langit dan bumantara

4K 329 6
                                    

_ Fahmi pov _

Bisa hidup bersamamu adalah hal yang mampu membuat saya merasakan hal yang selama ini saya dambakan.
Denganmu, mampu membuat saya melupakan segala kepahitan yang pernah saya rasakan.
Karena perhatian darimu dan perlakuan manis mu mampu menutupi pahitnya kehidupan yang saya jalani dulu.

Dibawah sinar temeram bulan.
Saat kau tuturkan sebuah pengakuan, pengakuan yang mampu membuat hati saya tak karuan.

Benarkah penantian yang selama ini saya harapkan benar benar terjadi?
Jika memang iya, maka ijinkanlah saya menjadi orang paling bahagia malam ini.
Tak sadar, air mata kebahagiaan terus membasahi pipi.
Hingga bulan sabit yang muncul diraut wajah saya kian terpatri.

Sudah lebih dari 15 menit saya menunggu ia keluar dari kamar mandi.
Ya, setelah tadi saya mendengar pengakuannya yang mengatakan bahwa ia belum menstruasi selama 2 bulan ini, akhirnya saya memutuskan untuk membeli test pack di apotek. Beruntung apotek tersebut masih mau melayani pembeli, meskipun hari sudah larut.

Saya sangat tidak sabar menantinya keluar dari ruangan tertutup dihadapan saya.
Apakah memang proses nya lama atau kamu hanya ingin mempermainkan saya ya zaujati?

"Apa masih lama ya zaujati?"

"Sebentar lagi mas," suara indah itu mulai menyeruak di telinga saya. Dan itu semakin membuat saya tak sabar menantikan hasilnya.

"Apa perlu saya bantu?" Astaghfirullah, kenapa saya semakin gemas karena prosesnya begitu lama.

"Sabar mas,"jawab nya.

Dalam hitungan detik, saya lihat Zahra keluar dari kamar mandi.
Melihat dari raut wajahnya kenapa tidak memperlihatkan sebuah kebahagiaan?
Apa memang hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan?

_ Fahmi pov end_

***

_ Zahra pov _

"Apa masih lama ya zaujati?" ku dengar mas Fahmi yang mulai tidak sabaran.

"Sebentar lagi mas," jawab ku

Sejujurnya aku masih belum memeriksa apakah aku memang benar hamil atau tidak, aku masih takut jika aku tau nantinya hasil itu akan mengecewakan mas Fahmi, aku tidak mau itu.

Dengan gugup, ku yakinkan diri untuk membuka kemasan alat itu. Dan kemudian aku lakukan sesuai instruksi yang tertera di kemasan tersebut.

"Apa perlu saya bantu?" lagi-lagi ku dengar suara mas Fahmi yang benar-benar tak sabaran.

"Sabar mas," jawabku, sekilas aku ulas sedikit senyum ku karena reaksi mas Fahmi yang begitu antusias. Dan detik berikut senyumanku luntur seketika ketika terlintas dipikiran ku dengan kemungkinan jika aku tidak sedang mengandung buah hatinya.

"Sekarang aku benar-benar berharap dengan keajaiban dari mu, ku harap semua sesuai dengan harapan kami. Aku tidak ingin membuat kecewa mas Fahmi."gumanku meminta kepada sang pemilik ku.

Hati ku dibuat berdebar tak beraturan, aku menunggu alat ini bekerja tanpa melihatnya.
Pandanganku terus menengadah menatap ke langit-langit kamar mandi. Aku masih khawatir hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

"Udah belum ya, " gumanku.

"Sayang, kamu ga kenapa-kenapa kan?" Ku dengar suara mas Fahmi yang mulai khawatir, mungkin karena terlalu lama menungguku keluar.

"Iya mas," sahut ku.

"Aku lihat hasilnya bareng sama mas Fahmi aja deh, aku ga kuat lihat sendirian."

Kuterima KhitbahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang