Chapter 5

262 29 2
                                    

Selamat membaca ygy....

.
.
.

"ca mau aku nyanyiin lagi?" spontan khai berbicara

Syahilla sedikit menengok ke belakang dan berucap pelan, "apa ca? hah bumi kah?"

"NAMA GUE SYAHILLA, SIAPA CA CA?" Bentak syahilla seraya pergi meninggalkan khai dengan hentakan kakinya.

Mata khai langsung melotot bingung melihat kelakuan syahilla, apa yang salah panggilan sya juga kan bisa di pelesetin jadi ca ya kan.

"perempuan prikk lu, lagian ini mulut kenapa dah ngucap ca segala ini pasti karena akhir-akhir ini sering mikirin gadis yang gue sebut ca terus" gumam khai seraya berjalan ke lorong sekolah menuju kelasnya.

•~• •~• •~• •~•

Jam pelajaran terakhir seluruh kelas pun di bebaskan karena para guru sedang rapat untuk acara ujian kelas 12 minggu depan, seluruh murid bebas melakukan aktivitas apapun di jam terakhir ini ada yang bermain bola, basket, atau hanya sekedar nongkrong saja di kantin.

Lain halnya dengan tiga laki-laki yang sedang duduk di atas meja tepat depan alun-alun sekolah, dengan baju seragam yang di keluarkan dan dasi di pakainya tak beraturan. ketiga laki-laki itu duduk di atas meja memandang kosong ke arah gedung kelas 11 ipa di seberang alun-alun sana.

"Muke lu kontrol pak ketu" celetuk daniel sambil menebas tangan khai

"apasi niel, muka khaisar tetep ganteng ko gimana pun komuknya"

"nah bener kata dika, bagaikan anugerah terindah yang dimiliki memang susah kalo dari sananya udah ganteng" ujar khai dengan sombong penuh penekanan tetapi matanya tetap berpandangan lurus kedepan entah melihat apa.

Daniel dan dika pun tak bisa berkutik lagi, memang betul khaisar adalah laki-laki paling tampan diantara mereka bertiga, selain tampan temennya yang satu ini merupakan titisan sultan asli cap sunda.

Tiba-tiba saja dika turun dari tempat duduknya, dan menghentikan langkah seseorang yang hendak melewati geng savana itu.

"sep sakedap sep, gitar teh alus kieunya abi nambut sakedap sep yeuh sakeur meser kopi ka mang umar geura jung" ucap dika yang tiba-tiba menghentikan langkah asep berniat meminjam gitarnya

artinya "sep sebentar sep, gitarnya bagus gini aku pinjem bentar ya ini buat beli kopi ke bang umar sana cepet"

"makasih dik, tapi inget jangan lupa balikin lagi ke studio takut di marahin pak Prapto" ujar asep yang menerima uang dari dika, ia pun langsung melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan geng savana itu.

Dika kembali duduk di atas meja di samping khai dengan memegang gitar di atas pangkuannya, tangan kanan dika mencolek-colek pundak khai yang berada di sebelahnya. "khai ?" panggil dika

"apasi dik ah"

"ajarin main gitar dong, biar tari tertarik dengan sosok dika"

"ayolah khai ajarin" ujar dika lagi, rengekannya kepada khai seperti adik yang meminta sesuatu pada kakaknya.

"kaya anak kecil lu ngerengek gitu" ini bukan khai yang menjawab tapi daniel, khai masih fokus pandangannya kedepan tanpa menggubris obrolan kedua temannya.

Terdengar dari jauh ada seorang laki-laki yang berlari mendekat kearah geng savana itu, laki-laki itu datang dan membisikkan sesuatu pada salah satu anggota geng savana.

"dik di cariin sama orang, mereka nunggu di gerbang belakang sekolah" bisiknya seraya menepuk pundak dika lalu ia pergi sesaat menyampaikan pesan kepada dika.

Bumi & Takdirnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang