Bila langit-langit senja termenung.
Kicau burung-burung, serta desau daun-daun berlabuh keheningan.Semilir angin tak lagi menelisik mata redupnya.
Bayang wajahnya, berkaca pada genangan air
tak lagi menampakan.
Menjamah ruang dan waktu dalam kesedihan.Memikirkan perihal masalah yang kembali hadir.
Merenungi segalanya yang sudah menjadi takdir.
Berharap masalah segera menyingkir.
Tergantikan oleh senyuman yang selalu terukir.Bukan laut namanya jika tak berombak.
Bukan Hidup namanya jika tak ada masalah.
Bukan cinta namanya jika tak pernah terluka.Sore ini Zahra tengah berada di taman belakang pesantren.
Menyendiri, memikirkan nasib diri sendiri.
Memikirkan suaminya yang bersikap diluar prediksi.
Sudah lebih dari 2 hari, baik Zahra maupun Fahmi masih enggan menurunkan ego masing-masing diri."Ya allah hamba lelah, Kenapa setiap datangnya masalah, Bagiku susah untuk mencari celah. Ya allah apakah ini cara mu menguji. Agar hati ku kuat macam besi. Ya allah berikan lah kekuatan pada diri, agar semua ini sanggup ku lewati. Ya Allah, Ajari aku untuk tetap tenang dikala masalah datang. Ajari aku untuk sabar, dikala kabar mulai samar. Ajari aku untuk ikhlas, dikala luka telah membekas. Ajari aku untuk tabah, dikala sikap nya yang berubah-ubah. Hamba mengerti mungkin ini semua adalah cobaan yang harus kami hadapi, maka berikanlah kami petunjuk untuk melewati ujian ini ya Allah, aamiin." Ucap Zahra menatap lurus bayangan dirinya dalam kolam.
"Masalah demi masalah semua orang pasti merasakannya, Cobaan pun tak luput menghampiri diri setiap hamba." Ucap Gus Hisyam tiba-tiba, entah sejak kapan beliau disana.
"Eh mas Hisyam," Zahra reflek menundukkan kepalanya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam mas,"
"Boleh saya duduk?" Tanya Gus Hisyam.
"Silahkan mas," jawab Zahra sembari sedikit menggeser posisi duduknya.
"Bagaimana kabar rumah tangga kalian?"
"Alhamdulillah mas, masih baik-baik saja." Zahra berbohong, ia tidak mau orang luar mengetahui masalah rumah tangganya.
"Setiap rumah tangga akan selalu dihampiri banyak masalah, tergantung bagaimana cara kalian menyelesaikan. Membiarkan keegoisan kalian yang bekerja atau membuat kekuatan cinta kalian yang akan mengambil alihnya, mas tidak tau pasti masalah apa yang tengah kalian hadapi, tapi jika diantara kalian tidak ada yang mau mengalah mas yakin masalah tidak akan pernah bisa terselesaikan. Sejujurnya mas tidak mau terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian, tapi sekarang kamu adalah bagian dari keluarga saya, tanggung jawab saya. Saya tidak bisa melihatmu merenung setiap hari disini. Asalkan kamu tau, suamimu juga sama kacaunya denganmu, saran mas temui dia, bicara baik-baik dengannya, dan mas minta tolong untuk sedikit sabar menghadapi sikap nya yang masih kekanak-kanakan. Semoga masalah kalian cepat terselesaikan, mas pamit, assalamualaikum." Gus Hisyam pamit setelah menjelaskan panjang lebar.
"Waalaikumussalam mas," jawab Zahra.
Setelah kepergian Gus Hisyam, Zahra memikirkan perihal saran dari kakak iparnya itu.
Mungkin benar yang beliau katakan, masalah tidak akan terselesaikan jika semua dikuasai oleh keegoisan.Sedangkan tanpa Zahra sadari seorang wanita cantik melihat kearahnya dengan tatapan sulit untuk diartikan.
Sedari tadi wanita itu sudah berada tak jauh dari tempat Zahra berada, mendengar semua percakapan antara Zahra dan Gus Hisyam."Ternyata kecurigaan ku selama ini memang benar adanya, tapi mengapa harus kamu sembunyikan semua ini dariku Ra?" Guman wanita itu diakhiri senyuman getirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterima Khitbahmu
SpiritualSelamat datang di cerita baru saya . Kisah ini bercerita tentang seorang anak kyai yang jatuh cinta kepada seorang santriwati dalam diamnya. Lama memendamnya sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengkhitbah wanita pujaannya. Apakah santriwati itu aka...