponsel.

"Ck, eh gue samperin Zaam dulu ya," Hilman berlari kecil meninggalkan pacarnya yang tengah perang air bersama Zay.

"Kalo nggak mau, tarik aja yang," Anya berteriak dengan kedua tangan di samping bibir yang tentu di dengar oleh Hilman.

"Lo ikut ke sini mau ngapain? Diem plonga-plongo kaya kingkong? Kasian tuh cewek lo"

Hilman tidak ingin mendapat jawaban apapun, maka dia langsung menarik paksa seperti saran pacarnya. Zaam mau tak mau bergabung dengan ketiganya, meski dia bingung apa yang akan dia lakukan di sana.

"Nah, sebenernya gue punya tantangan buat kita, gue jelasin dulu ya?," Hilman yang berbicara,"Jadi, nanti gue sama Zaam bakal cepet-cepetan renang. Kalo salah satu dari kita kalah, dia dan pasangannya bakal traktir makan, gimana?"

"Setuju," Anya terlihat paling semangat merespon ide pacarnya.

"Kalian gimana?"

"Yang punya pasangan kan–"

"Deal"

Zay melotot kalimatnya dipotong dengan ucapan tanpa basa-basi Zaam, padahal jelas mereka bukan pasangan.

"Tapi jangan jauh-jauh ya?"

"Enggak sayang, cuma sampe bates bendera itu doang," Hilman menunjuk bendera berbentuk segitiga kecil di tengah laut.

"Jauh banget, nanti kalo kamu tenggelem aku mau sama Zaam gimana?"

"Astaga mulut cewek gue," Hilman mengelus dada, "Tenang aja aku udah biasa kok, lagian kalo aku tenggelem Zaam juga harus ikut," katanya melirik Zaam yang melengos.

"Kalian nggak pake pelindung apapun?," tanya Zay salah fokus.

"Nggak dalem-dalem amat, masih aman"

"Hati-hati"

"Acieee hati-hati jaga hati Zaam," random Hilman menggoda Zaam, padahal Zay bilang begitu untuk keduanya.

"Ck, cepetan"

Mendengar decakan Zaam, Hilman takut temannya tiba-tiba berubah pikiran, maka dia langsung menyusul Zaam yang sudah siap meloncat ke lautan.

Mendengar instruksi Anya, pengunjung sekitar ikut menyaksikan membuat suasana semakin ramai.

"SEMANGAT SAYANG!!"

Zay melotot mendengar teriakan Anya, kenapa Anya tidak malu berteriak seperti itu di tempat umum, malah Zay yang kini malu?

"HILMAN LEBIH CEPET!!," Anya lebih heboh sampai disusul sorakan orang-orang.

"Hilman"

"Hilman"

"Hilman"

"Ayo lagi guyss, Hilman, Hilman, Hilman"

Anya beretepuk tangan seraya menatap semua orang yang menyerukan nama Hilman, merasa bangga.

"Zay, lo nggak mau semangatin Zaam juga?," Anya menyenggol lengan Zay membuatnya sedikit terhuyung sebab berdiri tak seimbang.

"Dia bukan pacar gue, plis deh"

"Percaya deh yang calon suami, Zaamnya nggak gue rebut kok, becanda doang, tapi ..."

"ZAAM LO KAYA KAN?? NGALAH AJA UDAH"

"Kok?"

"Kalo soal traktiran emang siapa yang bakal nolak?," jawab Anya enteng tanpa mengalihkan pandangan lurusnya.

Tiba-tiba,"YES!," Zay memekik refleks sampai membuat Anya menoleh.

"Ngakunya bukan pacar, tapi ngedukung diem-diem, lucu banget sih pasangan gengsi," sindir Anya terang-terangan.

"Terserah deh"

"AYO SAYANG DEMI TRAKTIRAN" 

"HILMAN!! AYO!! WUUU," teriak orang-orang semakin heboh.

"HILMAN"

"HILMAN"

"Berisik banget"

"Makanya lo semangatin Zaam juga, biar makin berisik," Anya tergelak.

"Ogah"

"FIGHTING SAYANGG .. YANG MENANG DAPET KISS DARI AKU" 

Teriakkan super duper keras Anya membuat Zay menoleh lagi, lagi, dan lagi. Zay hanya tak habis pikir dengan kelakuan gadis itu.

Tbc.

𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang