Dirgantara -25-

4K 631 58
                                    

Langkah kaki Nova menggema di lorong rumah sakit yang sepi. Kakinya melangkah cepat nyaris berlari menyusuri setiap lorong untuk bisa sampai di ruangan adiknya.

Rumah sakit di sore menjelang malam memang sedikit sepi membuat langkah Nova bisa lebih leluasa. Ingin cepat-cepat melihat Nafa.

Tadi pagi Nafa masih harus di ICU dan baru bisa keluar saat sore hari. Selama itu Nova malah harus ke sekolah karena tanggung jawabnya yang harus dia tuntaskan terlebih dahulu.

Perasaannya membuncah membuka dengan perlahan pintu di depannya. Senyumnya tak bisa dia tahan saat melihat Nafa balas menatapnya dengan senyuman tak kalah lebarnya.

Nova lantas melempar asal tasnya dan bergerak maju memeluk anak itu erat. Dia menyembunyikan wajahnya pada bahu Nafa menghirup dalam-dalam aroma tubuh anak itu yang entah kenapa selalu bisa membuatnya merasa tenang.

"Nakal! Dasar kebo! Tidurnya lama banget" Katanya pelan masih memejam menikmati hangat yang dia rasakan.

Pelan-pelan pelukannya terbalas, Nafa turut meletakkan kepala di atas bahunya. Menepuk pelan punggungnya.

"Dari pada cengeng" bisiknya pelan membuat Nova tertawa pelan.

"Takut banget"

"Gak apa-apa namanya juga hidup"

"Gak gitu konsepnya!" Kata Nova menepuk pelan punggung Nafa karena gemas.

Nafa sendiri hanya terkekeh.

"Padahal enggak salah" cicit Nafa. Nova hanya mencebik kembali mengeratkan pelukan mereka.

Hening. Keduanya memilih diam menyalurkan setiap rasa yang tak bisa diungkapkan. Tentang setiap rasa takut yang pelan-pelan terkikis.

Keduanya terdiam masih saling mendekap saat pintu ruang rawat terbuka. Sontak keduanya menoleh ke arah pintu.

"Loh Om Yudha?!"

Senyum Nova hilang begitu saja.

🌼🌼🌼

Nova punya kebiasaan buruk dimana dia sulit menyukai orang-orang baru di sekitar adiknya. Rasanya aneh.

Orang itu dia kenal sebagai bos Haidar yang selalu diceritakan adiknya setiap malam. Lalu tiba-tiba berubah menjadi teman lama ayah saat jabatan tangan pertama kali mereka.

Yang tidak Nova mengerti adalah orang itu, Ayudha selalu datang setiap hari sejak Nafa dirawat. Menemani ayahnya seolah dia bagian yang benar-benar dekat dengan keluarganya.

Nova masih tidak paham saat semua orang merasa itu wajar saat hati dan otaknya menolak hal itu. Rasanya semua yang berhubungan dengan Ayudha benar-benar aneh. Sus.

Dahulu saat adiknya pertama kali menceritakannya sebagai om pengamen tapi bukan Nova masih merasa itu hanya satu bagian dari hari panjang adiknya.

Tapi lama kelamaan cerita adiknya mulai berkembang menjadi cerita seorang anak yang bertemu dengan bagian lain dari keluarganya. Nova merasa aneh.

Hanya bayangkan adiknya itu adalah makhluk paling susah dekat dengan orang lain jika tidak didekati lebih dahulu. Dan dari yang Nova tangkap selama ini Ayudha tidak tampak seperti seseorang yang mau mendekati bocah ingusan macam adiknya. Jadi pasti adiknya itu yang mendekat lebih dahulu. Dari situ saja Nova sudah merasa begitu aneh.

Tadi setelah Ayudha datang ayah menyuruhnya pulang untuk membersihkan diri dan istirahat sejenak di rumah. Baru setelah pukul delapan malam Nova kembali ke rumah sakit.

Tapi yang membuatnya kepikiran adalah sikap adiknya. Dari bagaimana Nafa tampak bahagia bertemu dengan Ayudha juga bagaimana anak itu suka hati menerima setiap perlakuan Yudha, Nova merasa itu tidak benar.

Dirgantara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang