Chapter 18

148 20 1
                                    

Udah Chapter 18 aja nih guys, selamat membaca mafren
.
.
.
.







Motor laki-laki itu melaju dengan cepat, berisikan 2 orang manusia yang sedang mencemaskan gadis kecil yang tengah sakit sangat terlihat dari raut wajah mereka. khaisar laki-laki itu mengendarai motornya dengan sedikit melamun sepanjang jalan ia terus memikirkan malaikat kecilnya itu, sedangkan di belakang khai sudah ada perempuan yang ikut dengannya karena perempuan itu juga mencemaskan lava. di depan mereka ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja mengerem mendadak dan membuat motor khaisar langsung berhenti begitu saja.

"ah hampir aja"

"duh khai hati-hati dong" ucap syahilla yang tubuhnya terdorong kedepan membuatnya memeluk khaisar karena motor itu tibatiba berhenti.

"sorry ca, mobil depan rem mendadak"

"udah pegangan makanya ca nanti kaya tadi lagi bahaya" lanjutnya laki-laki itu

"modus banget sih lo cepet jalan lagi lava kasian"

"pegangan dulu ca baru jalan cepet atuh, kamu kasian sama lava ga?"

"yauda iya, ayo jalan" ucapnya dengan terlihat malas namun tetap memegang pinggang khaisar di motornya.

Motor laki-laki itupun kembali berjalan namun kali ini ia lebih hati-hati, tak lama setelahnya sampai lah mereka tepat di pekarangan rumah khaisar. laki-laki itu yang membuka helmnya dan helm syahilla kemudian ia langsung berlari masuk kedalam rumahnya.

"ca ayo" ucapnya yang menggenggam tangan syahilla lalu mengajaknya sedikit berlari.

Di sebuah kamar itu sudah terdapat gadis kecil yang tengah di gendong ibunya seraya terus menangis karena merasakan sakit, neneknya disana ikut membantu menenangkan gadis kecil itu disana.

"bundaaa" ucap khai yang kemudian masuk kamar dengan syahilla.

"khai akhirnya datang juga, ayo sekarang kerumah sakit" ujar bunda

"ayo teh bawa lavanya ke dalam mobil" titah khai yang mengajak semuanya pergi dan lalu mereka semua berjalan keluar.

"k-kak ica huaa ava sakit kak hiks hiks, ava mau di gendong sama kak ica" ucap lava yang terbata-bata menahan sakit dan tangisannya.

"gapapa sya?" tanya anisa

"gapapa teh sini lava aku yang gendong, teteh siapin barang-barang lava aja"

"yauda nis bawa barang-barang yang di perlukan, khai sama syahilla ke mobil duluan aja, bunda sekalian mau ambil tas dulu di kamar" titah bunda yang di angguki mereka semua.

Setelahnya mereka pun pergi menuju rumah sakit di kursi depan sudah ada khaisar yang menyetir dan di sampingnya sudah ada syahilla yang duduk memangku lava, di kursi belakang terdapat bunda dan anisa.

"sabar ya sayangnya om" ucap khaisar di lampu merah yang mencoba menenangkan lava dengan sedikit mengelus rambutnya.

"khaisar terlihat sangat sayang sama khawatir banget ya" gumam syahilla dalam hatinya yang memperlihatkan khai.

•~• •~• •~• •~•

Di sebuah jalan raya yang sangat sepi terlihat seperti jalanan yang biasa di pakai balap liar disana,  sudah ada dua orang perempuan dan laki-laki yang tengah berhenti seperti mencari sesuatu.

"ka ngapain ngajak kesini?" tanya perempuan itu.

"sa disini di tempat kita berhenti sekarang adalah tempat yang dimana nyawa seseorang melayang" jawab laki-laki itu

Bumi & Takdirnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang