6. Rencana

1.4K 75 3
                                    

Rabu, tidak ada yang spesial di hari ini sama seperti hari-hari biasa. Tapi, ada satu kegiatan yang biasa diadakan di sekolah, pertandingan basket antar sekolah tiap satu semester. Pertandingan itu jatuh tepat pada hari ini, dan ... tidak ada yang bisa Zay lakukan selain ikut menonton, sebab, pelajaran juga pasti akan dibebaskan.

Hari ini bunda juga meminta Zay untuk menitipkan kue kering buatannya ke kantin, tentu Zay dengan senang hati membantu bunda.

Sampai di sekolah, Zay langsung menuju kantin yang sepertinya baru buka, meminta izin untuk menitipkan dagangan bunda dan ibu kantin langsung menyutujuinya.

"Berapa jay?"

"Dua puluh, buk"

Bunda sengaja membawakannya sedikit karena kalau tidak terjual setidaknya tidak akan rugi banyak, mengingat ini pertama kalinya bunda menitipkan dagangan di sekolah Zay.

Setelahnya Zay segera menuju kelas, sayangnya di sana tidak ada siapapun, keadaan kelas sangat sepi tak seperti biasa. Kemana semua orang? Meski sebenarnya tidak terlalu heran sebab–memang dasarnya manusia sibuk, tetap saja sedikit aneh.

"Masih di sini? Buruan udah pada kumpul di lapangan," suara seseorang sedikit mengejutkan Zay yang masih kebingungan.

"Dea juga?," tanyanya pada teman kelasnya yang muncul dari luar tiba-tiba.

Teman Zay mengangguk dengan wajah bingung seperti sedang mencari-cari sesuatu di dalam tas serta laci mejanya, mau bertanya tapi sungkan. Zay pun memutuskan untuk beranjak dari kelas dan tanpa berbicara apapun.

Benar saja, semua sudah di lapangan basket, ini karena Zay yang tidak diberi tahu atau dia saja yang memang tidak tahu alias ketinggalan informasi?

Untuk sekarang sepertinya tidak mungkin Zay menemui Dea, dia masih mendampingi anak cheers. Sudah kelas akhir masih saja sibuk, seharusnya mereka sudah fokus dengan ujian akhir yang dihadapi nantinya sebelum lulus.

Oke, kembali ke pertandingan.

Pertandingan kali ini dimenangkan sekolah lain, bukan masalah, lagipula sekolah ini sudah sering memenangkan banyak pertandingan. Anggap saja memberi kesempatan untuk orang lain menang.

Pukul sepuluh tepat, semua murid sudah boleh pulang karena kegiatan juga sudah selesai, begitu pula dengan Zay dan Dea yang saat ini sudah berada di parkiran.

"Aduh de, kelupaan! Gue kantin dulu ya? Tungguin!"

"Ngapain?," teriakan Dea tak dihiraukan oleh Zay yang berlari buru-buru.

Sampainya di kantin dengan napas naik turun, Zay berusaha menetralkannya yang turut ambil perhatian ibu kantin.

"Kenapa lari-lari jay?"

"Ibuk, saya lupa mau ambil titipan bunda"

"Ibuk kira jay udah pulang, kuenya laku, banyak yang suka jay, besok bunda suruh buat yang banyak ya?"

"Serius buk? Makasih ya, nanti aku bilang bunda"

Ibu kantin menyerahkan keranjang kue yang sudah kosong sekaligus memberikan uang hasil jualan, dan Zay langsung memberikan upahnya untuk ibu kantin. Betapa senangnya bunda kalau tau kuenya habis terjual.

Ingat sesuatu, Zay langsung pamit dan kembali berlari sampai ke luar gerbang, Dea menunggunya di sana, cewek itu pasti akan mengomel.

Dan, tidak–Dea terlihat tengah berbincang dengan seorang siswi dari kelas lain, sepertinya urusan cheers.

Melihat Zay sudah tiba, Dea segera mengajaknya pulang dan menyudahi pembicaraannya dengan adik kelas yang mana merupakan cheers leader's tahun ini.

Zay sampai di depan rumah, dia lihat pintu rumahnya terbuka, biasanya karena sudah ada penghuninya, pasti bunda juga sudah di rumah.

"Assalamualaikum," ucapnya saat masuk.

"Waalaikumussalam"

"Loh kok udah pulang? Kayak anak TK aja,"

"Lagi ada kegiatan bun, jadinya pulang cepet," jawab Zay usai menyalimi tangan bunda.

"El ganteng, lagi apa?," Zay langsung menghampiri El yang asik bermain sendiri di ruang tamu.

"Mobil-mobilan, akak cantik mau naik sama El?"

"Akak mau ganti baju dulu ya? Baru nanti kita naik bareng, oke?," perkataan Zay tanpa menunggu lama langsung disetujui oleh El dengan anggukan mantapnya.

Zay lalu memberikan uang dan keranjang pada bunda dan bunda terlihat senang mendengar apa yang Zay bilang.

"Bunda? Jalan-jalan yuk, sama El juga"

"Bunda kan harus siapin bahan buat adonan kue besok, nak"

"Nanti Zay bantuin, kali ini aja mau ya ... kita jalan-jalan bartiga, udah lama kita nggak quality time, bunda pasti juga capek kerja," Zay dengan tatapan mata memohonnya.

Tbc.

𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang