Dirgantara -10-

4.1K 681 39
                                    

Malam ini terasa jauh lebih dingin dari malam-malam yang lain bagi Nova. Keningnya mengernyit dengan tubuh yang menggigil meringkuk dalam selimut.

Nafasnya terasa panas pun dengan tubuhnya yang terasa ngilu. Matanya terasa berat untuk terbuka. Singkatnya Nova malam ini terserang demam.

Sebenarnya Nova sudah tidak merasa baik sedari tadi sore tapi Nova adalah Nova yang kalau tidak tepar tak mau berhenti bergerak.

Mungkin ini efek beberapa hari ini begadang untuk memperbaiki proposal yang syukurnya berakhir disetujui kepala sekolah tadi pagi.

Tapi karena terlalu memaksakan diri beberapa hari belakangan tubuhnya kini memberontak memperingatinya bahwa yang dia lakukan kemarin tidak baik bagi tubuhnya.

Nova mengernyitkan keningnya saat merasa begitu pening. Syukurnya Nova hanya demam tidak batuk atau flu yang membuatnya susah bernafas. Hanya demam. Tapi menyiksanya begitu luar biasa.

Dia melenguh dan berbalik kesana-kemari saat rasanya tidak nyaman. Dia bahkan tidak bisa menemukan posisi nyaman untuk terlelap!! Sungguh ini menyiksanya.

"Abang!"

Suara pintu yang terbuka membuatnya mengerang tertahan pun dengan suara bocah yang saat ini terdengar berjalan mendekatinya.

"Aku mau pinjem pulpen yang tintanya merah dong. Buat highlight catatan"

Nova mendengus kecil, highlight catatan katanya. Sejak kapan Nafa mulai mencatat??

"Cari sendiri coba" katanya dengan suara parau.

"Nono kenapa??"

Nafa yang hendak mengacak meja sampai berhenti dan melangkah mendekatinya. Baru saja hendak duduk dan memeriksa kakaknya, Nova malah mendorongnya pelan .

"Jangan dekat-dekat, Na. Nanti ketularan"

Nafa mendengus.

"Gak bakal ketularan"

Nova mengerang pelan saat Nafa meletakkan tangannya di atas keningnya.

"Panas banget. Aku kompres ya??"

Nova mengernyit dan menggeleng.

"Gausah kamu istirahat aja sana. Jangan begadang"

"Yaudah aku minta tolong ayah kalau gitu"

"Gausah ngaco ayah baru pulang. Aku gak apa-apa Nana, cuman demam"

"Ck"

Nafa tidak suka pernyataan itu, Nova terlalu meremehkan demam. Padahal Nafa sering sekali masuk rumah sakit hanya karena demam. Bedanya Nafa demam sampai mimisan sih.

Jadi tanpa mengindahkan perkataan Nova dia bangkit dan keluar dari kamar. Tubuhnya setengah berada di kamar Nova dan setengah lagi berada di koridor. Mencoba berteriak sekuat tenaga agar dapat terdengar hingga ke bawah.

"Ayah!! Abang sakit!"

Tidak lama setelahnya Nafa mendengar Nova mengerang kesal dan sebuah bantal melayang ke arahnya.

🌼🌼🌼

Dirga menghela nafas saat menatap termometer menunjukkan suhu 38°. Tangannya terulur mengusap kening putranya yang panas.

"Panas banget bang" katanya sambil mulai mengompres kening Nova dengan handuk kecil.

"Hm. Suruh Nana tidur Yah"

Dirga mendengus.

"Iya. Kamu juga tidur, istirahat. Kemarin-kemarin sibuk banget emangnya bang?? Makan gak teratur, jam tidur juga berantakan kayaknya"

Dirgantara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang