Dirgantara -28-

3.7K 576 32
                                    

Ruangan Nafa tak pernah seramai ini sebelumnya. Begitu banyak orang disini. Mengelilingi Nafa dan tersenyum manis ke arahnya. Suasana terkesan hangat dan meriah.

Ada Tendri dan keluarga kecilnya lengkap dengan kucing-kucingnya. Ada Yudha juga disini. Riuh.

Sosok wanita dewasa disana mendekat duduk di kursi sebelahnya memijat tangannya sebentar lalu lekas mengambil sarapan khusus miliknya di nakas.

"Nafa sarapan sama Tante ya??"

Dhania, istri Tendri mulai menyuapi Nafa dengan perlahan-lahan setelah mendapat anggukan dari Nafa.

Di sudut ruangan sudah ada May yang bermain dengan dua kucingnya. Nova turut disana duduk menemani anak sebelas tahun itu. Sesekali menggoda anak itu yang katanya naksir kakak kelasnya. Gemas.

Om Yudha dan Tendri sendiri sibuk menyiapkan dekorasi ruangan. Dari tadi keduanya berteriak satu sama lain. Ramai.

"Jangan ditempel di tv juga, bego!"

"Ya kata Lo tadi boleh??!"

Nafa tertawa hendak membantu tapi orang-orang di ruangan itu sudah menatapnya tajam. Nafa bahkan belum beranjak!

Ngomong-ngomong ayah pergi ke bandara menjemput om Galih dan anaknya. Istrinya tidak bisa ikut karena harus menjaga nenek disana. Hehe tak apa, Nafa tidak masalah.

"Na kita perlu kue gak?? Atau cukup makan-makan aja??"

Nova duduk di dekat kakinya dengan ponsel dalam genggamannya.

"Boleh. Yang coklat ya!!"

"Oke"

Nova lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Aku nitip di Renjana sama Adit aja katanya mau ke sini agak siangan. Haidar sama Yoga jadi ikut dek??"

Nafa mengangguk menerima suapan yang Tante Dhania sodorkan.

"Huum. Nanti agak siang soalnya Haidar mau nyuci dulu"

Nova hanya mengangguk kemudian berbaring di atas paha adiknya. Tak merasa malu meski disaksikan banyak orang.

"Seneng gak??"

Nova mendongak menatap pada Nafa yang mengangguk dan balas menatapnya.

"Seneng banget!!"

Setidaknya jawaban itu cukup untuk membuat Nova menarik senyum sama lebarnya.

🌼🌼🌼

Makin siang ruangan Nafa makin ramai. Haidar dan Yoga datang merusuh membawa sekresek roti tawar. Katanya kalau mau menjenguk orang harus ada buah tangan.

Lalu tidak lama Renjana dan Adit yang menyusul datang dengan sekotak kue coklat pesanan Nova.

"Ini yang ulang tahun mana nih??"

Renjana nyeletuk sambil duduk di sebelah Nafa mulai mengambil tangan kurus anak itu dan memijatnya dengan pelan.

"Masih jemput Om"

Mulut Renjana membulat dan mengangguk. Berbasa-basi sejenak dengan Nafa kemudian mendekati Nova yang kembali bermain dengan May juga kucing-kucingnya.

"Masih sakit Na??"

Kini giliran Haidar dan Yoga yang mendekat. Haidar duduk di space kosong ranjangnya sedangkan Yoga duduk di kursi sebelahnya.

"Udah enggak kok besok paling pulang"

"Oh iya??"

Nafa tersenyum dan mengangguk.

"Eh tau gak sih Na si Husen kemarin nembak cewek"

Dirgantara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang