Gerimis di luar juga dingin yang menguar membuat sebagian besar manusia memilih mendekam di rumah. Ditemani minuman hangat juga sajian film keluarga favorit.
Di antara puluhan manusia yang melakukan hal itu adalah Tendri. Dengan segelas teh hangat dia mengambil remote televisi memilih film apa yang akan menemaninya malam ini.
Dia mengangguk pelan dan menjatuhkan pilihan pada film 'Into the Woods' yang tayang tahun 2017 lalu itu. Film lama tapi Tendri begitu menikmati saat menontonnya.
Biasanya Tendri akan menonton ini dengan putri kecilnya yang cerewet. Tapi saat ini anak dan istrinya sedang ada di Jakarta sana, salah satu dari sepupu istrinya akan menikah.
Seharusnya Tendri juga ikut tapi dengan dalih 'urusan pekerjaan' dia bisa mangkir. Lagi pula apa serunya berkumpul dengan keluarga besar istrinya?? Paling paling nanti dia akan ditanya habis-habisan.
Gaji sekarang berapa?? Istri kok dibiarin kerja?? Gak mau tambah anak kan si May udah besar??
Ahhh merepotkan. Makanya saat ada peluang menghindar ya lebih baik dihindari saja. Dari pada makan hati.
Intro film sudah dimulai. Dia tersenyum kecil ikut menyanyi saat semua tokoh di film menyanyi.
"I wish~"
Tapi baru saja hendak melihat Cinderella yang memberi makan burung saat bel rumahnya berbunyi membuatnya mengernyit.
Hujan di luar sudah deras pun dengan malam yang semakin larut. Siapa yang dengan kurang ajarnya berkunjung?!
Tendri mendengus mem-pause filmnya kemudian bangkit dengan ogah-ogahan. Selimut tipis yang melingkari bahunya dia eratkan.
"Iya sebentar!"
Dia memutar kunci pintu dan pemandangan di depannya membuatnya terpekur.
"Dirga??"
Dirga disana dengan tubuh basah kuyup juga mata memerah. Anehnya senyum tipis terukir disana.
"Gue rasa gue udah ngacauin segalanya"
Dengan itu Tendri menarik Dirga masuk ke rumahnya.
🌼🌼🌼
Sedari dulu Dirga punya kebiasaan untuk mengadu. Lahir sebagai bungsu membuatnya lebih sering merengek pada setiap orang di keluarganya.
Kendati tahun berlalu hal itu tetap masih melekat dari dirinya. Dirga selalu butuh tempat untuk mengadu dan mencurahkan apa yang hatinya rasakan.
Dulu saat kecil Dirga punya Galih, kakaknya yang akan mendengar setiap rengekan juga curahan hatinya saat tengah kesal. Juga punya Ibu yang akan menimpali setiap akhir ceritanya jika Galih malah baik meledek.
Dulu Dirga punya Bintang yang akan dengan senang hati membuka telinganya lebar-lebar mendengar keluh kesahnya. Mendengarkan lalu mengomel panjang lebar sebelum memberinya solusi untuk masalahnya.
Dulu Dirga punya Tendri yang walaupun tampak tak acuh dan lebih tertarik melihat anjing yang lewat selalu mampu menjadi temannya bercerita.
Saat waktu berlalu pelan-pelan Dirga mulai kehilangan tempatnya mencurahkan hati. Galih yang kini sibuk dengan keluarganya sendiri dan jauh darinya. Ibu dan Bintang yang sudah berpulang lebih dulu. Dan Tendri yang jelas sibuk akan urusannya sendiri.
Sadar akan hal itu Dirga lambat laun mulai terbiasa menyimpan semua hal sendiri. Berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan masalahnya tanpa uluran tangan orang lain.
Tapi ternyata Dirga sudah tidak bisa menahannya sendiri lagi hingga tau-tau malah pergi ke rumah Tendri hanya untuk mengadu. Dia mendengus berpikir kalau dirinya begitu kekanakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✓
FanfictionDi antara luasnya langit, Dirga hanya berharap bahwa kehangatan akan selalu memeluk rumahnya.