35. Tenggelam (?)

462 22 3
                                    

"Yang lo lakuin makin buat gue nggak nyaman, gue mau lo selesain masalah itu, bukan dengan cara ngancem, mereka semua jadi ngehindar dan itu buat gue ngerasa bersalah"

"Sejak kenal lo rasanya hidup gue nggak setenang dulu"

"Emang bener, nyatanya yang gue inginkan bukan berarti itu yang terbaik buat gue"

"Gue bukan pemeran utamanya tapi gue jadi terseret masalah utama"

Zay terus memandangi layar ponsel yang menampilkan sebuah postingan berdominan warna dark, itu akun instagram milik Zaam Eijaz.

Kolam renang luas yang terletak di belakang rumah besar–yang Zay tinggali terasa begitu tenang dan damai.

Tempatnya outdoor, membuat angin berhembus bebas menerpa wajah. Zay duduk sendirian di samping kolam bersih yang terjaga, kedua kakinya dia masukkan ke dalam air.

Sore hari yang seharusnya menenangkan kini justru bertolak belakang dengan perasaan tidak nyaman yang hinggap memenuhi isi pikiran Zay.

Blurpp

Zay berjingkat begitu terdengar suara air dan kolam renang yang bergerak, awalnya sempat takut, tapi dia tidak bodoh sampai berpikir ada hantu kolam di sore hari yang cerah.

Mata Zay seketika melotot melihat siapa yang keluar dari air kolam yang sejak tadi nampak tenang. Zaam, lelaki yang menyita angannya sampai membuatnya menstalk akun sosial medianya. 

Sontak Zay menutup matanya kala tidak sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat, Zaam shirtless. Beruntung yang Zay lihat separuh tubuh yang masih berada di dalam air, andai tadi cowok itu keluar Zay tentu dapat melihatnya jelas.

Suara gelombang air terdengar semakin dekat dan Zay masih mempertahankan posisinya tanpa mau bergerak sedikitpun, bibir bawahnya sampai ia pun gigit lantaran was was.

Tidak lama, terdengar pergerakan seseorang yang naik dari kolam.

"Terserah bilang apa"

Zay tercekat, suara berat Zaam terdengar jelas menyapa pendengaran, rasanya begitu dekat.

Ini bagaimana bisa? Bagaimana bisa ada orang di sana dan Zay tidak mengetahuinya? Bodoh sekali.

"Lain kali jangan ke kolam sembarangan"

Zay merasa tubuhnya kaku seperti patung, cowok itu pasti risih dengan keberadaan Zay. Tentu saja.

Lagipula Zaam mau mencoba bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di dalam air, sangat tidak lucu. Untuk apa pula cowok itu melakukannya? Cape hidup?

Entah apa yang dilakukan oleh Zaam tadi, Zay sungguh tidak tau dan tidak ingin tau.

Tapi kalau Zaam tahu, mungkin dia mengira Zay bodoh karena sudah berpikiran aneh, padahal sungguh Zay tidak mengerti olahraga air. Maklum, dia saja tidak bisa berenang.

Saat suara langkah kaki terdengar menjauh, Zay menurunkan kedua tangannya dari wajah dan bernapas lega.

Zaam sudah mendengar semua celotehannya, ada baiknya juga cowo itu tau, setidaknya dia sadar kalau salah, tapi sepertinya tadi tidak .. malah ucapan sarkas Zaam membuatnya sakit hati.

Zay menoleh ke belakang dimana Zaam sudah menghilang alias masuk ke dalam rumah, sorot matanya kembali lurus memperhatikan air yang masih bergoyang, lalu pandangannya jatuh ke bawah menatap kakinya yang semula hanya diam di dalam air–sampai mendorong keinginannya untuk menggerakkan, meluapkan kebodohan yang telah dia lakukan sembari terus merutuk.

"AKAAKK"

"AAA"

Byurrr

Zay tercebur ke kolam yang tingginya mencapai dua meter lebih, kedua tangannya yang bergerak ke atas sama sekali tidak membantu. Zay tidak bisa berpikir bagaimana caranya menyelamatkan diri, dia hanya berpikir kalau mungkin dia akan meninggal.

Semakin lama pasokan oksigen semakin menipis, tubuhnya terasa dingin terombang-ambing bersama air, kesadarannya hampir menghilang. Tapi Zay dapat mendengar samar-samar kalau El berteriak memanggil siapapun.

Tbc.

𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang