Takdir cinta

3.1K 239 15
                                    

_Bila pov_

Pagi kembali menyapa, sang Surya mulai menunjukkan pesona
Pagi yang penuh dengan cahaya
Menggantikan malam yang gulita
Menerangi alam semesta raya
Perlihatkan keindahan sang Maha Karya

Namun cahaya surya tak mampu menerangi hatiku yang penuh nestapa.
Hari ini tepat dimana aku harus melepas paksa segala rasa yang selama ini ada.
Dan dituntut untuk menggantinya dengan rasa yang baru untuk seseorang yang tak kumau.

Hari ini adalah hari pernikahanku, hari dimana seharusnya aku diselimuti kebahagiaan dan kegembiraan bukan kecewa dan dilema. Hari dimana harusnya wajahku dihiasi senyuman manis bukan tangisan yang tak kunjung berhenti. Tapi aku tak bisa berbuat apapun selain menerima ini semua.

Menikah dengan seorang yang sama sekali tidak aku cinta adalah hal yang tak mudah. Bahkan kini dengan bodohnya aku justru mencintai laki-laki lain, bukan ia yang saat ini akan menjadi suamiku. Aku benci pada diriku sendiri, aku benci pada keadaan yang menempatkan aku dalam posisi ini, posisi dimana aku tidak bisa memilih jalan hidupku sendiri. Aku benci pada rasa cinta ini, rasa cinta yang telah berubah menjadi racun dan merusak akal sehatku sendiri.

Aku tidak yakin akan bisa mencintai laki-laki yang akan menjadi suamiku saat ini, karena rasa cintaku yang begitu besar untuk laki-laki lain. Hatiku seolah sudah terisi penuh oleh sosoknya, tak ada lagi celah untuk orang lain tinggal disana.

Aku tau aku salah, aku tau rasa ini juga tidak benar. Tapi apa yang bisa aku perbuat, aku tidak pernah meminta rasa ini ada, tapi ia hadir dengan sendirinya, aku tidak bisa mengendalikan itu semua.
Aku seolah berada diposisi yang serba salah, menikah dengan mas Aryapun aku rasa bukan pilihan yang tepat, karena disini aku seperti menjadi wanita jahat yang belum bisa mencintai suamiku sendiri. Tapi aku sendiri juga tak mungkin melanggar perintah dari orangtuaku.

Aku rindu pada diriku yang dulu, aku rindu menjadi wanita yang tidak mengenal rasa cinta. Wanita yang selalu menjadi panutan dan kesayangan semua orang. Dimana diriku yang dulu?, Sungguh aku rindu.
Aku benci pada diriku yang saat ini, yang tidak bisa menguasai diriku sendiri, aku benci itu.

Ya Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia, hamba mohon bantulah aku untuk menghapus nama laki-laki lain di hatiku, dan tanamkanlah nama laki-laki yang beberapa detik lagi akan menjadi suamiku. Bimbinglah aku ya rob.

_Bila POV end_

***

_Arya pov _

Masih teringat dalam kepala, bagaimana aku bertemu dengannya 5 tahun yang lalu. Seorang wanita yang namanya selalu ku sebut dalam syair-syairku. Setiap untaian kata indah yang kutulis tersirat harapanku untuk memilikinya. Meskipun aku tau hatinya tidak tertuju padaku, tapi aku yakin Allah tidak akan membiarkan sesuatu terjadi jika tidak ada hikmah didalamnya.

Kini untuk pertama kalinya jantungku berdetak  sehebat ini, keringat dingin membasahi pelipis ku. Namun beruntung masih ada AC masjid yang sedikit menyejukkan ruangan ini. Saat ini aku tengah berada didalam masjid, duduk didepan kyai Ahmad, ayah dari wanita yang sebentar lagi akan menjadi istriku. Puluhan atau bahkan ratusan pasang mata menatap ke arahku.

Aku jabat tangan milik kyai Ahmad, ku dengarkan baik-baik setiap kata yang terucap dari mulut pria paruh baya itu. Membacakan ijab dengan mata yang berkaca-kaca, terlihat bagaimana beratnya beliau melepas putrinya kepada pria lain. Tapi insyaallah aku berjanji akan menjaga putrinya dengan nyawaku sendiri yang menjadi jaminannya.

Kutarik nafasku dalam-dalam dengan basmalah yang kuserukan dalam hatiku.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahri madzkur haalan."suaraku nampak begitu lantang dan yakin atas apa yang telah ku ucapkan, ucapan yang bukan hanya sekedar kata. Tapi sebuah janji yang kuikrarkan pada yang maha kuasa.

Kuterima KhitbahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang