pencuri

7.8K 568 26
                                    


_Fahmi POV_

Perlahan tapi pasti matahari mulai terbenam, semburat jingga seolah menyapa.
Saya tersenyum melihatnya.
Saya menyukai suasana senja, menikmatinya diatas sebuah bangunan seakan menjadi rutinitas saya.

Alasan saya menyukai senja, karna senja itu setia.
Dia selalu menepati janjinya untuk tetap hadir.
Meski saya tau hadirnya tak selamanya.
Ia selalu menemani saya saat saya merasa sendiri.
Ia mampu membuat saya tersenyum akan keindahannya.

Saya menyukainya karna Allah.
Allah yang menciptakan keindahan senja.
Saya juga bersyukur karena Allah memberikan saya Indra penglihatan yang sempurna sehingga saya bisa melihat keindahan ciptaanya.

Tak terasa, azan magrib berkumandang.
semburat jingga telah pergi.
digantikan oleh kelamnya malam.
Saya memutuskan untuk turun dan bersiap menunaikan shalat.

Saat perjalanan menuju masjid,
Tak sengaja seorang wanita cantik menabrak bahu saya.
Saya liat dari gelagatnya seperti seseorang yang tengah terburu buru.

"Astaghfirullah.., ngapunten e." ucapnya.
Mata yang indah dengan bulu mata yang lentik menatap ke arah saya.
Saya seolah terhipnotis dengan tatapannya.
Tatapan mata indah itu telah mengunci pandangan saya.
Beberapa saat mata saya terkunci sampai akhirnya saya tersadar dan langsung meminta ampunan kepada Allah.

"Ngapunten e nggeh mas, wau Kulo mboten ningali enten njenengan." wanita itu terus saja meminta maaf kepada saya.

"Nggeh mboten nopo-nopo dek."ucap saya.

"Saya duluan ya mas." pamit wanita itu

"Monggo dek."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Wanita itu meninggalkan saya yang masih saja diam mematung seribu bahasa.
Ia pergi begitu saja tanpa tanggung jawab karena sudah mencuri hati saya.
Hancur sudah pertahanan benteng hati saya karenanya.

Astaghfirullah ada apa ini kenapa dia bisa dengan mudahnya mencuri hati saya, menghancurkan semua yang sudah lama saya jaga~batin saya.

"Assalamualaikum Gus," sapa seseorang sembari menepuk pundak saya dan membuat saya terkejut.

"Astaghfirullah." Ternyata orang itu adalah Ridho teman satu kamar saya di pesantren.

"Ada apa dho?"lanjut saya.

"Jawab dulu dong salam nya."

"Astaghfirullah iya lupa, waalaikumsalam. Ada apa?"

"Gus kamu ga papa kan?, Saya liatin kok kaya lagi ngelamun gitu, ga baik Gus ngelamun Maghrib Maghrib nanti kesambet." ucap ridho sahabat karib saya di pesantren.

"Eh enggak kok tadi cuma liatin semut lewat, ngomong ngomong sudah saya kasih tau jangan panggil saya Gus kalau lagi di area pondok." jawab saya.

"Hehehehe maap Gus- eh maksudnya Fahmi."

"Ya udah yuk kita ke masjid aja takut keburu masbuk."

_Fahmi POV end_

Mereka segera menuju masjid yang berada tak jauh dari asrama mereka.
Dalam perjalanan, mereka melewati beberapa santriWati yang hendak ke masjid juga.
Mereka menundukkan kepalanya, ada juga yang mencuri-curi pandang kearah Fahmi.

Dari dulu Fahmi memang jadi incaran para santri Wati.
Tak sedikit juga santriwati yang mengirimkan surat kepada Fahmi melalui Ridho.
Namun semua tidak digubris oleh Fahmi.

Sesudah Fahmi dan ridho sholat mereka hendak kembali ke pondok.
Tapi Fahmi melihat gadis itu lagi.
Gadis yang tanpa permisi mencuri hati Fahmi.
Keadaan masjid sudah cukup sepi, hanya ada Fahmi, Ridho dan santri yang duduk didalam masjid.

Kuterima KhitbahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang